5. Daftarkan material-material itu dalam rank persentase nilai total penggunaan biaya dengan urutan menurun dari terbesar sampai
terkecil. Klasifikasikan material-material inventori itu ke dalam kelas A, B, dan C
dengan kriteria 20 - 30 dari jenis material yang diklasifikasikan kedalam kelas A, 25 - 35 dari jenis material yang diklasifikasikan kedalam kelas
B, dan 45 - 55 dari jenis material yang diklasifikasikan kedalam kelas C.
3.5. Teknik Analisa Kerusakan Mesin
Sebuah mesin mempunyai umur tertentu dalam penggunaannya, oleh karena itu setiap mesin perlu perawatan untuk menjamin mesin tersebut
dapat terus digunakan. Untuk menganalisa suatu kerusakan yang akan dialami oleh mesin
tersebut dapat digunakan teknik keandalan reliability dan teknik perawatan maintenance.
Secara umum ada 2 dua cara analisa kerusakan mesin yaitu : a. Cara Statistikal.
Analisa kerusakan secara statistikal biasanya lebih memperhatikan ketergantungan mekanisme kerusakan terhadap waktu, dan
biasanya sebab-sebab terjadinya kerusakan tidak begitu diperhatikan. Dengan menggunakan analisa kerusakan secara
statistikal dapat ditentukan persentase peralatan atau mesin dalam keadaan layak pakai, persentase peralatan atau mesin
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan mengalami kritis, sehingga dapat diambil suatu kebijaksanaan mengatasi kemungkinan tersebut.
b. Cara Teknikal. Analisa kerusakan teknikal perlu dilakukan untuk menentukan
sebab-sebab kerusakan. Ada 2 dua macam kerusakan peralatan atau mesin yaitu :
a. Kerusakan Semi Kritis. Pada kerusakan semi kritis suku cadang dapat diperbaiki dalam
waktu singkat tanpa harus dilakukan pergantian suku cadang untuk dapat digunakan kembali.
b. Kerusakan Kritis. Pada kerusakan kritis peralatan tidak dapat diperbaiki lagi
sehingga harus diganti. Biasanya untuk kerusakan kritis ini dapat mempengaruhi lancarnya suatu proses produksi itu sendiri, karena
biasanya proses produksi berhenti. Suatu analisa kerusakan peralatan atau mesin yang baik tergantung
dari laju kerusakannya. Adapun laju kerusakan digolongkan dalam tiga 3 bagian yang berbeda, dimana setiap periode mempunyai karakteristik tertentu
yang ditentukan dengan laju kerusakannya yaitu : 1. Periode Wear - in
Periode ini ditandai dengan penurunan laju kerusakan, berarti laju kerusakan menurun sejalan dengan waktu. Kerusakan yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
pada periode ini biasanya disebabkan oleh material, kesalahan proses pembuatan dan kesalahan pemindahan produk.
2. Periode Normal Operation Periode ini ditandai dengan laju kerusakan konstan, yaitu laju
kerusakan tidak berubah walaupun umur alat bertambah. Kemungkinan rusak pada setiap saat sama. Kerusakan yang terjadi
pada periode ini disebabkan situasi yang ekstrim, kejadian yang tiba- tiba dan sebagainya.
3. Periode Wear - Out Periode ini ditandai dengan kenaikan laju kerusakan, berarti laju
kerusakan bertambah sejalan dengan waktu. Kemungkinan rusak hari ini akan lebih besar dari pada hari yang akan datang. Bila suatu
peralatan memasuki periode ini maka peralatan tersebut harus diganti dengan yang baru. Idealnya penggantian peralatan ini harus
dilaksanakan pada saat laju kerusakan mulai naik. Kerusakan yang terjadi pada periode ini disebabkan oleh pemakaian melebihi umur
layak pakai peralatan.
3.6. Distribusi dan Notasi dalam Analisa Kerusakan