3.1 Jenis Penelitian
Penelitian  dapat  diklasifikasikan  dari  berbagai  sudut  pandang  antara  lain dari  pendekatan  analisisnya,  kedalaman  analisisnya  serta  sifat  permasalahannya.
Dilihat  dari  kedalaman  analisisnya,  penelitian  dibagi  atas  dua  macam  yaitu penelitian  kualitatif  dan  penelitian  kuantitatif.  Penelitian  kuantitatif  bertujuan
untuk  menemukan  ada  tidaknya  hubungan  antara  variabel  satu  dengan  variabel yang lainnya.
Berdasarkan  kedalaman  analisisnya,  penelitian  dibedakan  atas  penelitian deskriptif dan inferensial. Sedangkan dilihat dari sifat permasalahannya penelitian
dibagi  atas  delapan  jenis,  yaitu  penelitian  historis,  deskriptif,  perkembangan, penelitian  kasuslapangan,  korelasional,  penelitian  kausal  komparatif,  penelitian
eksperimen,  dan  penelitian  tindakan.  “Penelitian  korelasional  bertujuan  untuk menemukan  ada  tidaknya  hubungan  antar  variabel  satu  dengan  yang  lain,  dan
apabila ada, beberapa eratnya hubungan serta berarti ada tidaknya hubungan itu” Arikunto, 2006: 270.
Sesuai  dengan  judul  dalam  penelitian  ini  yaitu  “  Hubungan  Antara Dukungan Sosial Dengan Self Efficacy Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa
Jurusan  Bimbingan  dan  Konseling  Universitas  Negeri  Semarang”,  maka penelitian  ini  termasuk  dalam  jenis  penelitian  deskriptif  kuantitatif  korelasional.
Hal  ini dikarenakan penelitian ini memiliki tujuan untuk  melihat hubungan antar dua variabel dan dalam proses analisi data, penelitian ini menggunakan data-data
numerik  atau  angka  yang  diolah  dengan  metodestatistik,  setelah  diperoleh
hasilnya kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka dengan metode statistik tersebut.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tetentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk  dipelajari  dan  kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono,2011:  64. Variabel dari penelitian ini terdiri dari variabel bebas X dan variabel terikat Y. Variabel
bebas  adalah  variabel  yang  mempengaruhi  atau  yang  diselidiki  pengaruhnya. Sedangkan  variabel  terikat  yaitu  variabel  yang  muncul  sebagai  akibat  variabel
bebas.  Sedangkan  menurut  Azwar  2005:99  variabel  merupakan  konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek yang dapat bervariasi secara
kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :
1 Variabel  Bebas  Independent  adalah  gejala  yang  sengaja  dipelajari pengaruhnya  terhadap  variabel  terikat.  Variabel  bebas  X  dalam
penelitian ini adalah “ Dukungan Sosial” 2 Variabel  Terikat  Dependent  adalah  suatu  gejala  akibat  dari  variabel
bebas. Variabel terikat Y dalam penelitian ini adalah “Self Efficacy”.
3.2.2 Hubungan Antar Variabel
Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel utama yaitu dukungan sosial dan  self  efficacy.  Dalam  hal  ini  dukungan  sosial  adalah  dukungan  atau  bantuan
yang  berasal  dari  orang  lain  seperti  teman,  keluarga,  tetangga,  teman  kerja  dan
orang-orang  lainnya,  yang  diterima  oleh  mahasiswa  Bimbingan  dan  Konseling. Sedangkan  self  efficacy  adalah  keyakinan  individu  bahwa  mereka  mampu  untuk
melakukan  suatu  tindakan  yang  akan  menghasilkan  sesuatu  yang  duharapkan. Hubungan kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 3.1 Hubungan Antar Variabel X dan Y
Dukungan Sosial X
Berdasarkan  Bagan  3.1  dapat  dideskripsikan  bahwa  hubungan  antara variabel X yaitu dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap variabel Y yaitu self
efficacy.
