Penguasaan lahan diukur berdasarkan luas penguasaan lahan usaha

37

6. Pengukuran tingkat beban ketergantungan keluarga petani penggarap

mengacu pada rumus ‘Dependency Ratio’ Lembaga Demografi FE-UI, 1981 melalui penilaian atas ‘jumlah anggota keluarga keseluruhan dikurangi jumlah anggota keluarga yang tidak bekerja, kemudian hasilnya dibagi jumlah anggota keluarga yang bekerja. Besar kecilnya tingkat beban tanggungan keluarga mempengaruhi tingkat ketergantungan petani penggarap terhadap lahan yang menjadi tumpuan penghidupan keluarganya. 7. Keluarga dengan 2 orang anak status istri tidak bekerja adalah kondisi wajar dan sering digunakan untuk penentuan standar kesejahteraan keluarga sehingga dijadikan sebagai dasar penentuan kategori ketergantungan keluarga. Keluarga dengan tingkat beban tanggungan kepala keluarga sebanyak 3 dapat dijadikan sebagai standar tingkat beban ketergantungan keluarga dalam kategori ‘SEDANG’. 8. Sumber nafkah sampingan adalah jenis pekerjaan lain yang dimiliki petani penggarap selain pekerjaan pokoknya sebagai petani sawah atau peladang. Berdasarkan peluang untuk mendapatkan besarnya nilai tambahan penghasilan, maka dapat dilakukan skoring terhadap variasi jenis sumber nafkah sampingan. Semakin besar nilai tambahan penghasilan yang diperoleh dari suatu jenis sumber nafkah sampingan maka jenis sumber nafkah pekerjaan sampingan tersebut memiliki skor yang semakin tinggi, dan sebaliknya. Skor sumber nafkah adalah rata-rata skor pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan. Jika skor pekerjaan sampingan lebih rendah daripada skor pekerjaan pokok, maka skor sumber nafkah mengikuti skor pekerjaan sampingan yang sesungguhnya adalah pekerjaan pokok responden berdasarkan fakta lapangan.

9. Ketergantungan masyarakat terhadap lahan garapan di dalam kawasan

diukur berdasarkan faktor penguasaan lahan, sumber nafkahjenis pekerjaan sampingan yang dimiliki petani penggarap, dan tingkat beban ketergantungan keluarga petani penggarap lahan yang ada di dalam kawasan konservasi. Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap lahan garapan didalam kawasan hutan merupakan rata-rata skor 3 tiga komponen penyusunnya tersebut. 38

10. Pengukuran sikap petani penggarap terhadap usaha pelestarian alam atau isu

konservasi dilakukan dengan penilaian atas pilihan jawaban responden terhadap 26 item pertanyaan yang sengaja dirancang untuk menggali dan menemukan tingkat sikap masyarakat terhadap usaha pelestarian alam atau isu konservasi. Isi daftar pertanyaan dijelaskan dalam sub bab 4.5.2. 11. Pruning adalah kegiatan pemangkasan terhadap cabang-cabang pohon.

4.5. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kombinasi, yang menggabungkan rancangan metode penelitian deskriptif – partisipatif - eksploratif. Metode deskriptif merupakan metode yang mengkaji dan memecahkan persoalan serta memberikan interpretasi dari fakta yang ada saat ini. Sementara itu, metode partisipatif merupakan metode penelitian yang memberikan kesempatan pada responden dalam proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan isu penelitian. Kemudian metode penelitian eksploratif yaitu metode penelitian mengkaji dan mengungkapkan sesuatu dari lapangan sebagai suatu temuan.- temuan yang dapat digunakan untuk menyusun dan menarik kesimpulan Nazir, 1988. Metode penelitian survai antara lain dapat digunakan untuk pelaksanaan penelitian deskriptif dan eksploratif Singarimbun dan Effendi, 1995. Perumusan konsep TPN-GGP sebagai alternatif pendekatan restorasi biodiversitas pada kawasan perluasan TNGGP mencakup dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dan dimensi sosial budaya. Selanjutnya dapat dirinci kedalam aspek biofisik-ekologis, aspek sosial-ekonomi, dan aspek relasional pemanfaatan SDA dan atau SDH. Dalam ketiga aspek tersebut terkandung harapan ideal kerangka dasar teoritis, tujuan manajemen, apa yang perlu dibangun yaitu output yang diinginkan untuk mencapai tujuan penelitian, dan apa yang harus dianalisis untuk menyelesaikan masalah penelitian. Aspek biofisik-ekologis kawasan perluasan TNGGP Aspek ini meliputi komponen biofisik-ekologis yang mengharapkan kondisi SDA atau SDH baik fisik atau non fisik maupun hayati dan non hayati pada kawasan perluasan TNGGP dapat diperbaiki, dipulihkan keasliannya dan