Pengertian Kecerdasan Pengertian Kecerdasan Emosional

29 å ebel æ m ked çè angan Nabi i è æ , me é eka adalah bena é -bena é dalam ke å e å a è an ê ang n ê a è a. Q.S Ali Imran: 164 Dalam pembentukan kepribadian anak didiknya di sini guru agama mempunyai pengaruh yang sangat besar, sebagai figur bagi anak didiknya, baik apa yang dilakukan, diucapkan, maupun tindakannya. Dalam hal ini Abdurrahman An-Nahlawi menyatakan bahwa tanggung jawab dan tugas seorang guru agama diantaranya: a. Fungsi penyucian, artinya seorang guru berfungsi sebagai pembersih diri, pemeliharaan diri, pengembangan, serta pemeliharaan fitrah manusia. b. Fungsi pengajaran, artinya seorang guru berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada umat manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. 39 Mengingat lingkup pekerjaan guru, seperti yang telah dilukiskan di atas, maka tugas guru itu meliputi: Pe é è ama, guru sebagai pengajar. Ke ë æ ç , guru sebagai pembimbing. Ketiga sebagai pemegang administrasi atau guru sebagai “Pemimpin” Manajer Kelas. 40 Ke è iga, tugas itu dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi, tidak boleh ada satupun yang terabaikan, karena semuanya fungsional dan saling terkait dalam menuju keberhasilan pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat terpisahkan.

