Kelinci lebih dari 1.500 ekor

3. Jenis kelinci pedaging belum banyak diusahakan Masyarakat mengenal kelinci dalam 2 kategori, yaitu kelinci potong dan kelinci hiasyang terdiri dari beragam ras, antara lain : 1. New Zealand White. Sesuai dengan namanya, jenis kelinci ini berasal dari New Zaeland dan berkembang di Amerika Serikat dan Australia. Di negeri kanguru new zaeland white menjadi buruan karena populasinya yang sangat besar sehingga dianggap sebagai hama. Kelinci ini putih mulus tanpa pigmen alias albino. Mata merah dan telinga tegak. Bulu halus, tidak tebal standar. Karena cepat tumbuh besar maka jenis kelinci ini dapat dijadikan kelinci potong pula. Dipercaya jenis ini dikembangkan dari hasil persilangan jenis Flemish Giant dan Belgian Hare pada masa sekitar th.1900. Varietes putih berasal dari silangan turunan seperti Flemish, American White dan Anggora. Pada awalnya dikembangkan untuk diambil dagingnya sebagai sumber protein, karena bobot nya yang bisa mencapai 5,44 kg. Jenis New Zealand White sendiri dikembangkan pada th.1917. Selanjutnya menyebar ke Inggris setelah PD 2 pada th.1945. Mungkin jenis inilah yang paling populer di Indonesia, karena memang banyak sekali orang yang mengetahui dan mengenal jenis ini. Ciri-ciri kelinci jenis ini adalah: - Mempunyai dada penuh, badannya medium namun terlihat bundar dan gempal, kaki depan agak pendek, kepala besar dan agak bundar, telinga agak besar dan tebal dengan ujungnya yang sedikit membulat, serta bulunya sangat tebal namun halus. - Warna yang diakui adalah merah, putih, hitam, dan biru. - Bobot maksimal rata-rata adalah 5,44 kg New Zealand White, Black, Blue . Khusus untuk New Zealand Red dikelompokkan tersendiri dengan bobot rata-rata 3,62 kg. - Lama hidup dapat mencapai 10 th bila dirawat dengan baik. - Ciri menonjol jenis kelinci ini warnanya yang putih dan matanya merah dan telinganya merah muda. Orang Jawa menyebutnya kelinci australi, jenis kelinci ini mudah perawatan dan tidak rewel soal makan. Beratnya rata-rata 4,5 – 5 kg, jadi cukup menyita pakan. Jenis New Zealand bisa beranak pinak banyak antara 8-12 ekor anak setiap melahirkan. Dagingnya tebal, bagus untuk pedaging, walaupun bulunya tidak sehalus jenis REX, tetapi memiliki manfaat untuk jaket dan aksesories. 2. Anggora Kelinci jenis anggora diselimuti bulu panjang.Kelinci jenis ini juga berpotensi sebagai penghasil wol.Di Indonesia kelinci jenis angora banyak diminati sebagai kelinci hias.Semula kelinci angora hanya berbulu putih, namun breeder kelinci menyilangkannya sehingga menghasilkan warna coklat dan coklat muda. Bulunya yang tebal membuat sosoknya tampak besar, padahal beratnya hanya sekitar 2,7 kg. Kelinci jenis angora banyak dikembangkan di Perancis.Jumlah anak maksimal dalam satu kali melahirkan sebanyak 6-8 ekor. Kelinci jenis ini memang sangat menggemaskan, karena penampilannya yang seperti boneka, bulunya yang tebal, dimana pertumbuhan bulunya 2 dua cm tiap bulan sehingga membuat banyak orang yang suka dan jatuh cinta. Kelinci ini agak lemah fisik, dicurigai karena hasil rekayasa genetika dengan jenis-jenis lain. Syarat memelihara kelinci ini harus menyisir dan memotong bulunya yang menggumpal.Pemberian makanan Hay wajib untuk mengurangi bulu yang menggumpal.Asal mula kelinci ini tidak ada yang tahu pasti, banyak teori yang dikemukakan.Namun secara umum disepakati bahwa sejarah kelinci ini bermulapada abad ke 18 sekitar tahun 1723. Kelinci ini ditemukan oleh para pelaut yang singgah di pelabuhan