50
4.3. Tingkat Konsumsi Pangan Anak
Konsumsi pangan yang dilihat pada penelitian ini yaitu tingkat konsumsi energi dan protein serta jenis makanan dan frekuensi pangan anak yang diukur
dengan menggunakan metode food recall 24 jam dan formulir food frequency.
4.3.1. Tingkat Konsumsi Energi Anak
Dari hasil penelitian diperoleh data tingkat konsumsi energi anak seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3. Distribusi Konsumsi Energi Anak di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010.
No. Konsumsi Energi
Jumlah Persentase
1. Baik
7 17,5
2. Sedang 22
55,0 3. Kurang
11 27,5
Jumlah 40 100,0
Hanya 17,5 anak yang mempunyai tingkat konsumsi energi baik, dan 27,5 anak konsumsi energi kurang.
4.3.2. Tingkat Konsumsi Protein Anak
Anak yang kekurangan protein dapat menimbulkan penyakit gangguan gizi seperti kwashiorkor dan marasmus.
Tabel 4.4. Distribusi Konsumsi Protein Anak di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010.
No. Konsumsi Protein
Jumlah Persentase
1. Baik
6 15,0
2. Sedang 19
47,5 3. Kurang
13 32,5
4. Defisit
2 5,0
Jumlah 40 100,0
Universitas Sumatera Utara
51
Hanya 32,5 anak yang mempunyai tingkat konsumsi protein kurang, dan 5,0 anak tingkat konsumsi protein defisit.
4.3.3. Jenis Dan Frekuensi Konsumsi Pangan
Jenis dan frekuensi pangan anak diperoleh dengan menggunakan formulir food frequency, hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Konsumsi Pangan Anak di PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Di Kelurahan Merdeka Kecamatan
Medan Baru Tahun 2010
Frekuensi Makan
≥
1 xhr 4-6 xmgg
1-3 xmgg 1-3 xbulan
Jenis Makanan
n n n n
Jumlah Makanan Pokok
Nasi 40
100,0 0,0
0,0 0,0
40 100,0
Mie 9
22,5 12
30,0 19
22,5 0,0
40 100,0
Roti 3
7,5 14
35,0 23
57,5 0,0
40 100,0
Lauk
Daging Ayam 0,0
0,0 2
5,0 13
32,5 15
37,5 Daging Sapi
0,0 0,0
0,0 7
17,5 7
17,5 Ikan
0,0 1
2,5 16
40,0 23
57,5 40
100,0 Telur
4 10,0
11 27,5
20 50,0
0,0 40
100,0 Tahu
7 17,5
15 37,5
18 45,0
0,0 40
100,0 Tempe
6 15,0
17 42,5
17 42,5
0,0 40
100,0 Ikan teri
4 10,0
12 30,0
21 52,5
3 7,5
40 100,0
Sayur
Bayam 0,0
1 2,5
31 77,5
8 20,0
40 100,0
Kentang 0 0,0 0 0,0 11
27,5 29 72,5 40 100,0
Buncis 0 0,0 1 2,5 29
72,5 10 25,0 40 100,0
Daun Ubi 0,0
3 7,5
29 72,5
8 20,0
40 100,0
Kangkung 0 0,0 3 7,5 27
67,5 10 25,0 40 100,0
Sayur paret 0 0,0 0 0,0 14
35,0 26 65,0 40 100,0
Sawi putih 0 0,0 2 5,0 19
47,5 19 47,5 40 100,0
Buah
Nenas 0 0,0 0 0,0 12
30,0 28 70,0 40 100,0
Pepaya 0,0
0,0 7
17,5 33
82,5 40
100,0 Jambu biji
0,0 0,0
9 22,5
31 77,5
40 100,0
Semangka 0 0,0 0 0,0 14
35,0 26 65,0 40 100,0
Universitas Sumatera Utara
52
Pangan sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi anak adalah nasi, mie dan roti. Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua anak mengkonsumsi nasi
sebagai makanan pokok setiap hari. Pangan kelompok lauk sebagai sumber protein yang sering dikonsumsi anak adalah telur, tahu dan tempe. Sebesar 10,0 persen
anak mengkonsumsi telur setiap hari. Tahu 17,5 dan tempe 15,0 sebagai sumber protein nabati dikonsumsi setiap hari oleh anak.
Untuk pemenuhan vitamin, ternyata konsumsi sayur sudah bervariasi dilihat dari jenis sayur yang dikonsumsi. Namun dari hasil wawancara diketahui bahwa
jumlah konsumsi sayur pada anak sedikit, dikarenakan anak kurang suka sayur. Dalam konsumsi buah juga sudah bervariasi, dimana anak memperoleh buah yang
dibeli oleh ibu dari pedagang yang menjajakan buah dengan menggunakan gerobak
dorong atau sepeda.
4.4. Status Gizi Anak
4.4.1. Status Gizi Anak BBU