Distribusi dan Notasi dalam Analisa Kerusakan

pada periode ini biasanya disebabkan oleh material, kesalahan proses pembuatan dan kesalahan pemindahan produk. 2. Periode Normal Operation Periode ini ditandai dengan laju kerusakan konstan, yaitu laju kerusakan tidak berubah walaupun umur alat bertambah. Kemungkinan rusak pada setiap saat sama. Kerusakan yang terjadi pada periode ini disebabkan situasi yang ekstrim, kejadian yang tiba- tiba dan sebagainya. 3. Periode Wear - Out Periode ini ditandai dengan kenaikan laju kerusakan, berarti laju kerusakan bertambah sejalan dengan waktu. Kemungkinan rusak hari ini akan lebih besar dari pada hari yang akan datang. Bila suatu peralatan memasuki periode ini maka peralatan tersebut harus diganti dengan yang baru. Idealnya penggantian peralatan ini harus dilaksanakan pada saat laju kerusakan mulai naik. Kerusakan yang terjadi pada periode ini disebabkan oleh pemakaian melebihi umur layak pakai peralatan.

3.6. Distribusi dan Notasi dalam Analisa Kerusakan

Biasanya pola kerusakan dapat digambarkan dalam berbagai tipe distribusi, tipe-tipe distribusi yang sering digunakan adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Distribusi Eksponesial Distribusi eksponesial mempunyai laju kerusakan yang konstan yang tidak tergantung waktu, dengan kata lain laju kerusakan tidak tergantung pada umur peralatan. 2. Distribusi Normal Untuk distribusi normal biasanya laju kerusakan cenderung naik sejalan dengan bertambahnya waktu, dengan kata lain kemungkinan terjadinya kerusakan sejalan dengan bertambahnya umur peralatan. 3. Distribusi Weibull Dalam distribusi weibull laju kerusakan naik dan turun menurut waktu, tergantung dari harga parameternya . Ada beberapa istilah yang sering digunakan. Untuk memudahkan berikut ini diberikan definisi dan notasi. 1. Keandalan reliabilbity : R t Suatu kemungkinan bahwa komponen atau sistem akan berjalan dengan baik dalam suatu periode waktu tertentu, bila dioperasikan dalam kondisi yang ditentukan. Secara singkat dapat dikatakan sebagai kemampuan komponen sistem untuk tidak rusak selama beroperasi. 2. Ketidakandalan unreliabilbity : F t Suatu kemingkinan bahwa komponen sistem mengalami kerusakan dalam suatu periode waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara 3. Laju Kerusakan : Z t Suatu kemingkinan bahwa komponen akan mengalami kerusakan per satuan waktu dalam periode waktu tertentu. 4. Laju Kerusakan konstan : g Merupakan laju kerusakan dimana perubahan waktu sudah tidak berpengaruh lagi. 5. Time to failure : TTF. Merupakan panjang waktu antara selesainya suatu perbaikan sampai pada kerusakan yang pertama dialami lagi. Secara singkat dikatakan sebagai umur operasi alat tanpa mengalami kerusakan. 6. Mean Life : θ Merupakan umur operasi komponen. Distribusi yang umum digunakan dalam menentukan keandalan adalah distribusi normal, eksponensial, dan weibull, diamana distribusi eksponensial adalah bentuk khusus dari weibull. Fungsi distribusi Ft yaitu kemungkinan bahwa pada suatu percobaan acak tidak lebih besar dari t, jadi :         t dt t f t F Ft merupakan fungsi ketidakandalan. Fungsi keandalan Rt adalah     t F t R   1 Universitas Sumatera Utara Rt Merupakan kemungkinan bahwa peubah tersebut lebih besar atau sama dengan t.        t dt t f t R Penurunan persamaan diatas akan menghasilkan :       dt t dF dt t dR t f    Kemungkinan terjadinya kerusakan dalam selang t 1 sampai t 2 dapat dinyatakan dalam fungsi ketidakandalan atau keandalan. Hubungannya adalah sebagai berikut :                2 1 2 1 t t t t dt t f dt t f dt t f = Ft 2 - Ft 1              2 1 2 1 1 2 t t t t dt t f dt t f dt t f = Rt 2 - Rt 1 Lamanya kerusakan dalam selang waktu t 1 sampai t 2 disebut laju kerusakan. Jadi laju kerusakan adalah :           1 1 2 2 1 t R t t t R t R t Z    Dengan mengganti t 1 = t 2 dan t 2 = t + h maka laju kerusakan menjadi         t hR h t R t R t Z    Universitas Sumatera Utara Laju kerusakan sesaat, dengan simbol Zt didefinisikan sebagai limit dari laju kerusakan dengan tanda interval mendekati nol.         t hR h t R t R t Z h    0 lim           t R t f dt t R t R t Z    1     dt t R d t Z ln   Laju kerusakan sesaat hazard rate akan sama dengan laju kerusakan failure rate, bila interval waktu untuk menghitung laju kerusakan mendekati nol. Tetapi walaupun sudah ada batasan ini, istilah “laju kerusakan” sudah digunakan secara luas untuk menyatakan ukuran keandalan yang sebenarnya merupakan laju kerusakan sesaat. Dengan demikian istilah tersebut dapat dianggap mempunyai arti yang sama.

3.7. Fungsi-fungsi yang Spesifik