Turki bernama Angora sekarang bernama Ankara yang kemudian kelinci ini dikembangbiakan di Perancis.Dan dari Perancis inilah kemudian kelinci angoramenyebar ke berbagai belahan dunia termasuk diIndonesia.Dalamperkembangannya, kelinci Anggora terbagi lagi menjadi beberapa rasyaituEnglish, French, German, Satin, dan Giant. Secara umum ciri-ciri kelinci ini adalah bulu woll panjang yang menyelimuti seluruh tubuhnya.Berbeda dengan domba, bulu woll yang ada pada kelinci jenis ini sangat lembut dan halus.Bulu ini juga akan terus tumbuh memanjang, sehingga akan cenderung menggumpal jika lebih dari 3 bulan tidak dicukur atau jarang disisir. 3. English Angora English angora sama dengan angora. Bulunya pun juga sama panjang. Namun ciri khas yang membedakan jenis ini dengan angora adalah terdapatnya bulu yang panjang menjuntai pada ujung telinganya. 4. Jersey Wolly Kelinci jenis jersey wolly mempunyai bulu panjang seperti angora, namun terdapatnya bulu panjang yang menjuntai diantara kedua telinga seperti “poni” menjadikannya berbeda dengan angora. Ukurannya pun kecil dan lincah dengan berat sekitar 1,5 kg. Kelinci jersey wooly dikembangkan dari hasil pemuliaan kelinci Netherland Dwarf dengan kelinci Angora Perancis. 5. Lyon Disebut lyon karena kelinci jenis ini memiliki kepala mirip singa. Saat masih kecil sekitar umur 2 bulan, lyon mirip dengan angora. Bulu panjang merata di tubuhnya. Begitu dewasa akan semakin jelas perbedaannya. Bagian kepala dan leher bulunya panjang. Warnanya beragam antara lain putih, hitam dan abu-abu. Lyon termasuk kelinci jenis besar. Saat dewasa berat badannya mencapai 4-5 kg. 6. Dutch Kelinci jenis ini di sebut dutch dimungkinkan karena asal-usulnya dari negeri kincir angin. Bulunya pendek dan kaya warna. Hitam putih, coklat, abu-abu atau perpaduan warna itu. Ada yang kombinasi 3 warna yang disebut tricoloured dutch alias kembang telon. Dutch memiliki cirri khas yaitu ada lingkaran putih di leher, seperti memakai kalung. Berat badan dewasa 1,5-2 kg. Anak bias mencapai 7-8 ekor. Karena kaya warna dan keunikan kombinasi warna bulunya, dutch banyak diminati sebagai hewan kesayangan. 7. Nederland Kelinci jenis ini memiliki tubuh yang mungil. Berat badannya tidak sampai 1 kg. Kelinci ini berasal dari Belanda. Bulunya tidak tebal dan warnyanya bermacam-macam karena kelinci ini banyak disilangkan. 8. Mini Nederland Himalayan Kelinci jenis ini termasuk ras kecil. Beratnya hanya sekitar 1 kg. Kelinci jenis ini sebenarnya merupakan resesif yang muncul dari silangan dutch. Disebut Himalayan karena ada warna hitam di ujung telinga serta warna gelap pada ujung kaki dan hidung. Anak yang lahir kurang lebih 5 ekor. 9. Drawft Hotot Kelinci jenis ini secara fisik hampir sama dengan mini Nederland Himalayan. Namun lingkaran hitam dimatanya yang mirip celak membuat kelinci ini terlihat cantik dan unik. Telinga tidak begitu panjang dan tegak. Diantara kelini hias lainnya, sementara ini kelinci hotot termasuk yang paling mahal. 10. Rex Carpet Kelinci jenis rex carpet terkenal di Amerika serikat tahun 1980-an. Kelinci jenis rex berpotensi untuk diambil daging dan bulunya fur. Warnanya pun bervariasi, antara lain biru blue rex, hitam black rex, bertotol dalmatian rex. Kelinci putih white rex paling digemari. Bulunya lembut seperti beludru dan tebal. 11. Lop Holland Kelinci lop Holland mempunyai telinga panjang dan jatuh. Hidung pesek. Sedangkan French lop mempunyai telinga super panjang hingga menyentuh tanah, namun jenis ini cukup sulit hidup di Indonesia. Panjang tubuhnya 12-23cm. Variasi warnanya putih atau abu-abu. Mata merah atau coklat. 