B. Pengertian Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan dalam bahasa Inggris disebut in è elligence dan bahasa Arab disebut al-d ì aka. Menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu dalam arti, kemampuan al- í æ ë é ah dalam memahami sesuatu sacara tepat dan sempurna. 41 Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang secara harfiah berarti sempurna perkembangan akal budinya, pandai dan tajam 39 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan îï lam di R ðñ ah, Sekolah dan M òï ó òô ak òõ , Jakarta: Gema Insani Press, 1995, h. 170 40 Zakiah Darajat, Me õ odik K öð ï ð ï Pengaj òô an Agama îï lam , Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. Ke-2, h. 265 41 Ramayulis, Ilm ð Pendidikan î ï lam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Edisi revisi Cet. Ke-7, h. 96. 30 pikirannya. Selain itu cerdas dapat pula berarti sempurna pertumbuhan tubuhnya seperti sehat dan kuat fisiknya. 42 Jadi, kecerdasan merupakan kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia, kecerdasan ini diperoleh manusia sejak lahir, dan sejak itulah potensi kecerdasan ini mulai berfungsi mempengaruhi tempo dan kualitas perkembangan individu. Kecerdasan merupakan kata benda yang menerangkan kata kerja atau keterangan. Seseorang menunjukkan kecerdasannya ketika ia bertindak atau berbuat dalam suatu situasi secara cerdas atau bodoh, kecerdasan seseorang dapat dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak. 43 Beberapa para ahli mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya: Suharsono menyebutkan bahwa “kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah secara benar, yang secara relatif lebih cepat dibandingkan dengan usia biologisnya.” 44 David Wechsler, seorang penguji kecerdasan. Menurutnya, kecerdasan adalah; “Kemampuan sempurna komprehensif seseorang untuk berprilaku terarah, berpikir logis, dan berinteraksi secara baik dengan lingkungannya”. 45 Berdasarkan hasil penelitiannya, J.P. Chaplin merumuskan tiga definisi kecerdasan, yaitu: 1 Kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. 2 Kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, yang meliputi empat unsur, seperti memahami, berpendapat, mengontrol dan mengkritik. 3 Kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali. 46 Pada mulanya, para ahli beranggapan bahwa kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal in ÷ ellec ÷ dalam menangkap gejala sesuatu, 42 WJ.S. Poerwadarminta, op.cit., h. 211 43 M. Alisuf Sabri, P ø ikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010, Cet. Ke-4, h. 115. 44 Suharsono, Mence ù úû ø kan Anak Depok, Inisiasi Press, 2003, h. 43. 45 Makmun Mubayidh, Kece ù úû ø an dan Ke ø e üûý an Em þ ø ional Anak, Terj. Dari A úÿ -D ÿ aka’ Al-A ý hifi w a A ø h-Shihhah Al-A ý hifi y ah oleh Muhammad Muchson Anasy, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2010, Cet. Ke-4, h. 13. 46 J.P. Chaplin, Kam u ø Lengkap P ø ikologi, Terj. Kartini Kartono, Judul asli, Dic ý i þ o ûù y of P ø y chol þ y Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 253. 31 sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspek-aspek kognitif al-majal al- ma’ r ifi. Namun pada perkembangan selanjutnya, didasari bahwa kehidupan manusia bukan semata-mata memenuhi struktur akal, melainkan terdapat struktur kalbu yang perlu mendapat tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek-aspek afektif al-majal al-infi’ali seperti kehidupan emosional, moral, spiritual dan agama. 47 Karena itu, jenis-jenis kecerdasan pada diri seseorang sangat baragam seiring dengan kemampuan atau potensi yang ada pada dirinya. Di dalam diri setiap individu manusia terdapat struktur nafsani pshychophysic yang secara intern menumbuhkan suatu kecerdasan. Jusuf Mudzakir dalam Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, menerangkan ada 3 macam jenis kecerdasan, yaitu: 1 Kecerdasan Kalbu yang terdiri dari : Intelektualintuitif ilham, ilmu laduni, dan firasat, Emosional tenang, tanggap, sabar, Moral santun, bijak, tidak angkuh atau sombong, Spiritual toleransi, inklusif, tidak fanatik. ûï rŽ9¹ ’?ãr Og‘ bq=2qGƒ ÇÍËÈ ai t o r ang-o r ang ang s aba r dan han a kepada T s aja me r eka be r t a akal. QS. An-Nahl: 42 2 Kecerdasan Akalintelektual yang terdiri dari: berfikir, memahami, memperhatikan, melihat dengan seksama, mengambil perumpamaan, interpretasi, merenung, menganalogi, menalar, mengingat, menghitung, mempersepsi, memprediksi, memecahkan masalah secara rasional.  =?r… »VB{ k5ŽØR ¨Z=9 Og=è9 cr3ÿGƒ ÇËÊÈ Dan pe r mpamaan-pe r mpamaan i t Kami b t t k m s ia s a me r eka be r fiki r . QS. Al-Hasyr: 21 3 Kecerdasan Nafsu yang meliputi: Syahwat memiliki kecerdasan dalam berhasrat yang apabila mencapai puncaknya mampu mengendalikan hawa 47 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, N a-n a P ikologi I lam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. Ke-1, h. 318-319. 32 nafsu, Ghadhab memiliki kecerdasan berdaya atau kemampuan yang apabila mencapai puncaknya mencapai keberanian. 48 Br — Ó¤ÿR 4 b §ÿZ9 o‘B{ äq¡9 w B Om‘ ’1‘ 4 b ’1‘ ‘qÿî Lìm‘ ÇÎÌÈ Dan ak idak membeba kan di ik da i ke alahan, ka ena Se a naf i elal men kepada kejaha an, kec li naf ang dibe i ahma oleh T k Se a T k Maha Pengam p lagi Maha Pen an ang. QS. Yusuf: 53 Howard Gardner, Profesor dari Harvard University yang dikutip oleh KH. Toto Tasmara memperkenalkan delapan kecerdasan. Kecerdasan ini terdiri dari: 1 Lin i ic In elligence, kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan menangkap kata-kata dan kemampuan menyusun kalimat. 2 Logical-Ma hema ical In elligence, kemampuan menghitung aritmatika dan berfikir logis, analitis sampai pada system berfikir yang rumit. 3 M ical In elligence, kemampuan memahami nada music, komposisi. 4 Spacial In elligence, kemampuan untuk melihat sesuai dalam perspektif think in picture, mampu mempersepsi lingkungan. 5 Bodil Kine ic In elligence, kemampuan memahami jasmani. 6 In e pe onal In elligence, kemampuan memahami orang lain. 7 In ape onal In elligence, kemampuan memahami emosinya sendiri. 8 Na ali In elligence, kemampuan mengenal benda di sekitar. 49 Kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner ini dikenal juga sebagai keragaman kecerdasan m l iple in elligence. Pembagian kecerdasan oleh Gardner ini telah membuka paradigma baru dari sebuah kata kecerdasan. Karena berdasarkan pembagian-pembagian kecerdasan menurutnya, ternyata cerdas bukan semata dapat memiliki skor tinggi sewaktu ujian namun cerdas itu beranekaragam. Pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan dan melakukan tindakan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai guna bagi masyarakat. 48 Ibid. 49 Toto Tasmara, Kece d an R ah, T ancende n al I n elligence, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, cet. Ke-1, h. 48. 33

2. Pengertian Emosi