3.2.3 Definisi Operasional Variabel
Setelah  variabel-variabel  penelitian  diidentifikasi,  maka  langkah selanjutnya  yaitu  menyusun  definisi  operasional  variabel.  Tujuannya  yaitu
mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen sebagai alat pengumpul data. Definisi  operasional  merupakan  suatu  definisi  mengenai  variabel  yang
dirumuskan  berdasarkan  karakteristik-karakteristik  variabel  tersebut  yang  dapat diamati Azwar 2005: 24. Definisi operasional dari variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Self efficacy Y
3.2.3.1 Dukungan Sosial
Yang  dimaksud  dengan  dukungan  sosial  pada  mahasiswa  jurusan Bimbingan  dan  Konseling  Universitas  Negeri  Semarang  adalah  dukungan  yang
diterima  mahasiswa  jurusan  Bimbingan  dan  Konseling  yang  sedang  menyusun skripsi dari orang lain, seperti dukungan emosi, yang membuat mahasiswa merasa
nyaman,  didukung  dan  dicintai.  Dukungan  penghargaan  yang  membuat mahasiswa  merasa  kompeten,  bernilai  dan  memiliki  harga  diri.  Dukungan
instrumental  yang  membuat  mahasiswa  merasa  terbantu  dalam  hal  materi. Dukungan  informasi  dan  dukungan  jaringan  sosial  yang  membuat  mahasiswa
merasa memiliki minat yang sama.
3.2.3.2 Self Efficacy
Yang  dimaksud  dengan  self  efficacy  pada  mahasiswa  jurusan  Bimbingan dan  Konseling  Universitas  Negeri  Semarang  adalah  belief  atau  keyakinan  yang
dimiliki  mahasiswa  jurusan  Bimbingan  dan  Konseling  yang  sedang  menyusun skripsi bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil outcome yang
positif  dari  penyusunan  skripsi  yang  mencakup  dimensi  level,  strenght,  dan generelaty.
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi
“Populasi  adalah  wilayah  generalisasi  yang  terdiri  atas  subyek  yang mempunyai  kuantitas  dan  karakteristik  tertentu  yang  ditetapkan  oleh  peneliti
untuk  dipelajari  dan  kemudian  ditarik  kesimpulannya”  Sugiyono,  2008:117. Populasi  bukan  sekedar  jumlah  yang  ada  pada  subyek  yang  dipelajari,  tetapi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek. Populasi dalam penelitian  ini  adalah  seluruh  mahasiswaI  S1  Bimbingan  dan  Konseling
Universitas Negeri Semarang Tahun Angkatan 20092010 yang sedang menyusun skripsi dengan jumlah 48 mahasiswaI.
Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Semarang Tahun Angkatan 20092010
Jenis kelamin jumlah
Perempuan 35
Laki – laki
13
Jumlah total 48
3.3.2 Sampel
“  Sampel  adalah  sebagian  dari  populasi  “  Azwar,  2005:79.  Sedangkan menurut Arikunto  2006: 131 “ sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi
yang  akan  diteliti”.  Menurut  Arikunto    2006:134    “apabila  subjeknya  kurang dari  100  orang,  lebih  baik  diambil  semua  sehingga  penelitiannya  penelitian
populasi. Jika subjeknya lebih besar atau jumlah populasinya lebih dari 100 dapat diambil  antara  10-15  atau  20-25.  Hal  ini  ini  tergantung  dari  kemampuan
peneliti,  sempit  luasnya  wilayah  pengamatan  dan  besar  kecilnya  resiko  yang ditanggung  oleh  peneliti.  Sampel  dalam  penelitian  ini  diambil  dari  48  jumlah
populasi, karena sampel dalam penelitian ini kurang dari 100 maka diambil semua sebagai sampel yaitu 48 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi.
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik  sampling  adalah  merupakan  teknik  pengambilan  sampel.  Teknik pengambilan  sampel  dalam  penelitian  ini  menggunakan  teknik  Sampling  Jenuh.
Sampling  Jenuh  adalah  teknik  penentuan  sampel  bila  semua  anggota  populasi digunakan  sebagai  sampel.  Hal  ini  sering  dilakukan  bila  jumlah  populasi  relatif
kecil. Sugiyono, 2011:124-125.
