Variabel Motivasi X Variabel Motivasi X Pembahasan Hasil Penelitian

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom df = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 45 sampel, dengan demikian dapat dihitung df = 45 – 2 = 43 berdasarkan tabel r dengan signifikasi α sebesar 5 apabila df = 45, maka diperoleh r tabel

a. Variabel Motivasi X

= 0,294. Hasil pengujian terhadap masing – masing variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut: Tabel 4.3 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel motivasi. Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Motivasi Item Corrected Item Total Correlation r r hitung Keterangan tabel Pertanyaan 1 0.421 0.294 Valid Pertanyaan 2 0.516 0.294 Valid Pertanyaan 3 0.521 0.294 Valid Pertanyaan 4 0.437 0.294 Valid Pertanyaan 5 0.413 0.294 Valid Pertanyaan 6 0.468 0.294 Valid Pertanyaan 7 0.547 0.294 Valid Pertanyaan 8 0.374 0.294 Valid Pertanyaan 9 0.354 0.294 Valid Pertanyaan 10 0.395 0.294 Valid Pertanyaan 11 0.435 0.294 Valid Pertanyaan 12 0.390 0.294 Valid Pertanyaan 13 0.468 0.294 Valid Pertanyaan 14 0.555 0.294 Valid Pertanyaan 15 0.298 0.294 Valid Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.3. kelimabelas item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari Universitas Sumatera Utara r-tabel. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel motivasi dapat disimpulkan lolos uji validitas.

b. Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Y

Variabel kinerja pada penelitian ini dilihat dari Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasil olahan uji validitas terhadap kinerja SKPD dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Item Pertanyaan Corrected Item Total Correlation r r hitung Keterangan tabel Pertanyaan 1 0.615 0.294 Valid Pertanyaan 2 0.409 0.294 Valid Pertanyaan 3 0.304 0.294 Valid Pertanyaan 4 0.378 0.294 Valid Pertanyaan 5 0.347 0.294 Valid Pertanyaan 6 0.605 0.294 Valid Pertanyaan 7 0.640 0.294 Valid Pertanyaan 8 0.597 0.294 Valid Pertanyaan 9 0.544 0.294 Valid Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012

4.2.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dimana hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan reliable jika variabel tersebut memberikan nilai Cronbach’s alpha 0,60. Universitas Sumatera Utara

a. Variabel Motivasi X

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji relibilitas terhadap item pertanyaan variabel motivasi. Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,812. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan motivasi memiliki reliabilitas tinggi.

b. Variabel Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Y

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Dilihat dari hasil pengujian ini, ternyata Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga variabel yang diandalkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel 4.6 yang menunjukkan angka Cronbach’s Alpha sebesar 0,798 lebih besar dari 0,60. Berdasarkan Cronbachs Alpha N of Items .812 15 Cronbachs Alpha N of Items .798 9 Universitas Sumatera Utara hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.

4.2.3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear sederhana. Uji – uji ini terdiri dari uji normalitas data dan uji heteroskedastisitas.

4.2.3.1. Hasil Uji Normalitas

Ada dua cara yang dapat digunakan agar dapat mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut. Dalam analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Sedangkan dalam analisis dilakukan dengan alat uji kolmogorov – smirnov. Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam histogram dan grafik berikut ini. Gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara Histogram Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot. Gambar 4.2 Normal P-P Plot Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Pada grafik normal plot terlihat titik menyebar di setiap garis dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik Universitas Sumatera Utara tersebut menunjukkan, model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. Pengujian normalitas data hanya melihat grafik. Grafik akan menyesatkan apabila tidak melihatnya secara teliti. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar data lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji kolmogorov – smirnov Uji K – S. Jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka nilai itu berdistribusi tidak normal. Hasil pengujian normalitas terhadap variabel independen dan variabel dependen akan disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 5.88023277 Most Extreme Differences Absolute .123 Positive .072 Negative -.123 Kolmogorov-Smirnov Z .825 Asymp. Sig. 2-tailed .504 a. Test distribution is Normal. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.7 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,825 dan signifikan pada 0,504. Nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

4.2.3.2. Hasil Uji Heteroskedatisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Apabila ada pola tertentu itu, maka terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil pengujian gejala heteroskedastisitas ditunjukkan pada gambar 4.3. Gambar 4.3 Scatterplot Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Universitas Sumatera Utara Dari garfik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan variabel independen motivasi.

4.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan untuk melakukan analisis regresi adalah metode enter. Pengujian dengan ditunjukkan dalam tabel – tabel berikut. Tabel 4.8 Variabel EnteredRemoved Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Model Variables Entered Variables Removed Method 1 MOTIVASI a . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KINERJA Universitas Sumatera Utara Berikut model persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan tabel 4.9 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B. Y = 48,509 + 0,255X + e Keterangan 1. Konstanta sebesar 48,509 menyatakan bahwa jika tidak ada motivasi, maka kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan sebesar 48,509. 2. Koefisien 0,255 menunjukkan bahwa motivasi X berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan motivasi 1, maka akan diikuti penambahan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,255 dengan asumsi variabel lain tetap. 3. Standar error e menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu. Tabel 4.9 Regresi Linear Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 48.509 7.382 6.571 .000 MOTIVASI .255 .123 .300 2.065 .045 a. Dependent Variable: KINERJA Universitas Sumatera Utara