12. Tan Kelinci jenis ini lahir di Inggris, ditemukan tahun 1880 di Culland Hall dekat Braillsford Derbyshire, masih liar dan penakut. Setelah dikembangbiakkan lahirlah kelinci dengan warna perpaduan hitam dan coklat tua, biru dan putih kebiruan lilac. Kelinci jenis ini sangat gagah dan menarik. 13. Dwarf Holland Lop Kelinci jenis ini sama dengan Nederland Dwarf asli Belanda. Ditemukan Mei 1940 yang kemudian dikembangkan oleh J.Meijerig dan C.W.Calcar. Tubuhnya mungil dan termasuk small size dan beratnya hanya 0,9 kg dengan leher pendek sehingga dijuluki lost neck rabbit, ukuran telinganya kecil dan merupakan hasil pemuliaandari kelinci jenisNetherland dwarf dengan Perancis lop. 14. Harlequin Kelinci ini disebut Harleyquin bila ada aneka warna dalam satu individu dengan corak beraturan membentuk garis lurus, misalnya coklat, hitam, coklat tua. Di Jerman pada 1940 ada breed berwarna blue marten. Usai Perang Dunia II ditemukan silver marten warnanya putih dan coklat. 15. English Spot Kelinci ini dikenal sebagai English rabbit. Kelinci ini merupakan silangan flamish giant, English lop, Patagonian, angora, dutch, silver dan Himalayan. Warna dasarnya adalah pure white putih bersih dan ber-spot. Variasi lainnya yaitu hitam, coklat, dan free color. Spotnya terdapat diseluruh badan dan di hidung ada spot besar. 16. Flemish Giant Salah satu yang terbesar dalam negeri keturunan kelinci, Flemish Giant sangat jinak dan cukup toleran terhadap penanganan. Mereka rata-rata antara 15- 16 pound meskipun beberapa tumbuh lebih besar dan mengukur panjang sekitar 22 inci. Flemish Giants harus disimpan di kandang yang lebih besar mengingat ukuran yang lebih besar. 17. French Lop Terbesar dari keturunan Lop, kelinci ini dapat sangat berat dan gempal dengan kepala tebal yang lebar. Telinganya panjang dan lop, lebih pendek daripada keturunan lop inggris. Kelinci dewasa akan mencapai berat paling sedikit 12 kilogram. Mereka biasanya baik hati dan ramah. 18. English Lop Kelinci yang sangat ramah, Lops inggris dicirikan oleh telinga mereka yang sangat besar memangkas sepanjang sisi wajah. Dianggap sebagai salah satu keturunan kelinci Fancy yang benar, Lops inggris dapat tumbuh cukup besar dan biasanya mencapai 9-11 kilogram. 19. American Fuzzy Lop American Fuzzy Lop memiliki penampilan seperti Holland Lop dengan pengecualian bulunya seperti wol. Beratnya 3,5-4 lbs pada usia dewasa. Telinga lop di sepanjang sisi wajah. Amerika Fuzzy Lops adalah kelinci yang aktif, senang bermain, berkembang biak dengan banyak kepribadian. 20. Kelinci Polish Kelinci polish yang mendapatkan julukan Aristokrat Mungil meski menyandang nama Polandia Rabbit namun diperkirakan berasal dari Inggris yang dipamerkan untuk pertama kali ditahun 1884. Namun ada juga yang percaya kelinci polish adalah berasal dari jenis Netherland Dwarf dan Kelinci Himalayan 1860. Polandia Rabbit ini adalah kelinci pedaging yang paling populer di Eropa. Sewaktu dibawa ke Amerika kelinci polish polandiabritish tidak membawa gen kerdil dwarf, yang berkembang biak yang dikenal Britannia Petite. Sampai saat ini Kabupaten Karo didominasi oleh kelinci hias, terutama jenis anggora dan rex, dan belum banyak mengusahakan kelinci pedaging. Kelinci yang diusahakan peternak umumnya digunakan hanya sebagai kelinci hias untuk hobi. Hal ini terkait dengan belum memasyarakatnya daging kelinci, baik karena kurangnya pasokan maupun keengganan mengonsumsi daging kelinci yang secara psikis dianggap sebagai hewan yang lucu dan hewan kesayangan. 