23
dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hal terpenting dalam pembelajaran adalah adanya interaksi yang baik diantara
komponen-komponen pemebelajaran yaitu guru, siswa dan lingkungan belajar. Model pembalajaran juga tidak kalah penting perannya dalam proses
pembelajaran. Joyce dan Weil dalam Abimanyu 2008: 2-3 menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam
merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan adalah Cooperative Learning.
2.1.5.1 Pengertian model Coovertive Learning
Roger, dkk. 1992 menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisisir oleh satu prinsip bahwa
pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar
bertanggungjawab atas pembelanjarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran angota-anggota yang lain Huda, 2011:29. Menurut
Suprijono 2012:54 pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Menurut Taniredja, dkk. 2012:55
24
pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri: 1 belajar bersama dengan teman, 2 selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman,
3 saling mendengarkan pendapat diantara pendapat anggota kelompok, 4 belajar dari teman sendiri dalam kelompok, 5 belajar dalam kelompok kecil, 6
produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, 7 keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri 8 siswa aktif shal, 1994.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran berbasis sosial yang menekankan adanya
aktivitas belajar kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk bekerja sama saling membantu dan berperan aktif dalam kelompok. Dengan adanya
keterlibatan satu sama lainnya dapat meningkatkan hubungan sosial diantara siswa dan diperoleh hasil belajar yang optimal. Selain terjadinya interaksi sosial dengan
sesama siswa, interaksi juga terjadi antara guru dengan siswa, karena dalam pelaksanaan pembelajaran siswa menerima arahan dari guru dalam melaksanakan
tugas.
2.1.5.2 Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Learning a
Orientasi
Seperti dalam setiap pembelajaran akan diawali dengan kegiatan orientasi. Dalam kegiatan orientasi guru menyepakati dan memahami
bersama dengan siswa tentang apa yang akan dipelajari serta bagaimana
25
strategi pembelajarannya. Guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah serta hasil akhir yang diharapkan.
b Kerja kelompok
Kerja kelompok merupakan bagian inti dalam pembelajaran. Kegiatannya dapat berupa memecahkan masalah, atau memahami dan
menerapkan suatu konsep yang dipelajari. Kerja kelompok dapat dilakukan dengan berdiskusi, observasi, percobaan dan sebagainya. Pembentukan
kelompok kooperatif tidak berdasarkan kemampuan, tetapi dalam satu kelompok dibuat beraneka ragam kemampuan siswa dan gender. Menurut
Webb, prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan cenderung meningkat jika mereka berada dalam kelompok yang jumlah anggotanya seimbang
antara lai-laki dan perempuan Huda, 2011:271. Dalam kerja kelompok guru perlu menyesuaikan waktu lamanya kegiatan dengan kedalaman materi yang
akan ditugaskan dalam kelompok. Supaya kegiatan kelompok terarah sesuai dengan cakupan materi, guru memberikan instruksi atau panduan singkat
sebagai pedoman siswa dalam melakukan kegiatan.
c Tes Kuis
Pada akhir kegiatan diharapkan semua siswa telah memahami masalah yang telah dikaji bersama kelompok. Kemudian masing-masing siswa
menjawab tes sebagai tolak ukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap masalah. Penilaian yang dilakukan mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik pada setiap individu siswa.
d Penghargaan kelompok
26
Langkah terakhir adalah langkah pemberian penghargaan pada kelompok yang memperoleh kenaikan skor tertinggi berdasarkan tes individu.
Penghargaan yang diberikan harus berupa sesuatu yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran yang akan datang.
2.1.5.3 Keuntungan Pembelajaran Coopertive Learning