Uji Normalitas Analisis Histogram Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi Autokorelasi

Pada tabel 4.10 variabel deskripsi kerja dan pengawasan menunjukkan hasil pengujian reliabilitas pada instrumen dengan nilai Cronbachs Alpha atau r alpha sebesar 0,899. Hal ini membuktikan instrument penelitian berupa kuesioner ini adalah reliabel karena r alpha yang bernilai 0,899 lebih besar dari 0,60. Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variabel Deskripsi Kerja Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .874 9 Pada tabel 4.11 variabel prestasi kerja menunjukkan hasil pengujian reliabilitas pada instrumen dengan nilai Cronbachs Alpha atau r alpha sebesar 0,874. Hal ini membuktikan instrument penelitian berupa kuesioner ini adalah reliabel karena r alpha yang bernilai 0,874 lebih besar dari 0,60. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil reliabilitas untuk variabel deskripsi kerja dan pengawasan adalah sebesar 0,899 dan variabel prestasi kerja adalah sebesar 0,874. C.Uji Asumsi Klasik Menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah Uji Normalitas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi.

1. Uji Normalitas Analisis Histogram

Universitas Sumatera Utara Uji normalitas data dapat dilihat dari output SPSS melalui gambar kurva normal p- p Plot dan pada grafik histogram untuk menunjukkan sebaran data penelitian. Dari grafik histogram terlihat bahwa variabel deskripsi kerja berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Berarti terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.

2. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Dari gambar 4.2 scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hai ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel independen. Universitas Sumatera Utara

3. Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi Autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien yang diperoleh menjadi tidak akurat sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi. Cara yang dapat digunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Angka D-W dibawah -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.12 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .686 a .612 .598 2.93096 2.315 a. Predictors: Constant, Pengawasan,Deskripsi_Kerja b. Dependent Variable: Prestasi_Kerja Universitas Sumatera Utara Pada bagian Model Summary hasil pengujian terlihat bahwa angka D-W sebesar +2,315 atau angka ini terletak diantara -2 dan +2 . Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

D. Analisis Regresi Linear Berganda