Penggunaan  teknik  sampling  jenuh  dipilih  karena  dalam  penelitian  ini peneliti  menggunakan  seluruh  populasi  untuk  digunakan  sebagai  sampel
yaitumahasiswa  jurusan  bimbingan  dan  konseling  angkatan  tahun  2009  yang sedang dalam proses menyusun skripsi, dengan keseluruhan populasi berjumlah48
orang. 3.3.4
Subjek Uji Coba
Masalah  yang  dihadapi  peneliti  adalah  tentang  subjek  uji  coba.  Populasi yang  ingin  di  teliti  jumlahnya  sedikit    terbatas,  mahasiswa  jurusan  Bimbingan
dan Konseling angkatan 2009 yang sedang menyusun skripsi hanya berjumlah  48 mahasiswa. Sehingga semua populasi digunakan semua untuk subjek penelitian.
“jika subjek dalam populasi tidak cukup banyak maka peneliti akan mengalami kesulitan dalam mengambil sebagian dari popolasi yang
akan  dijadikan  subjek  uji  coba.  Dalam  memecahkan  kesulitan pengambilan  subjek  uji  coba  ini  adalah  dengan  mengambil
sebagian  dari  calon  subjek  penelitian.  Subjek  tersebut  dijadikan
sebagai subjek uji coba, dan sekaligus subjek penelitian. Arikunto, 1989:223”
Senada  dengan  pendapat  tersebut,  Purwanto  2008:  194  subjek  atau peserta uji coba suatu penelitian dapat berupa:
1  Sampel lain dari populasi yang tidak menjadi sampel responden penelitian 2  Kelompok  di  luar  populasi  yang  mempunyai  karakteristik  mendekati
responden penelitian 3  Peserta uji coba sekaligus menjadi responden penelitian
Dengan demikian, solusi atas permasalahan ini adalah peneliti mengambil kelompok  di  luar  populasi  yang  mempunyai  karakteristik  mendekati  responden
penelitian  untuk  dijadikan  subjek  uji  coba  yaitu,  36  mahasiswa  yang  sedang menempuh  semester  9  dan  sedang  dalam  proses  menyusun  skripsi  yang  terdiri
dari berbagai jurusan di Universitas Negeri Semarang.
3.4 Metode dan AlatPengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode  pengumpulan  data  adalah  suatu  teknik  yang  digunakan  atau ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh data untuk menguji hipotesis penelitian.
Metode  pengumpulan  data  merupakan  proses  yang  sangat  penting  dalam penelitian.  Data  yang  diperoleh  merupakan  data  kuantitatif  yaitu  data  yang
berbentuk  angka.  Dalam  penelitian  ini  jenis  data  yang  digunakan  adalah  data kontinum  yaitu  data  yang  diperoleh  dari  hasil  pengukuran.  Data  yang  diperoleh
berupa  data  interval  dan  ratio.  Data  interval  adalah  data  yang  jaraknya  sama, tetapi  tidak  memiliki  nilai  absolute  mutlak.  Sedangkan  data  ratio  adalah  data
yang  jaraknya  sama  dan  mempunyai  nilai  nol  absolut.  Penelitian  ini  dilakukan
pada  mahasiswa  S1  jurusan  Bimbingan  dan  Konseling  Universitas  Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi. Jumlah responden dalam penelitian ini
berjumlah 48 mahasiswaI. Pengumpulan  data  sangat  penting  dalan  suatu  penelitian,  data  yang
diperoleh  akan  digunakan  untuk  membuat  kesimpulan  dalam  penelitian  tersebut. Metode  pengumpulan  data  dalam  penelitian  ini  menggunakan  skala  psikologi.
“Skala  psikologis  adalah  suatu  alat  yang  digunakan  untuk  mengukur  atribut psikologis” Azwar, 2005:1.
