Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

Destriani 100522004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara “ adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Februari 2012

NIM : 100522004 Destriani


(3)

ABSTRAK

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini diharapakan nantinya bermanfaat baik bagi Peneliti sendiri, instansi, dan peneliti lainnya. Penelitian ini secara umum ditujukan kepada pihak akademis.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal dengan jumlah sampel 45 responden yang diteliti. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan mengirim data kuesioner langsung pada responden dan mengambilnya kembali setelah jangka waktu yang telah ditetapkan. Model analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana. Pengujan kualitas data yang digunakan adalah uji validitas dan uji releabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas dan uji heterokedatisitas. Pengujian hipotesis menggunakan R square, uji signifikan t (uji-t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Nilai R sebesar 0.311 yang berarti bahwa hubungan antara komitmen dengan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai hubungan yang rendah sebesar 31,1%, dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 0,5 atau 50%. Nilai R Square adalah 0,097 mengindikasi bahwa 9,7% kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh komitmen organisasi, sedangkan 90,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


(4)

ABSTRACT

The Effect Of Organization Commitment On The Performance SKPD Of The North Sumatera Province Governance

This study aims to determine wether the organization commitment is affected on the performance SKPD of the North Sumatera Province Governance. The result of this research are expected to be beneficial for the researcher ownself, instance and other researchers. This research is generally directed to the academics.

This research method is use a causal research design, with 45 sample of responden as research. Types of data used is the primary data. The primary data obtained by sending data directly to the respondents’ questionnaires and took it back after a period of time has been set. Data analysis model used was simple linear regression. Testing the quality of data used is the validity and reliability testing. Classic assumption test was use for normality test, and test heteroskedastisitas. Hypothesis testing using the R Square, significant test (test-t).

The result showed that the organization commitment have a significant impact on the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance. R is 0.311, it’s mean that the correlation between organization commitment with the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance have the low correlation 31.1%, called low because the value under 50%. R Square that shows value 0.097 indicates that 9.7% on the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance, determined by organization commitment, meanwhile the remaider 90.3% determined by other factors which not include in this research.


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan bagi penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Judul skripsi ini adalah “Pengaruh Komitmen Organiasasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan berupa moril, material, spiritual maupun administrasi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Sekretris Departmen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.


(6)

5. Bapak Drs. M.Zainul Bahri Torong, MSi, Ak selaku Pembaca Penilai. Terima kasih atas waktu yang telah diberikan kepada penulis selama memberikan koreksi dan perbaikan dalam skripsi ini.

6. Kepada Pimpinan SKPD, serta semua Kepala Staf di masing-masing SKPD. Saya ucapkan terima kasih atas izin dan dukungan untuk meneliti di instansi Pemerintah Provinsi Sumateraa Utara, serta antuan yang telah diberikan sehingga dapat memudahkan penulisan skrips ini.

7. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Amril dan Ibunda Nurlela. Terima kasih atas semua kasih saying, do’a, dukung, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi para pembacanya.

Medan, Februari 2012

Destriani


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka... 6

2.1.1 Komitmen Organisasi ... 6

2.1.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi ... 6

2.1.1.2 Komponen Komitmen ... 7

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen ... 7

2.1.2 Kinerja SKPD ... 9

2.1.2.1 Pengertian Kinerja ... 9

2.1.2.2 Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ... 9

2.1.3 Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kinerja SKPD Pemerintah ... 11

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 12

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 13

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 13

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 16

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

3.3 Defenisi Operasional ... 17

3.4 Skala Pengukuran Variabel Penelitian ... 18

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian... 19

3.5.1 Populasi Penelitian ... 19

3.5.2 Sampel Penelitian ... 19

3.6 Jenis Data ... 22


(8)