21. Dinas Peternakan Saat ini Dinas Peternakan Kabupaten Karo khususnya untuk usaha ternak kelinci masih belum membuat program khusus untuk pengembangan kelinci, dikarenakan usaha ternak di daerah penelitian masih tergolong skala usaha kecil dan bersifat usaha sampingan, sehingga pemerintah daerah belum dapat menentukan kebijakan apa yang sesuai dalam pengembangan usaha kelinci tersebut. Sebenarnya sudah pernah ada rekomendasi dari pemerintah pusat untuk dilaksanakannya program “kampung kelinci” di Kabupaten Karo namun tidak berjalan dengan baik. 5.2Faktor-faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dimiliki peternak kelinci di Kabupaten Karo. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: a Peluang 1. Peluang Pasar Saat ini usaha ternak kelinci masih belum digarap dengan serius karena kebanyakan hanya sebagai usaha sampingan, padahal kelinci pedaging atau ternak kelinci untuk konsumsi memiliki prospek yang luar biasa. Dari segi nutrisi saja, daging kelinci lebih unggul dari daging sapi maupun kambing. Kandungan kolesterol daging kelinci lebih rendah, namun kandungan protein yang ada di kelinci sama seperti yang ada di sapi. Modal awal untuk memulai budidaya kelinci juga cukup terjangkau semua kalangan. Untuk memulai membudidayakan kelinci cukup mudah, peternak hanya memerlukan kandang sederhana dari bambu dan pakan hijau- hijauan.Kandang kelinci bisa dibuat dari bambu maupun kayu.menurut Handoko, kandang yang ideal untuk kelinci pedaging adalah 80 x 60 x 70 cm untuk setiap ekornya. Kelinci yang siap dijual sebaiknya dipilih yang berusia empat hingga delapan bulan. Pada usia tersebut kelinci memiliki bobot yang ideal untuk diambil dagingnya. selain dijual dalam bentuk kelinci siap potong, ada dua paket yang ditawarkan, yaitu indukan atau anakan. Kalau indukan diambil dari bakalan kelinci usia 7 bulan, pada usia ini kelinci siap kawin, sedangkan paket anakan kelinci bisa dijual mulai usia tiga hingga lima bulan. Sebenarnya peluang pasar di daerah penelitian cukup menjanjikan, namun karena jumlah ternak yang sedikit menyebabkan peternak tidak mampu memenuhi permintaan yang besar oleh pembeli dari Aceh. Pada bulan Agustus 2012 yang lalu, pedagang dari Aceh ingin membeli ternak kelinci sebanyak 300 ekor anakan, tetapi peternak di Kabupaten Karo tidak dapat memnuhi permintaan tersebut. Ternak kelinci dari Kabupaten sudah dipasarkan sampai ke Propinsi Aceh dan Riau, namun hal ini tidak menjamin kontinuitas permintaan. Hal ini terjadi karena permintaan yang datang saat ini hanya sebatas kelinci hias untuk hobi. Sampai saat ini, belum ada peternak yang memasarkan kelinci untuk kebutuhan konsumsi. 2. Kebijakan Pemerintah Krisis pangan yang melanda berbagai belahan dunia disebabkan oleh menyusutnya produksi hasil-hasil pertanian akibat gagal panen terkait perubahan iklim pemanasan global dan pengaruh konversi bahan pangan menjadi bahan bakar nabati biofuel. Revitalisasi Pertanian tahun 2005 sekedar wacana untuk mengentaskan Indonesia dari krisis pangan. Tahun 2014, pemerintah kembali akan mencanangkan Pencapaian Swasembada Daging Sapi PSDS, yang merupakan lanjutan program PSDS 2005 dan 2010. Namun, keberhasilannya masih diragukan. PSDS merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi krisis pangan, terutama peningkatan konsumsi protein hewani yang berpayung pada ketahanan pangan nasional. Cara lain dapat ditempuh untuk menopang ketahanan pangan nasional. Salah satunya yaitu dengan menggerakkan masyarakat dari bawah, yaitu dari tingkat keluarga. Peran penyuluh sangat penting dalam mengintroduksi teknologi ke dalam lapisan keluarga.Kebutuhan protein hewani rakyat Indonesia saat ini mulai menempati kondisi yang cukup kritis. