2.7. Kerangka Pemikiran
Salah satu jenis ternak yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan adalah ternak kelinci.Selama ini, peternakan kelinci di Indonesia
masih diusahakan sebagai peternakan yang bersifat sambilan yang kegiatan dan manajemennya masih sangat sederhana.Sebagai alternatif usaha, peternakan
kelinci sebenarnya dapat dikembangkan dalam bentuk perusahaan peternakan, sasaran produksi kelinci dapat ditingkatkan sesuai target, mutu, dan permintaan
pasar yang berkembang. Kabupaten Karo merupakan salah satu yang menjadi sentra pengembangan
usahaternak kelinci di Sumatera Utara.Hal ini di didukung oleh ketersediaan sumberdaya baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun sumberdaya
penunjang lainnya. Untuk menentukan alternatif strategi pengembangan usahaternak kelinci diperlukan metode analisis yang tepat, strategi pengembangan
ini dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT.
Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan : : Menyatakan hubungan
: Menyatakan pengaruh
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Usaha Ternak Kelinci di Kabupaten Karo
Faktor Internal Faktor Eksternal
Strategi Pengembangan Pemasaran Usahaternak Kelinci di Kabupaten Karo
Kekuatan Strength
Kelemahan Weakness
Peluang Opportunity
Ancaman Thread
Matriks SWOT
19
III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja, yaitu di Kabupaten Karo.Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
Kabupaten Karo merupakan sentra pengembagan kelinci di Sumatera Utara. Populasi ternak kelinci yang ada di Kabupaten Karo tebesar berada
dikecamatan berastagi yaitu sebesar 1.798 ekor Karo Dalam Angka 2012
Tabel 2. Populasi Ternak Menurut Kecamatan Ekor di Kabupaten Karo 2011
No. Kecamatan
Populasi Ternak Menurut Kecamatan Ekor 1.
Mardingding 2.
Laubaleng 2
3. Tigabinanga
2 4.
Juhar 5.
Munte 6.
Kutabuluh 22
7. Payung
8. Tiganderket
5 9.
Simpang Empat 137
10. Naman Teran
103 11.
Merdeka 479
12. Kabanjahe
212
13. Berastagi
1.798
14. Tigapanah
193 15.
Dolat Rayat 343
16. Merek
138 17.
Barusjahe 57
Jumlah 2011 3.491
2010 11.769
2009 30.565
Sumber: Karo Dalam Angka 2012
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dimulai dengan cara menelusuri saluran pemasaran mulai dari pangkal rantai pemasaran yaitu peternak di Kabupaten Karo sampai
pada konsumen akhir. 1.
Peternak Penentuan peternak sampel dilakukan secarapenelusuran, Pengambilan
sampel dimulai dengan menelusuri beberapa orang peternak kelinci ataupun pedagang kelinci di daerah penelitian untuk memperoleh informasi lanjutan
mengenai keberadaan peternak kelinci lainnya.Kemudian peternak tersebut dijadikan sebagai responden dan selanjutnya apabila memungkinkan peternak
dijadikan sebagai sumber informasi untuk menelusuri responden berikutnya hingga jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi.
2. Pedagang
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pedagang adalah penelitian penelusuran tracer study. Arikunto 2002 mengatakan to trace
artinya mengikuti jejak atau menelusuri. Menelusuri mengandung arti bahwa kegiatan yang ada dalam penelitian ini adalah mengikuti jejak seseorang yang
sudah pergi atau sesuatu yang sudah lewat waktu.
3.3 Metode Pengumpulan Data