− Pengembangan industri kompos danmeningkatkan mutu pengolahan
limbah dankotoran yang mempunyai nilai tambah. −
Peningkatan efisiensi pemasaran ternak danhasil ikutan melalui usaha pemasaranbersama dan memperpendek rantaipemasaran.
− Promosi bahwa daging ternak kelincimerupakan “organic farming“.
− Pengembangan usaha melalui keterkaitanindustri penyamakan kulit
dengan budidayaternak. Hutasuhut, 2005 Secara umum kelinci dikembangkan sesuai dengan tujuan produksi yaitu
sebagai penghasil daging New Zealand White, Flemish Giant, dan Californian, daging dan kulit-bulu Rex dan Satin, serta fancy Hotot, Dwarf, Lops dan Lyon.
Peternak kelinci di Kabupaten Magelang banyak mengembangkan kelinci sebagai penghasil daging, seperti Flemish Giant, English Spot, dan New Zealand
WhiteBrahmatiyo et al., 2006. Raharjo dan Thahir 2002 menyatakan bahwa sasaran pengembangan
peternakan di era globalisasi meliputi pengembangan peternakan yang menyertakan usaha skala kecil, memberdayakan peternakan rakyat, serta
melibatkan koperasi dan industri.Sementara itu pengembangan agribisnis kelinci penghasil fur bermutu tinggi memerlukan usaha promosi yang intensif dan
kemampuan memasuki pasar atau bahkan menciptakan pasar dari potensi yang telah tersedia.
2.2. Tinjauan Aspek Pemasaran
Menurut Rahardi 1993, prospek pasar dapat dilihat dari produk usaha peternakan yang terus-menerus memiliki nilai pasar yang tinggi, permintaan pasar
tinggi dalam dan luar negeri, dan sedang dibutuhkan oleh pasar. Pasar adalah
terminal terakhir produk suatu usaha bisnis yang dapat dinikmati oleh konsumen. Seorang pengusaha sebelum mendirikan usaha bisnisnya perlu perencanaan pasar
terlebih dahulu sehingga potensi pasar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya Menurut Sumiarti 2004, kegiatan yang penting dalam beternak kelinci yaitu
memasarkan hasilnya yang berupa kelinci anak sebagai binatang kesayangan, bibit kelinci yang dijual sebagai induk dan pejantan, kelinci afkir, kelinci yang
produktif dijual kepada perusahaan pengolahan hasil untuk dijadikan abon, dendeng, bakso, sosis, nugget, tas, topi, dan kerajinan lainnya, kotoran dan urin
sebagai pupuk tanaman.
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran: 1. Lingkungan mikro perusahaan
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya
untuk melayani pasar, yaitu:
a. Perusahaan
Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan kelompok
lain di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya, seperti manajemen puncak, keuangan perusahaan, penelitian dan pengembangan, pembelian,
produksi, dan akuntansi serta sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, karena manajer pemasaran juga harus bekerja sama dengan para staff di bidang
lainnya.
b. Pemasok Supplier
Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing
untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kala perusahaan juga harus memperoleh tenaga kerja, peralatan, bahan bakar, listrik dan faktor-faktor lain dari
pemasok.Perkembangan dalam lingkungan pemasok dapat memberi pengaruh yang amat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan.
Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari masukanmasukan terpenting bagi kegiatan produksi perusahaan
mereka.Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan tenaga kerja, dan berbagai kcjadian lainnya yang berhubungan dengan pemasok dapat mengganggu
strategi pemasaran yang dilakukan dan dijalankan perusahaan.
c. Para Perantara Pemasaran