37
karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi
pencapaian tujuan. Sedangkan kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya dan dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi
dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek- aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan
pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Dari pernyataan yang telah disebutkan diatas, maka penulis
mengajukan hipotesis pertama sebagai berikut:
H
a
1: Komitmen Organisasi sebagai variabel independen mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja auditor.
2. Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Auditor
Penelitian Sarita dan agustia, 2009 menyatakan bahwa motivasi kerja terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja dan
pengaruhnya bersifat positif. Karena semakin tinggi motivasi kerja auditor maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja seorang auditor. Hasil
penelitian ini sesuai dengan Citra 2006 dalam Sarita dan Agustia 2009 menyatakan tebuktinya kebenaran bahwa motivasi kerja yang terdiri dari
kebutuhan fisiologis, keamanan, social, penghargaan, aktualisasi diri memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kepuasan kerja karyawan.
38
Penelitian Bahri 2010 dalam pengaruh motivasi terhadap kinerja auditor menyatakan bahwa motivasi berpengarus secara signifikan
terhadap kinerja auditor. Dengan berpengaruhnya motivasi terhadap kinerja auditor maka akan memiliki kepuasan kerja yang dilakukan.
Karena didalam kinerja auditor terdapat kepuasan akan hasil kerja yang dilakukan oleh auditor. Motivasi dapat membangkitkan semangat kerja
auditor untuk bekerja lebih baik sehingga seorang auditor memiliki motivasi yang tinggi akan mempengaruhi kepuasan kerja menjadi lebih
tinggi. Handoko 2001:199 mengemukakan bahwa “karyawan biasanya memperoleh kompensasi lebih baik, kondisi kerja nyaman, dan pekerjaan
mereka memungkinkan penggunaan segala kemampuan yang mereka miliki sehingga mereka mempunyai alasan-alasan untuk terpuaskan.
Dari pernyataan yang telah disebutkan diatas, maka penulis mengajukan hipotesis kedua sebagai berikut:
H
a
2: Motivasi kerja sebagai variabel independan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja auditor.
3. Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Auditor
Menurut penelitian Sarita dan Agustia 2009:13 mengenai semakin baik gaya kepemimpinan situasional pimpinan, maka semakin
tinggi tingkat kepuasan kerja seorang auditor. Hasil studi ini sesuai dengan hasil studi sebelumnya yang dilakukan oleh Haryano 1998 dalam Sarita
dan Agustia 2009:13 yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan situasional berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
39
Penelitian yang dilakukan oleh Baihaqi 2009 menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan. Karena gaya kepemimpinan menjadi faktor penting yang mempengaruhi perilaku kerja seperti kepuasan, kinerja dan turnover
karyawan. Gaya kepemimpinan secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja melalui kecermatannya dalam menciptakan pekerjaan dan
lingkungan kerja yang menarik, pelimpahan tanggung jawab dan serta penerapan peraturan dengan baik. Maka dari itu, pemimpin dengan gaya
kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Ginanjar 2009 dalam pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa dengan berpengaruhnya gaya kepemimpinan
terhadap kinerja auditor maka terdapatnya tingkat kepuasan yang dilakukan oleh karyawan dalam bekerja. Sehingga gaya kepemimpinan
menghasilkan pengaruh yang positif. Karena seorang pemimpin dapat melakukan berbagai cara dalam kegiatan mempengaruhi dan memotivasi
bawahan atau orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang selalu terarah terhadap pencapaian tujuan organisasi. Cara ini mencermikan sikap
dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya dan merupakan gambaran dari gaya kepemimpinan.
40
Dari pernyataan yang telah disebutkan diatas, maka penulis
mengajukan hipotesis ketiga sebagai berikut: H
a
3: Gaya kepemimpinan sebagai variabel independen mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja auditor.
4. Locus of Control Terhadap Kepuasan Kerja Auditor