Pendekatan Scientific KAJIAN TEORI

sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya; 2 kegiatan manusia, misalnya pendidikan, transportasi, komunikasi; 3 lingkungan geografi dan budaya yang terdapat di lingkungan anak dari yang terdekat sampai yang terjauh; 4 kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh- tokoh dan kejadian-kejadian yang besar; 5 anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. Sedangkan, karakteristik IPS ditinjau dari strategi penyampaian pengajaran, berdasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak diri sendiri, keluarga, masyarakattetangga, kota, region, negara dan dunia Hidayati, 2008:1-26. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS di SD diarahkan untuk membekali siswa sebagai warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab dengan karakteristik pembelajaran IPS di tingkat SD yang mengkaji lingkungan sekitar, kehidupan dunia serta gejala sosial yang muncul seiring perkembangan zaman.

2.1.5 Pendekatan Scientific

Pendekatan ilmiah scientific appoach merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pelaksanaan pembelajaran dalam kelas sesuai dengan hasil pengembangan Kurikulum 2013. Pendekatan ini dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Proses pembelajaran dapat menyentuh tiga ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga diharapkan menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan tidak langsung. Siswa dalam proses pembelajaran langsung melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan. Lima tahapan kegiatan belajar tersebut dikenal sebagai pendekatan ilmiah scientific appoach. Sedangkan, pembelajaran tidak langsung adalah berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap Permendikbud, 2013:4-5. Keunggulan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran adalah dapat mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran serta menarik penyajian proses pembelajaran. Permendikbud nomor 81 A tentang Implementasi Kurikulum 2013 Permendikbud, 2013:5-6 menyebutkan lima langkah pembelajaran menggunakan pendekatan scientific sebagai berikut: 1. Mengamati Mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti. Kegiatan belajar dalam proses mengamati meliputi membaca, mendengar, menyimak, dan melihat tanpa atau dengan alat. 2. Menanya Menanya merupakan kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Tujuan guru bertanya adalah membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik serta mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. 3. Mengumpulkan informasi Kegiatan dalam tahap mengumpulkan informasi antara lain melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek kejadian atau aktivitas, melakukan wawancara dengan nara sumber, dan lain sebagainya. 4. Mengasosiasikan Kegiatan dalam tahap mengasosiasikan adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengumpulkan maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini bersifat menambah keluasan dan kedalaman informasi dari berbagai sumber. 5. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

2.1.6 Model Mind Mapping

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA POWER POINT PADA SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

4 36 279

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING BERBANTUAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 10 344

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 01 SEMARANG

1 15 264

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

3 15 216

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SISWA KELAS VB SD N SEKARAN 01 KOTA SEMARANG

0 32 316

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBLE BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 264

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

1 13 224

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING BERBANTUAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02 KOTA SEMARANG

0 12 225

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

1 17 287

Peningkatan Kualitas pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 02 Kota Semarang.

0 1 1