BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Reliabilitas
Suatu sistem yang menghasilkan produk atau jasa mempunyai banyak pengukuran efektifitas dan kinerja. Pengukuran efektifitas mencakup
misalnya keandalan reliability, perawatan maintainability, kesiapan operasional operational readiness, ketersediaan availability, sedangkan
kinerja mencakup produkitivitas, efisiensi, tingkat penggunaan, dan kualitas. Reliabilitas adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi
yang diperkirakan pada kondisi tertentu untuk periode waktu yang telah ditentukan, atau kemampuan produk untuk berfungsi pada periode waktu
tertentu. Oleh karena itu, bila suatu produk dapat bekerja atau berfungsi
dalam periode waktu yang lama dapat dikatakan bahwa produk tersebut handal atau reliable. Namun, suatu produk pasti akan rusak dalam waktu
yang berbeda-beda. Reliabilitas atau ketahanan uji merupakan suatu probabilitas. Menurut Besterfield 1998, reliabilitas adalah probabilitas suatu
produk akan melaksanakan fungsi yang diharapkan untuk waktu tertentu sesuai dengan kondisi lingkungan, hal ini mencakup 4 faktor yaitu nilai
numerik, fungsi yang diharapkan, hidup dan kondisi lingkungan. Reliabilitas pada umumnya digunakan untuk mengukur kualitas
produk melalui lama waktu penggunaan produk tersebut. Untuk menjamin
Universitas Sumatera Utara
kepuasan pelanggan pada fase kinerja, pengukuran untuk memperbaiki reliabilitas dilaksanakan pada fase perancangan atau desain. Reliable juga
berarti ketergantungan atau kepercayaan, dalam suatu penelitian keandalan berarti konsistensi atau kemampuan untuk mengulangi. Suatu pengukuran
dapat dikatakan reliable bila hasil pengukuran menunjukkan hasil yang sama dari waktu ke waktu.
3.2. Pemeliharaan dalam Hubungannya dengan Reliabilitas Sistem
Salah satu tujuan utama kegiatan pemeliharaan adalah untuk memelihara reliabilitas sistem pengoperasian pada tingkat yang dapat
diterima dan tetap memaksimumkan laba atau meminimumkan biaya. Kegiatan pemeliharaan yang cenderung untuk memperbaiki reliabilitas sistem
termasuk dua 2 kategori kebijaksanaan pokok, yang dapat diperinci sebagai berikut :
1. Kebijaksanaan yang cenderung untuk mengurangi frekuensi kerusakan-kerusakan.
− Pemeliharaan preventif termasuk pemeliharaan kondisional. − Simplifikasi operasi.
− Penggantian awal. − Perancangan reliabilitas ke dalam komponen-komponen sistem.
− Instruksi yang tepat pada operator.
Universitas Sumatera Utara
2. Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang cenderung untuk mengurangi akibat kerusakan-kerusakan.
− Percepatan pelaksanaan reparasi yaitu meningkatkan jumlah tenaga reparasi.
− Mempermudah tugas reparasi yaitu desain “ modular “ peralatan. − Penyediaan keluaran alternatif selama waktu reparasi yaitu
peralatan cadangan. Untuk tujuan perencanaan pemeliharaan, berbagai kebijaksanaan-
kebijaksanaan diatas dapat diuji dengan simulasi untuk menentukan pengaruh masing-masing kebijaksanaan pada biaya tahunan total.
Pemeliharaan preventive harus dimulai dengan menerapkan konsep kemudahan dipelihara pada desain mesin dan peralatan. Kemudahan
dipelihara maintainability adalah berkenaan dengan perancangan mesin- mesin yang bebas dari kerusakan dan mudah dipelihara. Mesin-mesin harus
dirancang untuk beroperasi secara tidak tergantung, akurat, dan siap bagi periode waktu operasi panjang tanpa kerusakan. Dan komponen-komponen
spare-part mesin harus tersedia dan cepat dilakukan penggantian. Dalam suatu lini produksi sebaiknya mekanik mesin harus selalu siap
dekat mesin untuk menangani kerusakan-kerusakan. Istilah yang lebih tepat untuk menggambarkan situasi ini adalah pemeliharaan produksi maintaining
production. Kerusakan-kerusakan sering diakibatkan oleh bagian-bagian kecil bukan mesin itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Klasifikasi Barang-barang dalam Persediaan