3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 23

3.8.1 Uji Validitas ... 23

3.8.2 Uji Realibitas ... 23

3.9 Teknik Analisis ... 24

3.9.1 Model Analisis Data ... 24

3.9.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 24

3.9.2.1 Uji Normalitas Data ... 24

3.9.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 25

3.9.4 Pengujian Hipotesis ... 26

3.9.4.1 Koefisien Determinan (R2 3.9.4.2 Uji -t ... 27

) ... 26

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 28

4.1.1. Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara... 28

4.2 Hasil Penelitian ... 30

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 30

a. Komitmen Organisasi (X) ... 30

b. Kinerja SKPD Pemerintah (Y) ... 33

4.2.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 37

4.2.2.1 Hasil Uji Validitas ... 37

a. Variabel Komitmen Organisasi ... 37

b. Variabel Kinerja Pemerintah ... 38

4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 39

a. Komitmen Organisasi ... 39

b. Kinerja SKPD Pemerintah ... 39

4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 40

4.2.3.1 Hasil Uji Normalitas Data ... 40

4.2.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 43

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis... 45

4.2.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinan (R2 4.2.4.1 Hasil Uji -t ... 47

)... 46

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 51

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 52

5.3 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12

3.1. Waktu Penelitian ... 16

3.2. Defenisi Operasional ... 17

3.3. Skala Pengukuran Variabel ... 18

3.4. SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ... 20

4.1. Statistik Deskriptif Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi... 30

4.2. Statistik Deskriptif Item Pertanyaan Kinerja SKPD Pemerintah ... 34

4.3. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi... 38

4.4. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja SKPD Pemerintah ... 38

4.5. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi... 39

4.6. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja SKPD Pemerintah ... 40

4.7. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 43

4.8. Variabels Entered/Removedb 4.9. Regresi Linear Coefficients ... 45

a 4.10. Model Summary ... 45

b ... 46


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 13

4.1. Histogram ... 41

4.2. Normal P-P Plot ... 42


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian... 56

2. Tabulasi Hasil Kuesioner Komitmen Organisasi ... 60

3. Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja SKPD Pemerintah ... 62

4. Statistik Deskriptif... 64

5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 66

6. Regression ... 70

7. Hasil Uji Normalitas Data ... 72

8. Hasil Uji Heteroskedatisitas... 74


(12)

DAFTAR SINGKATAN

1. SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah 2. KO : Komitmen Organisasi


(13)

ABSTRAK

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini diharapakan nantinya bermanfaat baik bagi Peneliti sendiri, instansi, dan peneliti lainnya. Penelitian ini secara umum ditujukan kepada pihak akademis.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal dengan jumlah sampel 45 responden yang diteliti. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan mengirim data kuesioner langsung pada responden dan mengambilnya kembali setelah jangka waktu yang telah ditetapkan. Model analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana. Pengujan kualitas data yang digunakan adalah uji validitas dan uji releabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas dan uji heterokedatisitas. Pengujian hipotesis menggunakan R square, uji signifikan t (uji-t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Nilai R sebesar 0.311 yang berarti bahwa hubungan antara komitmen dengan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai hubungan yang rendah sebesar 31,1%, dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 0,5 atau 50%. Nilai R Square adalah 0,097 mengindikasi bahwa 9,7% kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh komitmen organisasi, sedangkan 90,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


(14)

ABSTRACT

The Effect Of Organization Commitment On The Performance SKPD Of The North Sumatera Province Governance

This study aims to determine wether the organization commitment is affected on the performance SKPD of the North Sumatera Province Governance. The result of this research are expected to be beneficial for the researcher ownself, instance and other researchers. This research is generally directed to the academics.

This research method is use a causal research design, with 45 sample of responden as research. Types of data used is the primary data. The primary data obtained by sending data directly to the respondents’ questionnaires and took it back after a period of time has been set. Data analysis model used was simple linear regression. Testing the quality of data used is the validity and reliability testing. Classic assumption test was use for normality test, and test heteroskedastisitas. Hypothesis testing using the R Square, significant test (test-t).

The result showed that the organization commitment have a significant impact on the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance. R is 0.311, it’s mean that the correlation between organization commitment with the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance have the low correlation 31.1%, called low because the value under 50%. R Square that shows value 0.097 indicates that 9.7% on the Performance SKPD of the North Sumatera Province Governance, determined by organization commitment, meanwhile the remaider 90.3% determined by other factors which not include in this research.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam organisasi pemerintahan diperluka n sumber daya manusia yang memiliki peranan penting sebagai pengggerak demi kelancaran jalannya kegiatan usaha. Kepemimpinan, sebagai tugas seorang pimpinan, adalah proses mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Kunci dari kepemimpinan adalah bagaimana pengaruh seseorang dan pada gilirannya apa akibat pengaruh itu bagi orang yang hendak dipengaruhinya (Octavia, 2009). Hubungan pekerjaan antara pegawai dan pimpinan juga dapat membuat dampak penting untuk mencapai keefektifan organisasi (Sunarto, 2005). Oleh karena itu, kinerja menjadi suatu hal yang sangat menentukan kelanjutan hidup organisasi di era globalisasi ini. Sukses tidaknya seorang individu dalam bekerja akan dapat diketahui apabila organisasi yang bersangkutan menerapkan sistem penilaian kinerja.