Skala psikologis memiliki beberapa karakteristik yang tidak dimiliki oleh alat  pengumpul  data  lainnya.  Beberapa  karakteristik  yang  dimiliki  oleh  skala
psikologi adalah: 1 Stimulusnya  berupa  pertanyaan  atau  pernyataan  yang  tidak
langsung  mengungkap  atribut  yang  hendak  diukur  melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan
2 Atribut  diungkap  secara  tidak  langsung  lewat  indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk
item-item 3
Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah” tetapi semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan
secara  jujur  dan  sungguh-sungguh.  Hanya  saja  jawaban  yang berbeda akan diinterpratsikan berbeda pula Azwar,2007:3-4
Dengan demikian skala psikologi dapat digunakan sebagai instrumen yang dapat  mengungkapkan  indikator  perilaku,  berupa  pernyataan  maupun  pertanyaan
sebagai  stimulus.Responden  tidak  mengetahui  arah  jawaban  dari  pernyataan maupun  pertanyaan  tersebut.Hasil  jawaban  responden  tersebut  kemudian
dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan sesuatu yang hendak diukur. Skala  psikologi  sebagai  alat  ukur  mempunyai  karakteristik  khusus  yang
membedakannya  dari  bentuk  alat  pengumpulan  data  yang  lain  seperti  angket,
daftar isian, inventori dan lain-lain. Alasan peneliti menggunakan skala psikologi sebagai alat ukur adalah :
1 Data  yang  diungkap  berupa  konstrak  atau  konsep  psikologis  yang menggambarkan aspek kepribadian individu atau responden.
2 Digunakan untuk mengungkap atribut tunggal. 3 Penggunaan  skala  psikologis  bersifat  praktis,  hemat  waktu,  tenaga  dan
biaya. 4 Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam jumlah
banyak, dalam waktu singkat. 5 Responden  lebih  leluasa  dalam  menjawab  pertanyaan  skala  psikologis
karena  tidak  dipengaruhi  oleh  sikap  mental  hubungan  antara  peneliti dengan responden.
6 Responden mempunyai waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan. 7 Data yang telah terkumpul lebih mudah dianalisis, sebab pertanyaan yang
diajukan kepada setiap responden adalah sama. Data  yang  diperoleh  dari  hasil  skala  psikologi  masih  bersifat  kualitatif.
Agar dapat dianalisis secara kuantitatif maka jawaban dari responden diberi skor berdasarkan skala interval dengan metode likert.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua alat pengumpul data. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala dukungan sosial
dan skala self efficacy yang telah dikembangkan peneliti berdasarkan teori. Skala dukungan sosial adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang berkenaan dengan
bentuk-bentuk  dukungan  yang  diterima  mahasiswa  baik  dari  orang  tua,  keluarga teman  maupun  dosen  yang  berupa  dukungan  emosi,  dukungan  penghargaan
dukungan  instrumen,  dukungan  informasi  dan  dukungan  jaringan  sosial,  dalam proses  menyusun  skripsi  yang  harus  dijawab  atau  diisi  berdasarkan  sejumlah
subyek,  dan  atas  jawaban  atau  isian  tersebut  kemudian  peneliti  mengambil kesimpulan  bekenaan  dengan  subyek  yang  diteliti.  Sedangkan  skala  self  efficacy
adalah  daftar  pertanyaan  atau  pernyataan  yang  berkenaan  dengan  tingkat keyakinan  mahasiswa  dalam  proses  menyelesaikan  atau  menyusun  skripsi  yang
terbagi  menjadi  dimensi  level,  strenght,  generality  yang  harus  dijawab  atau  diisi berdasarkan  sejumlah  subyek,  dan  atas  jawaban  atau  isian  tersebut  kemudian
peneliti  mengambil  kesimpulan  berkenaan  dengan  subyek  yang  diteliti. Pernyataan  yang  diajukan  dirancang  untuk  mengumpulkan  indikasi  dari  aspek
kepribadian dan responden tidak mengetahui arah jawaban dari pernyataan. Pertanyaan-pertanyaan dalam skala dukungan sosial  dan  self efficacypada
mahasiswa  bimbingan  dan  konseling  dalam  penelitian  ini  akan  disajikan  dalam dua  arah  yaitu  +  dan  -.  Hal  ini  sesuai  dengan  pola  yang  dikembangkan  oleh
Likert,  yang  sering  disebut  skala  Likert.  Dalam  skala  Likert  mempunyai  lima tingkat jawaban mengenai kesesuaian responden terhadap isi pernyataan itu, yaitu
Sangat  Sesuai  SS,  Sesuai  S,  Ragu-ragu  R,  Tidak  Sesuai  TS,  dan  Sangat Tidak Sesuai STS.
