Kelancaran pembacaan dapat membantu pendengar untuk menangkap bacaan yang jelas. Pembacaan yang terlalu cepat mengakibatkan pendengar sulit
memahaminya bahkan menyebabkan pendengar mudah lelah. Pembacaan yang terlalu lambat mengakibatkan pendengar merasa tidak sabar menunggu dan jenuh.
2.2.8 Teknik Membaca Puisi
Ada beberapa teknik membaca puisi yang lazim digunakan para pembaca puisi. Teknik membaca puisi itu Soleh, 2010:1-6 antara lain 1 membaca puisi
dengan membawa teks, 2 membaca puisi dengan teknik deklamator, 3 membaca puisi dengan teknik keaktoran, dan 4 membaca puisi dengan teknik dramatisasi.
1 Membaca Puisi dengan Teknik Membawa Teks
Membaca puisi dengan membawa teks dan membacanya dengan mengikuti emosi yang sesuai dengan isi puisi tersebut. Posisi yang dilakukan bisa berdiri atau
duduk bergantung pada kebutuhan pembacanya.
2 Membaca Puisi dengan Teknik Deklamator
Membaca puisi dengan teknik deklamator pada umumnya tidak membawa teks. Pembaca puisi dengan teknik ini disebut deklamator. Kebutuhan menghapalkan
teks puisi oleh para deklamator bertujuan untuk penghayatan yang tepat sesuai motivasi dari emosi puisi. Para deklamator cenderung memiliki suara yang kuat,
dengan kepatuhan pada tanda baca, selain gerakan-gerakan yang terarah sesuai dengan kebutuhan isi puisi.
3 Membaca Puisi dengan Teknik Keaktoran
Membaca puisi teknik keaktoran ini cenderung rumit. Pembaca dituntut mengekpresikan seluruh puisi melalui metode pemeranan. Dengan teknik keaktoran,
ekspresi jiwa puisi tampak pada emosi pembaca. Seringkali pembaca puisi memainkan peran dalam pembacaannya. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki, dan
badan dimaksimalkan secara total. Oleh karena itu, aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca.
Pada hakikatnya membaca puisi dengan deklamasi puisi adalah sama, yaitu ketika seseorang membaca puisi juga membutuhkan teknik deklamasi dalam
membaca nya. Di antaranya, memperhatikan vokal, pelafalan, ekspresimimik, intonasi, penghayatan, serta gesture yang sesuai dengan isi puisi.
2.2.9 Dramatisasi
Dramatisasi puisi atau mendramakan puisi hakikatnya adalah mendialogkan puisi. Ada penggabungan dua unsur seni di dalamnya yaitu seni baca puisi dan seni
drama Doyin, 2008:6. Hal ini sejalan dengan pendapat Haryanto 2009:9 bahwa karakteristik drama adalah dialog. Dramatisasi dapat diartikan sebagai upaya
mendialogkan puisi. Mendialogkan puisi berbeda dengan membacakan puisi secara bergantian.
Puisi yang bisa didramatisasiikan adalah jenis puisi yang mengandung unsur drama. Unsur drama tersebut berupa dialog. Jadi, puisi untuk dramatisasi memiliki
unsur dramatik, berupa dialog di samping unsur naratif, berupa cerita.
Dramatisasi puisi memerlukan kolaborasi antar pemeran. Untuk itu, dramatisasi memerlukan penyutradaraan sederhana yang bertugas memberikan
instruksi secara garis besar permainan dramatisasi puisi Waluyo 2001:98. Penyutradaraan ini diperlukan untuk memberikan anasir dalam dramatisasi berupa 1
menginterpretasikan isi puisi, 2 mengubah puisi menjadi dialog, 3 memberikan instruksi garis besar permainan dramatisasi puisi. 4 mengatur dialog, akting, setting,
dan property seperlunya.
2.2.10 Latihan Dasar Teater