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan protein yang berasal dari daging, telur dan susu ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Salah satu yang menjadi sorotan utama pemerintah dalam menangani kecukupan protein hewani adalah dengan pencanangan swasembada daging 2010. Tolak ukur suatu negara sudah mencapai swasembada daging adalah telah tercapainya swasembada daging sapi di negara tersebut. Pada data populasi ideal, seharusnya pada tahun 2008 ada 14.938.300 ekor sapi potong untuk memenuhi kebutuhan nasional, tetapi menurut Biro Pusat Statistik, pada tahun 2008, baru ada 11.869.000 ekor sapi potong di Indonesia. Artinya kita baru bisa memenuhi 79,45 dari total kebutuhan local. Berdasarkan data tersebut, kebutuhan daging dan populasi sapi potong di Indonesia menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut masih berada jauh di bawah angka yang ideal. Diperkirakan pada tahun 2010 jika tidak dilakukan upaya terobosan, maka penyediaan sapi dalam negeri hanya mencapai 62,6 atau 259,2 ribu ton, sehingga impor akan semakin membengkak mencapai 37,4 atau apabila disertakan dengan sapi lokal kekurangan sebanyak 708.900 ekor. Devisa yang akan terkuras untuk mengimpor sapi dan dagingnya akan mencapai Rp 23,4 triliun Dirjen Peternakan, 2007 Sapi potong merupakan komoditi besar sekaligus unggulan dalam bidang peternakan, tetapi dalam hal ini bukan tidak mungkin daging sapi diigantikan dengan produk alternatif lain dalam mencukupi kebutuhan protein hewani. Pemenuhan kecukupan itu dapat bersumber pada ternak lain, misalnya daging kelinci, marmot, kambing, domba dan aneka unggas. Upaya-upaya percepatan swasembada daging tersebut memerlukan komitmen yang besar dari Dinas Peternakan untuk tetap fokus pada perkembangan peternakan di daerahnya. Hal lain yang menjadi faktor pendukung adalah dukungan pemerintah daerah yang dapat memberikan kebijakan yang sesuai bagi potensi peternakan yang berada di daerahnya. Daging kelinci, jika dibandingkan dengan daging asal ternak lainnya memiliki kandungan protein yang lebih tinggi. Rendahnya kolesterol pada daging kelinci dapat menjadikan daging kelinci sebagai alternatif makanan bagi pasien penyakit jantung, kelebihan berat badan dan kolesterol. Kandungan gizi daging kelinci seperti tingginya asam folat sebesar 36,3 mcg, vitamin B-12 sebesar 32,5 mcg, dan total omega 6 sebesar 3900 mg. Tingginya kandungan gizi daging kelinci tersebut belum banyak diketahui oleh masyarakat. Selain itu, faktor kebiasaan makan dan efek psikologis yang menganggap bahwa kelinci sebagai hewan hias atau kesayangan yang tidak layak dijadikan bahan makanan sumber protein hewani sehingga daging kelinci kurang diminati. b Ancaman 1. Pembeli hanya membeli karena hobi, belum untuk konsumsi maupun industri penyamakan kulit atau tekstil. Umumnya pembeli yang datang membeli kelinci hanya untuk sekedar hobi. Karena peternak di daerah penelitian hanya mengusahakan jenis kelinci hias yang biasa digunakan untuk hobi. Hal ini terkait dengan belum memasyarakatnya daging kelinci, baik karena kurangnya pasokan maupun keengganan mengonsumsi daging kelinci yang secara