4.2.4.1. Hasil Uji Koefisien Determinan R

2 Koefisien Determinan pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel, dalam hal ini koefisien digunakan untuk mengetahui seberapa jauh motivasi X dalam Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Y. Tabel 4.10 Model Summary Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2012 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat hail analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan R sebesar 0,300 yang berarti bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja mempunyai hubungan yang rendah sebesar 30 dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 50. R Square digunakan bila hanya menggunakan satu variabel independen, apabila menggunakan lebih dari satu variabel independen maka digunakan adjusted R Square. Maka nilai R Square dalam penelitian ini sebesar 0,090 berarti bahwa variabel independen motivasi sebesar 9 dan selebihnya 91 dijelaskan oleh faktor - faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti variabel komitmen, partisipasi anggaran, evaluasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan sebagainya. Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .300 a .090 .069 5.94821 a. Predictors: Constant, MOTIVASI b. Dependent Variable: KINERJA Universitas Sumatera Utara

4.2.4.2. Hasil Uji – T

Hasil Uji – T dapat dilihat pada tabel 4.9 bahwa model variabel yang berpengaruh terhadap kinerja SKPD Provinsi Sumatera Utara adalah variabel signifikan 0,05. Pada kolom signifikansi konstanta memiliki tingkat signifikansi 0,000 dan nilai signifikansi motivasi 0,045 0,05. Dengan kata lain, Ha diterima, yaitu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan sebaliknya jika semakin rendah motivasi maka akan semakin rendah pula kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95. Hasil penelitian ini sejalan dan dapat memperkuat hasil penelitian Ilham 2010 yang menyatakan bahwa motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai. Yang menjadi populasi dalam penelitian Ilham 2010 adalah seluruh pegawai pada SKPD yang ada dipemerintah kota Binjai yang berjumlah 60 SKPD. Sampel yang digunakan sebanyak 44 orang responden. Dalam penelitian Juliami 2010 menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Populasi dalm penelitian Juliami yaitu sekretaris daerah, Universitas Sumatera Utara sekretaris DPRD, lembaga teknis, badan dan dinas. Sampel yang digunakan berjumlah 62 orang terdiri dari sekretaris dan kepala bidang. Penelitian ini sejalan mungkin karena hanya mengambil sampel dari organisasi publik yang tidak mengharapkan laba yaitu SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Motivasi yang diberikan kepada pegawai negeri sipil secara signifikan mampu meningkatkan kinerja SKPD. Apabila dikaitkan dengan teori Maslow, kita mendapati bahwa pegawai negeri sipil ini seperti telah mendapatkan kebutuhan – kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis yang menjadi cita – cita mereka sebelumnya. Dengan demikian, pegawai tersebut sudah mengharapkan kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri sehingga setelah merasa kebutuhan yang mendasar sudah terpenuhi, maka penambahan motivasi akan semakin memacu semangat mereka dalam hal peningkatan prestasi. Apabila dianalogikan dengan teori McClelland maka pegawai negeri sipil ini diasumsikan memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi sehingga memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau pencarian solusi atas suatu permasalahan. Menurut teori harapan, para pegawai ini akan tidak begitu cepat mengambil keputusan untuk berhenti dari pekerjaan, mereka akan cenderung untuk mempertimbangkan segala selisih biaya dan manfaat dari segala alternatif. Hasil penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan Martua 2010 menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah di Padangsidempuan. Populasi dalam penelitian Martua 2010 adalah semua karyawan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia yang ada di Padangsidempuan yang terdiri dari 47 orang. Sampel yang digunakan Universitas Sumatera Utara terdiri dari 32 orang. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan tempat responden bekerja. Adapun tempat penelitian yang dilakukan Ilham 2010 dan Juliami 2010 adalah di instansi pemerintahan yang bersifat nirlaba sedangkan tempat penelitian yang dilakukan Martua 2010 di organisasi yang bersifat laba. Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Nilai R sebesar 0,300 yang berarti bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja mempunyai hubungan yang rendah sebesar 30, dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 0,5 atau 50. Nilai R Square dalam penelitian ini adalah 0,090 berarti bahwa variabel dependen kinerja SKPD mampu dijelaskan oleh variabel independen motivasi sebesar 9 dan selebihnya 91 dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti variabel komitmen, partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan sebagainya. Standar error of the estimate sebesar 5,948 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi motivasi. Hasil ini membukt ikan bahwa semakin tinggi motivasi yang dimiliki pegawai maka semakin tinggi kinerja yang dihasilkan. Dan sebaliknya, semakin rendah motivasi yang dimiliki pegawai, maka semakin rendah juga kinerja yang dihasilkan. Koefisien korelasi sebesar 0,255 menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan motivasi 1, maka akan diikuti penambahan Universitas Sumatera Utara kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,255 dengan asumsi variabel lain tetap. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95. Dengan demikian, Ha diterima dan H Angka R Square dari hasil penelitian ini adalah sebesar 9 hal ini berarti kinerja SKPD dapat dijelaskan oleh variabel motivasi, sedangkan 91 dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti variabel komitmen, partisipasi anggaran, evaluasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan sebagainya. ditolak. Ha diterima apabila variabel motivasi berpengaruh terhadap variabel kinerja SKPD pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ilham 2010 yang melakukan penelitian mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai, dengan menggunakan variabel motivasi sebagai variabel indepnden dan menemukan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kota Binjai. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Juliami 2010 yang melakukan penelitian mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, dengan menggunakan variabel motivasi sebagai variabel independen dan menemukan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Penelitian ini sejalan mungkin Universitas Sumatera Utara