Kasukabe Saki Analisis Sosiologis Kehidupan Otaku Sebagai Tokoh-Tokoh Dalam Komik Genshiken

Berdasarkan sosiologi, dalam masyarakat yang paling komformistis sekalipun terdapat beberapa individualitas dan kepribadian. Kepribadian modal hanyalah mewakili serangkaian ciri kepribadian yang sangat umum terhadap pada anggota kelompok, meskipun secara komparatif beberapa diantaranya mungkin telah mengembangkan suatu ciri dari ciri yang ada. Bukan berarti kepribadian suatu individu semua terbentuk oleh masyarakat sekitarnya. Terdapat ciri-ciri yang berbeda dari setiap individu. Orang Jepang yang cenderung ingin sama dengan kelompoknya, mungkin kurang memahami pribadi dan perilaku para otaku yang berbeda dengan orang Jepang kebanyakan. Menurut hemat penulis, terdapatnya suatu individu yang memiliki kepribadian yang berbeda dari anggota kelompok lain, memiliki berbagai macam faktor, yaitu faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Seseorang dapat menjadi otaku tidak hanya dikarenakan berkembangnya tekhnologi dan media faktor luar semata, tetapi juga didasari keinginan yang kuat untuk mendalami faktor dalam hobi yang disukainya tersebut.

3.2.3. Kasukabe Saki

春日部 咲 Cuplikan Jilid I Halaman 103-104 : Kasukabe Saki : “Aku berbicara padanya karena dia menarik, itu saja. Siapa peduli bagaimana suatu hubungan dimulai?. Tapi aku tidak mengerti hobinya itu. Dan kurasa itu sangat tidak cocok dengan Kosaka. Aku ingin membuatnya Universitas Sumatera Utara berhenti.” Madarame Harunobu : “Berusahalah. Dia tidak memilih untuk menjadi dia yang sekarang, dia tidak bisa “berhenti” begitu saja. Kalau aku punya cewek yang berkata seperti itu, aku akan memutuskannya”. Analisis Cuplikan dialog anatara Madarame Harunobu dan Kasukabe Saki diatas menandakan bahwa pola pikir Saki yang merupakan pola pikir masyarakat Jepang pada umumnya yang sangat bertolak belakang dengan pola pikir Madarame yang seorang otaku. Saki menganggap bahwa kehidupan para otaku yang terlalu mendalami hobinya dan hanya terfokus pada hobinya tanpa memperdulikan hal lainnya terlalu aneh dan terkadang pola pikir otaku yang menganggap bahwa dunia imajinasi yang mereka ciptakan melalui manga dan anime adalah sesuatu yang paling baik. Sedangkan Madarame yang menganggap bahwa pola pikir Saki lah yang aneh. Dan tidak mungkin seorang otaku dapat berhenti begitu saja apabila dia sudah sangat total dalam menjalani hidupnya sebagai seorang otaku. Berdasarkan sosiologi, masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena kebudayaan itu sendiri tercipta karena keberadaan manusia. Otaku lahir dan diidentifikasi oleh masyarakat. Oleh karena itu, keberadan para otaku sebenarnya diciptakan oleh masyarakat. Para otaku yang merasa sudah dilabeli masyarakat karena perbedaan hobi dan pola pikir mereka dari masyarakat kebanyakan semakin menjauh dan menutup diri dari masyarakat tersebut. Mereka Universitas Sumatera Utara membentuk kelompok tersendiri dan mencari orang-orang yang sepaham dengan mereka. Masyarakat yang sudah memandang negatif para otaku ini berusaha untuk menarik mereka kedalam masyarakat kembali. Tetapi mereka tidak bisa berhenti begitu saja kalau sudah menjalani kehidupan sebagai otaku. Hal ini akan sedikit sulit untuk membuat seorang otaku berhenti untuk menjalani hobi yang selama ini sudah serius dijalankannya, terlebih dia sangat menyukai dan sudah sampai taraf tidak bisa lepas dari hobinya itu.

3.2.4. Madarame Harunobu