Madarame Harunobu Analisis Sosiologis Kehidupan Otaku Sebagai Tokoh-Tokoh Dalam Komik Genshiken

membentuk kelompok tersendiri dan mencari orang-orang yang sepaham dengan mereka. Masyarakat yang sudah memandang negatif para otaku ini berusaha untuk menarik mereka kedalam masyarakat kembali. Tetapi mereka tidak bisa berhenti begitu saja kalau sudah menjalani kehidupan sebagai otaku. Hal ini akan sedikit sulit untuk membuat seorang otaku berhenti untuk menjalani hobi yang selama ini sudah serius dijalankannya, terlebih dia sangat menyukai dan sudah sampai taraf tidak bisa lepas dari hobinya itu.

3.2.4. Madarame Harunobu

斑目 晴信 Cuplikan Jilid I Halaman 98-100 : Kasukabe Saki : “Aku tidak mengerti…bagaimana gambar seperti ini…bisa membuatmu ingin begitu…?”. Madarame Harunobu : “Ya banyak orang sepertimu…Yang berbicara mengenai 2 dimension complex dan hal semacam itu.” Kasukabe Saki : “Hah…?” Madarame Harunobu : “OK, sebagai contoh…Apakah ini? ‘__’ Kasukabe Saki : “Wajah?? Madarame Harunobu : “Kalau ini?” Kasukabe Saki : “Tubuh wanita” Madarame Harunobu : “Benar Seperti yang kau lihat, manusia menggunakan imajinasi mereka untuk melihat sesuatu, dan melihat Universitas Sumatera Utara simbol abstrak ini sebagai sesuatu. Bisa dikatakan bahwa ini adalah fungsi dasar dari otak manusia. Kau bisa mengerti apa yang kukatakan dengan melihat gambar gua pada zaman purba. Di dinding gua itu, mereka melihat binatang berlari di padang rumput yang luas. Dengan kata lain, orang yang tidak bisa meng-xxx- dengan menggunakan anime menderita kekurangan di otak mereka Kalau tidak mereka hanya menyombong Mereka sudah memulainya sejak zaman tokugawa Kasukabe Saki : “Hanya tertarik pada satu hal saja juga bisa disebut kekurangan otak? Ok, biar kupastikan satu hal…Apakah kalian tidak tertarik dengan cewek asli?” Kugayama mitsunori : “Kita sering ditanyakan soal ini…” Tanaka Soichirou : “Tidak juga kok, kalau memang bisa, aku ingin punya pacar. Aku tidak tahu kalau madarame.” Madarame Harunobu : “Bukannya aku tidak mau lho…” Analisis : Dari cuplikan dialog diatas, dapat diketahui cara berpikir para otaku mengenai sex, khususnya tokoh Madarame Harunobu yang sedikit aneh dan menyimpang dari orang biasa. Para otaku lebih suka berfantasi seksual melalui poster-poster dan gambar-gambar dari manga dan anime, action figure boneka yang menyerupai tokoh anime, melalui game-game bergenre porno erogame, dan lain-lain. Kesemuanya itu merupakan bentuk 3 dimensi. Berbeda dengan orang biasa yang berfantasi seksual Universitas Sumatera Utara dalam bentuk 2 dimensi manusia nyata. Madarame Harunobu yang menganggap bahawa pemikiran orang biasalah yang sangat aneh. Dia berusaha menjelaskan pada Kasukabe Saki yang tidak mengerti akan penyimpangan seksual para otaku tersebut. Dia menganggap bahwa kemampuan berimajinasi seksual para otaku adalah suatu hal yang hebat. Tapi Madarame juga tidak menolak jika dia dapat mempunyai pacar dan berhubungan seksual secara biasa. Dalam sosiologi, dorongan seks adalah salah satu penghalang untuk kehidupan sosial manusia. Walaupun tidak ada dorongan bawaan yang memaksa manusia untuk bertindak dengan cara tertentu. Sedangkan, segi yang sangat menonjol dalam seksualitas manusia adalah keanekaragamannya. Semua dorongan manusia tunduk pada kondisi kultural, demikian pula dorongan seksnya. Ada tempat-tempat tertentu dan pada masyarakat tertentu praktek-praktek hubungan seksual yang dianggap “benar”, karena masyarakatnya sudah disosialisasikan untuk memandang demikian, dipraktekkan dengan suara hati yang jernih tanpa merasa bersalah secara moral. Penyimpangan seksual para otaku yang lebih tertarik dengan bentuk 2 dimensi yang ada dalam khayalannya dibandingkan 3 dimensi manusia nyata, dipandang sangat “aneh” oleh orang biasa. Madarame merupakan salah satu contoh otaku yang mengalami penyimpangan seksual. Dia banyak berfantasi seksual dengan tokoh- tokoh dari manga dan anime tersebut. Karena perilaku otaku yang menyimpang tersebut, maka masyarakat menjauh dari para otaku, sedangkan para otaku menjadi semakin menutup diri dari masyarakat. Universitas Sumatera Utara Para otaku menjadi orang-orang yang sepenuhnya terperangkap dalam dunia imajinasi dan khayalan yang dibuatnya, dikarenakan dia dapat lebih bebas tanpa terkekang oleh norma-norma yang ada. Hal ini membuat para otaku sulit memisahkan antara dunia khayalan dan kenyataan. Hal ini juga yang membuat stereotip kelakuan para otaku yang aneh dan menyimpang dari masyarakat Jepang pada umumnya menjadi fenomena sosial yang terjadi secara nyata dalam masyarakat Jepang.dan sulit untuk dicari jalan keluar untuk menyatukan pola piker dan pandangan para otaku dengan masyarakat Jepang pada umumnya.

3.2.5. Tanaka Soichirou