Dengan  pengisian  skala,  peneliti  menghilangkan  alternatif  jawaban  ragu- ragu  R  guna  menghindari  responden  yang  pasif,  alternatif  jawaban  ragu-ragu
diganti  dengan  pilihan  jawaban  Cukup  Sesuai  CS.  Sehingga  dengan  demikian
skala yang disebarkan kepada responden memiliki pilihan jawaban sebanyak lima yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Cukup Sesuai CS, Tidak Sesuai TS, dan
Sangat Tidak Sesuai STS. Pertanyaan  favorable  adalah  pertanyaan  yang  memihak  objek  penelitian,
sedangkan pertanyaan  unfavorable adalah pertanyaan  yang tidak memihak objek penelitian. Skor  pada pertanyaan favorable dan unfavorable adalah:
Tabel 3.2 Penskoran Alternatif Jawaban Skala Dukungan Sosial dan
Self Efficacy
Alternatif Jawaban Skor Item
favorable Unfavorable
Sangat Sesuai SS 5
1 Sesuai S
4 2
Cukup Sesuai CS 3
3 Tidak Sesuai TS
2 4
Sangat Tidak Sesuai STS 1
5
Seperti  halnya  skala  self  efficacy,  skala  dukungan  sosial  yang  disusun dengan  mengembangkan  aspek-aspek  yang  ada.  Skor  yang  tinggi  pada  skala
diartikan  bahwa  subjek  memiliki tingkat  dukungan  sosial    dan  self  efficacy  yang tinggi, sedangkan skor yang rendah akan menunjukan tingkat dukungan sosial dan
self efficacy yang rendah pula.
3.5 Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen  merupakan  alat  yang  digunakan  pada  waktu  melakukan  suatu penelitian dengan menggunakan metode tertentu.  Dalam penelitian ini terdapat 2
instrumen penelitian, yaitu: 1 Instrumen  yang  mengungkap  tentang  dukungan  sosial  yang  diterima
mahasiswa bimbingan dan konseling yang sedang dalam proses menyusun skripsi.
2 Instrumen  yang  mengungkap  tentang  self  efficacymahasiswa  bimbingan dan konseling dalam menyusun skripsi.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen yang dikemukakan oleh Arikunto 2006: 166 adalah sebagai berikut:
1 Perencanaan,  meliputi  perumusan  tujuan,  menentukan  variabek,  dan kategori variabel, dan kategori variabel
2 Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala 3 Penyuntingan,
yaitu melengkapi
instruen dengan
pedoman mengerjakan
4 Uji coba instrumen 5 Penganalisisan hasil, analisis item dengan validitas dan reliabilitas
6 Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dengan
mendasarkan pada data yang diperoleh sewaktu uji coba
Sejalan  dengan  pendapat  di  atas,  maka  langkah-langkah  penyusunan instrument pada penelitian ini adalah :
1 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan instrumen tersebut 2 Membuat definisi operasional variabel yang akan diteliti
3 Membuat definisi operasional menjadi indikator-indikator tertentu 4 Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel yang telah tersusun
5 Menulis  butir-butir  pertanyaan  dan  atau  pernyataan  masing-masing  pada skala dukungan sosial dan self efficacy
6 Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan 7 Uji coba instrument
8 Penganalisisan hasil analisis item dengan validitas dan realibilitas 9 Mengadakan  revisi  terhadap  item-item  yang  dirasa  kurang  baik,  dengan
berdasarkan pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.
3.6 Validitasdan Reliabilitas Instrumen