Program Pembiayaan Pengembangan Produk Unggulan Sapu Ijuk Dalam Percepatan Ekonomi Lokal Oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus Di Desa Medan Sinembah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

1. Meningkatkan peran UMKM dalam pemenuhan kebutuhan pasar domestik dan berorientasi ekspor, pengembangan kewirausahaan untuk mendorong daya saing 2. Meningkatkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan potensi dan produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor dan memiliki daya saing; 3. Meningkatkan kualitas produk sektor industri, perdagangan melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung. Bentuk nyata dari kebijakan yang ditempuh oleh Diperindag Kabupaten Deli Serdang dalam pengembangan potensi produk unggulan adalah pelaksanaan program-program yang meliputi :

1. Program Pembiayaan

Kabupaten Deli Serdang banyak menghasilkan produk-produk lokal yang sudah dikenal di pasar lokal, namun faktanya pasar yang potensial terdapat di kota- kota besar yang memiliki daya beli tinggi dibanding pasar lokal, akan lebih baik apabila orientasi pemasaran produk lokal diperlebar untuk pasar yang lebih besar antar kabupaten dan nasional. Dalam hal pembiayaan ini pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang mengupayakan perbantuan bidang pembiayaan melalui strategi permodalan dengan focus kepada 3 bentuk pola pembiayaan dalam pengembangan produk unggulan di Kabupaten Deli Serdang . Universitas Sumatera Utara Adapun bentuk pembiayaan yang sudah diaplikasikan dalam pengembangan ini adalah : A. Pola bantuan dana bergulir revolving oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang Langkah paling memungkinkan adalah mengembangkan usaha yang sudah berjalan. Dalam hal ini pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang menggulirkan sebuah program pinjaman bergulir kepada para pengrajin. Skema pembiayaan berorientasi terhadap peningkatan produksi dan kualitas. Selama ini bantuan yang ada seringkali diberikan untuk kegiatan usaha yang secara historis tidak pernah dilakukan ataupun kalau pernah dilakukan hanya bersifat insidentil. Kenapa pembiayaan diarahkan terhadap usaha yang telah berjalan?, karena pada kondisi ini sudah terlihat proses produksi dan pemasaran, artinya peningkatan mutu dan volume produksi lah yang akan dijadikan target pengembangan. Harapan dari konsep ini, semakin besar usaha akan menjadi embrio munculnya usaha baru sejenis atau usaha yang menjadi supporting bagi usaha pokok yang telah berjalan. Dalam jangka panjang akan tercipta proses usaha yang berkelanjutan dengan perluasan layanan usaha tentu saja penyerapan tenaga terampil lokal. Kalaupun konsep ini dilakukan melalui perguliran dana revolving dilakukan dengan melalui analisis kelayakan usaha seperti yang dilakukan dalam program bantuan dana oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang . Universitas Sumatera Utara Tujuannya antara lain untuk menghindari bergulirnya dana pada usaha yang tidak jelas kegiatan maupun produk yang dihasilkan. Dari pengalaman P2KP konsep perguliran dana akan jauh lebih berhasil apabila dilakukan kepada kelompok petani atau pengrajin yang memiliki kegiatan usaha yang telah berjalan, tingkat pengembalian dana pada kondisi ini memiliki tingkat pengembalian returning yang lebih baik waktu maupun jumlah. Keuntungan revolving adalah setiap usaha akan mendapat perlakuan yang sama dan menumbuhkan kemandirian yang tinggi karena modal pinjaman akan sangat hati-hati digunakan. Jauh dari itu rasa gotong royong untuk sama-sama maju menjadi alasan peminjam untuk membayar tepat waktu, karena logika nya ketika terjadi kemacetan kelompok usaha lain yang memerlukan tidak akan memperoleh pinjaman usaha. Satu hal yang penting adalah sistem pinjaman tanpa bunga dengan masa tenggang 1 tahun akan membantu petanipengrajin dalam mengembangkan usaha pada tahun pertama tanpa perlu setiap bulan mengangsur. B. Pola Pembiayaan perbankan Bank Swasta dan Bank Pemerintah Dalam strategi pembiayaan perbankan ini, pihak Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Deli Serdang telah mengupayakan membuka dan mempermudah akses para pengrajin maupun UKM dalam memperoleh dana bantuan permodalan dari pihak Perbankan, baik perbankan swasta maupun bank Pemerintah. Universitas Sumatera Utara Pembiayaan bagi pelaku UMKM melalui perbankan pemerintah maupun swasta tetap menggunakan peraturan perbankan yang berlaku, seperti setiap usaha harus memiliki kriteria usaha feasible yang mengacu pada ketentuan dan persyaratan pada masing- masing bank yaitu minimal 5C character, capacity, capital, condition of economy, collateral. Beragam produk pembiayaan perbankan dikenalkan kepada masyarakat seperti BRI dengan Kredit Usaha Rakyat KUR MikroRitelLinkage, BNI Wirausaha dan Kredit pada Usaha Kecil Mikro KPKM, , Bank Artha Graha dengan produk pembiayaannya kredit wirausaha dan kredit usaha pertanian, Bank Sumut dengan produk KUKPEDES, KMK . Seperti diketahui, secara umum pelaku usaha mikro, kecil dan menengah UMKM di daerah Kabupaten Deli Serdang cukup banyak yang memiliki kriteria feasible tetapi tidak bankable. Hal ini menyebabkan pelaku UMKM cukup sulit mengakses pembiayaan perbankan karena tidak memiliki agunan dan sistem administrasi keuangan yang baik. Untuk mengatasi hal itu pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan kebijakan Kredit Usaha Rakyat KUR yang ditujukan kepada pelaku UMKM yang feasible tapi tidak bankable. C. Pembiayaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL BUMN Usaha Milik Negara BUMN merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sebagai Universitas Sumatera Utara salah satu pelaku ekonomi dalam sistim perekonomian nasional disamping usaha swasta dan koperasi, BUMN memiliki andil pula dalam membantu pengembangan industri kecil di tanah air. Peranan tersebut tidak lepas dari keinginan pemerintah sebagai pemegang saham terbesar BUMN untuk membangun industri kecil yang kokoh dan berdaya saing serta dapat bersinergi dengan industri menengahbesar termasuk BUMN. Untuk mewujudkan misi strategis BUMN dalam membantu pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil UK, Industri Kecil IK dan koperasi khususnya yang berskala kecil, maka Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983 telah mengamanatkan BUMN untuk turut serta membantu pengembangan usaha kecil. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983, telah diterbitkan keputusan-keputusan menteri sebagai pedoman pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN, yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1232KMK.0131989, Nomor316KMK.0161994 junto Nomor 60KMK.01619 dan Nomor 266KMK.0119, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Kepala Badan Pengelola BUMN Nomor Kep-197M-PBUMN1997 dan Nomor Kep-216M- PBUMN1997. Sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN nomor KEP-236MBU2003 tentang Program Kemitraan BUMN dan Program Bina Lingkungan, yang dimaksud Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil adalah program untuk meningkatkan Universitas Sumatera Utara kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Untuk Konteks di Kabupaten Deli Serdang pelaksanaan program pembiayaan ini sudah pernah di jalin dengan pihak PTPN II yang memiliki area usaha di sekitaran Kabupaten Deli Serdang, namun program ini berhenti begitu saja setelah mulai berjalan selama 1 tahun lebih. Adapun alasan perhentian ini adalah menunggu kebijakan penyesuaian dengan program CSR yang akan digulirkan oleh pihak PTPN II tersebut.

2. Program Peningkatan Nilai Tambah Produk