psikis dianggap sebagai hewan yang lucu dan hewan kesayangan. Padahal peluang usaha kelinci cukup besar, kelinci memiliki banyak manfaat seperti dagingnya yang empuk dan lezat. Menurut penelitian para ahli, selain empuk dan rendah kolesterol, dagingnya dapat dijadikan obat dan dimasak dalam beranekaragam cara, yang terkenal sekarang tentunya sate kelinci. Daging kelinci dipercaya dapat digunakan sebagai obat yang mampu menyembuhkan atau minimal meredakan penyakit asma, infeksi tenggorokan, liver, dan asam urat. Daging kelinci ternyata mengandung suatu zat yang disebut senyawa kitotefin. Senyawa tersebut apabila digabungkan dengan senyawa lain seperti lemak omega 3 dan 9 disinyalir bisa sebagai penyembuh asma. Senyawa kitotefin berfungsi untuk menstabilkan membran sel mastosit. Daging yang mengadung senyawa tersebut yaitu daging kelinci membentuk antibodi pada tubuh. Antibodi ini melekat pada sel mastosit yang bisa mencegah pecahnya membran. Pecahnya membran bisa membuat otot- otot polos saluran nafas berkontraksi. Hasilnya saluran nafas menyempit hingga terjadi asma. Daging kelinci adalah pengobatan jangka panjang, maka dari itu disarankan untuk mengkonsumsinya secara rutin. Jangan dikhawatirkan halal atau tidaknya, karena Majelis Ulama Indonesia menetapkan hukum makan kelinci dengan pertimbangan surat permintaan direktur urusan agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI dan surat Sekretaris Direktur Jenderal Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian RI. Memakan daging kelinci hukumnya halal. Selain daging, kotoran kelinci pun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan biogas. Kotoran kelinci mengandung natrium yang tinggi dibanding kotoran hewan lainnya, sehingga sangat bagus sebagai pupuk organik bagi bunga-bunga dan buah-buahan. Air seni kelinci juga dapat digunakan sebagai penyubur tanaman. Kotoran kelinci sudah diusulkan sebagai biogas, namun tidak banyak yang memanfaatkannya, karena produk utama kotoran kelinci adalah pupuk. Kelinci dari jenis bulu panjang seperti England Anggora dan Rex memberikan manfaat lain. Selain indah dipandang dan lembut, jenis ini memiliki bulu-bulu yang panjang, sehingga dapat dijadikan bahan wol. Bulu kelinci dapat juga dipakai sebagai bahan pakaian berbulu, jaket, selendang, tas, dompet, boneka dan sebagainya. Kulit bulu ini menggantikan peran hewan langka seperti anjing laut dan beruang. Pasar kulit bulu kelinci mencakup daratan Eropa, Rusia, Amerika dan Asia. 2. Anggapan sebagian masyarakat bahwa kelinci merupakan hewankesayangan. Perhatian masyarakat di daerah penelitian di Kabupaten Karo terhadap manfaat daging kelinci sebagai konsumsi belum cukup besar, tidak seperti halnya di daerah Jawa yang sudah sangat banyak mengonsumsi daging kelinci karena sudah mengetahui banyak manfaat yang terkandung di dalamnya. Masyarakat di daerah penelitian masih banyak beranggapan bahwa kelinci hanya untuk ternak hias dan hewan kesayangan. Untuk itu perlu diadakannya sosialisasi lebih jauh yang dilakukan dinas peternakan daerah setempat ataupun penyuluh pertanian untuk memberikan pemahaman tentang manfaat kelinci. 3. Preferensi masyarakat Kecenderungan preferensi masyarakat terhadap kelinci di daerah penelitian hanya sebatas ternak hewan peliharaan sebagai hobi, padahal masih banyak produk-produk turunan yang dapat dihasilkan seperti dagingnya yang memiliki banyak manfaat untuk dikonsumsi, bulunya sebagai bahan baku tekstil, dan urinenya sebagai pupuk untuk pertani.

