BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global, untuk mewujudkan pemerintahan yang baik diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki
kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut
diperlukan peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan negara, semangat kesatuan dan persatuan serta
pengembangan wawasan. Oleh sebab itu, suatu instansi harus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sehingga memiliki kinerja yang baik yang
mendukung aktivitas kantor secara profesional. Kinerja pemerintah mencakup bagaimana visi, misi, tugas pokok, dan fungsi,
struktur organisasi, program kerja serta anggaran. Kinerja yang digapai suatu organisasi pada umumnya sebagai prestasi kerja dalam menjalankan tugasnya.
Kinerja organisasi publik harus dapat dilihat secara luas dan mengidentifikasi keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan melakukan
perbaikan – perbaikan maupun peningkatan pelayanan kepada masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance. Organisasi yang berhasil
merupakan organisasi yang memiliki visi dan misi yang jelas, terukur dan dapat teraktualisasi dalam kinerja organisasi.
Motivasi juga memiliki peran dalam meningkatkan kinerja para anggota organisasi. Menurut Kreitner 2005:248, motivasi adalah “proses – proses
Universitas Sumatera Utara
psikologis meminta mengarahkan, arahan, dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan”. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat
menentukan bagi tercapainya suatu tujuan. Motivasi dapat menciptakan semangat kerja yang meningkatkan kinerja. Maka, pimpinan harus dapat menumbuhkan
motivasi kerja setingi-tingginya bagi para pegawainya. Kinerja terbaik menurut Griffin dalam Sule dan Kurniawan 2005:235
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu “motivasi, kemampuan, dan lingkungan pekerjaan”. Berkurangnya pemberian motivasi bisa menyebabkan penurunan
kinerja yang menghambat tercapainya tujuan organisasi, oleh karena itu kinerja seorang pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya tidak terlepas dari
motivasi yang ada dalam dirinya. Motivasi seorang pegawai untuk bekerja biasanya ditunjukkan oleh aktivitasnya dalam bekerja yang berorientasikan
kepada tujuan organisasi. Organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai perlu melakukan pendidikan dan pelatihan pegawai.
Berdasarkan penelitian yang mempunyai hubungan antara motivasi dengan kinerja manajerial telah banyak dilakukan. Hasil penelitian Ilham 2010
menemukan bahwa motivasi pegawai berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja SKPD. Hasil penelitian Juliami 2010 mengungkapkan bahwa terdapat
pengaruh positif antara motivasi dan dengan kinerja SKPD. Hasil penelitian Martua 2010 mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara motivasi
dengan kinerja karyawan. Satuan Kerja Perangka Daerah SKPD merupakan instrumen manajemen
pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala SKPD. Aspek-aspek
Universitas Sumatera Utara
dalam manajemen pembangunan daerah terwadahi dalam satu atau beberapa SKPD. Penyusunan kebijakan dan koordinasi diwadahi dalam sekretariat,
pengawasan diwadahi dalam bentuk inspektorat, perencanaan diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah, sedangkan aspek pelaksana urusan daerah diwadahi dalam dinas daerah. Kinerja SKPD
menentukan kinerja pada tiap aspek manajemen pembangunan daerah, yang pada gilirannya, menentukan kinerja daerah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat di
daerah. Satuan Kerja Perangakat Daerah SKPD, bisa meliputi Badan, Dinas, Kantor dan unit lainnya.
Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menjadi hal yang penting karena hingga kini kinerja pimpinan SKPD yang berada di Provinsi Sumatera
Utara kerap menjadi sorotan publik. Seharusnya, pencapaian kinerja AKIP Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah harus didasari unsur perencanaan
kinerja. Tujuan kinerja dan evaluasi kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menjadi perhatian pimpinan masing – masing SKPD karena hasil
penilaian kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sistem yang baik ini hendaknya sejalan dengan peningkatan kinerja
pemerintahan ini. Hal ini penting untuk dievaluasi untuk mengingat banyaknya peraturan tertulis yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat sampai pada kebijakan
pemerintah daerah itu sendiri. Jangan sampai hanya menjadi sebatas peraturan dan teori, karena dalam membuat peraturan itu sendiri, negara telah menghabiskan
Universitas Sumatera Utara
banyak dana. Realisasi dari motivasi kerja diharapkan mampu menghapus pandangan negatif masyarakat mengenai kinerja pemerintah.
Peneliti memilih Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena ibukota Provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan sehingga
dapat dijangkau oleh peneliti dan memudahkan peneliti berinteraksi dengan langsung kepada responden SKPD pemerintah. Berdasarkan uraian tersebut, maka
penulis tertarik untuk menemukan bukti empiris yang tertuang dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.”
1.2. Perumusan Masalah