5.3 Strategi Pengembangan Pemasaran Ternak Kelinci Internal

Eksternal S 1. Pengalaman petani mengembangkan ternak kelinci. 2. Sumber pakan ternak banyak. 3. Agroklimat sesuai untuk mengembangkan ternak kelinci. 4. Kelembagaan sudah ada dalam bentuk kelompok ternak. W 1. Skala usaha ternak kelinci kecil-kecil. 2. Kelinci hanya sebagai usaha sampingan, sehingga pemeliharaannya kurang intensif. 3. Jenis kelinci pedaging belum banyak diusahakan. 4. Dinas Peternakan belum membuat program khusus untuk pengembangan ternak kelinci. O 1. Peluang pasar sudah datang dari luar kota Binjai, Riau, dan Aceh. 2. Kebijakan pemerintah pusat tentang swasembada daging. Strategi SO 1. S 1 O 1 : Memenuhi peluang pasar yang sudah ada dengan pengalaman petaniuntuk meningkatkan produksi beternak kelinci. 2. S 2 O 1 : Memenuhi peluang pasaryang sudah ada dengan memanfaatkan banyaknya sumber pakan untuk meningkatkan produksi. 3. S 3 O 1 : Memenuhi peluang pasaryang sudah ada dengan memanfaatkan kesesuaian agroklimat untuk meningkatkan produksi. 4. S 4 O 1 : Memenuhi peluang pasar yang sudah ada dengan memanfaatkan kelembagaan kelompok ternak yang sudah ada Strategi WO 1. W 1 O 1 : Memenuhi peluang pasar yang sudah ada dengan meningkatkan skala usaha ternak kelinciuntuk meningkatkan produksi. 2. W 2 O 1 : Memenuhi peluang pasaryang sudah ada dengan mengintensifkan pemeliharaan kelinci untuk meningkatkan produksi. 3. W 3 O 1 : Memenuhi peluang pasaryang sudah ada dengan memperbanyak pengusahaan jenis kelinci pedaging untuk meningkatkan produksi. 4. W 4 O 1 : Memenuhi peluang pasar yang sudah ada dengan membuat program untuk meningkatkan produksi. 5. S 1 O 2 : Menjalankan kebijakan pemerintah pusat tentang swasembada daging dengan memanfaatkan pengalaman petani beternak kelinci untuk meningkatkan produksi. 6. S 2 O 2 : Menjalankan kebijakan pemerintah pusat tentang swasembada daging dengan memanfaatkan banyaknya sumber pakan untuk meningkatkan produksi. 7. S 3 O 2 : Menjalankan kebijakan pemerintah pusat tentang swasembada daging dengan memanfaatkan kesesuaian agroklimat untuk meningkatkan produksi. 8. S 4 O 2 : Menjalankan kebijakan pemerintah pusat tentang swasembada daging dengan memanfaatkan kelembagaan kelompok ternak yang sudah ada untuk meningkatkan produksi. khusus untuk pengembangan ternak kelinci dari Dinas Peternakan untuk meningkatkan produksi. 5. W 1 O 2 : Menjalankan kebijakan pemerintah pusat dengan meningkatkan skala usaha ternak kelinciuntuk meningkatkan produksi. 6. W 2 O 2 : Menjalankan kebijakan pemerintah pusat dengan mengintensifkan pemeliharaan kelinci untuk meningkatkan produksi. 7. W 3 O 2 : Menjalankan kebijakan pemerintah pusat dengan memperbanyak pengusahaan jenis kelinci pedaging untuk meningkatkan produksi. 8. W 4 O 2 : Menjalankan kebijakan pemerintah pusat dengan membuat program khusus untuk pengembangan ternak kelinci dari Dinas Peternakan untuk meningkatkan produksi. T 1. Pembeli hanya membeli karena hobi, belum untuk konsumsi maupun industri penyamakan kulit atau tekstil. 2. Anggapan sebagian Strategi ST 1. S 1 T 1 : Sosialisasi kelinci untuk konsumsi maupun tekstil dan memanfaatkan pengalaman petanibeternak kelinci untuk meningkatkan produksi. 2. S 2 T 1 : Sosialisasikelinci Strategi WT 1. W 1 T 1 : Sosialisasi kelinci untuk konsumsi maupun tekstil dan meningkatkan skala usaha ternak kelinciuntuk meningkatkan produksi.