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Fred Luthan, 2006). Jadi kinerja merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi serta dari pihak individu itu sendiri. Kinerja karyawan ataupun pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan


(16)

organisasi.

Kinerja organisasi publik harus dilihat secara luas dengan mengidentifikasi keberhasilan organsasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan melakukan perbaikan-perbaikan maupun peningkatan pelayanan kepada masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance.

Organisasi yang berhasil merupakanorganisasi yang memiliki visi dan misi yang jelas, terukur dan dapat teraktualisasi dalam kinerja organisasi. Kinerja dapat diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan visi dan misi sebagai komitmen dari suatu organisasi. Komitmen tersebut memberikan alasan untuk melakukan suatu hal yang bermanfaat dalam organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula. Komitmen yang tinggi menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha melaksanakan tugas dengan baik untuk mendukung tercapainya visi dan misi. Pimpinan yang memiliki tingkat komitmen organisasi tinggi akan memiliki pandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasinya (Porter dalam Octavia, 2009).

Komitmen organisasi merupakan tingkat sejauh mana seorang individu memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu (Ikhsan dan Ishak, 2005). Komitmen organisasi menentukan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasi keterlibatannya dalam suatu bidang organisasi, oleh karena itu komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki bagi pekerjaan terhadap organisasi. Adanya komitmen, organisasi dapat berkembang searah dan


(17)

seiring sejalan dalam usaha mewujudkan program organisasi, dengan kata lain komitmen organisasi dapat mempengaruhi motivasi individu untuk menentukan suatu hal.

Berbagai penelitian mengenai hubungan komitmen organisasi dengan kinerja telah banyak dilakukan. Namun sampai saat ini, masih banyak memberikan hasil yang bervariasi. Hasil penelitian Elsa (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD. Penelitian Essy (2009) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif antara komitmen organisasi dengan kinerja SKPD. Sementara Juliami (2010) menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD.

Dalam rangka melaksanakan urusan pemerintah daerah, sekarang ini pada setiap daerah dibentuk Perangkat Daerah atau Satuan Kerja Perangkat Daerah, dimana Perangkat Daerah ini disebut juga dengan unit-unit kerja. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab pada gubernur/bupati/walikota dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari sekretaris daerah, dinas daerah dan lembaga teknis daerah, kecamatan dan satuan polisi pamong praja sesuai dengan kebutuhan daerah.

Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menjadi hal yang penting untuk diketahui karena hingga saat ini kinerja unsur pimpinan SKPD yang berada di Provinsi Sumatera Utara kerap menjadi sorotan publik. Seharusnya, pencapaian kinerja AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi


(18)

Pemerintah) harus didasari unsur perencanaan kinerja, capaian kinerja dan evaluasi kinerja di lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara menjadi perhatian pimpinan masing – masing SKPD karena hasil penilaian kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kemen PAN (Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara) dan Reformasi Birokrasi RI terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih belum sesuai yang diharapkan . Sistem yang baik

hendaknya sejalan dengan peningkatan kinerja pemerintahan. Hal ini penting dievaluasi mengingat sudah banyaknya peraturan tertulis yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat. Realisasi dari komitmen organisasi diharapkan mampu menghilangkan pandangan negatif masyarakat mengenai kinerja pemerintahan.

Peneliti memilih Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah kota Medan yang dapat dijangkau dengan mudah, sehingga memudahkan peneliti berinteraksi langsung dengan responden SKPD. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk menemukan bukti empiris tentang ”Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :” apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah kemampuan intelektual, mengembangkan wawasan berpikir, dan memperdalam pengetahuan tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,

2. bagi organisasi perangkat daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk perbaikan kinerja satuan kerja di masa yang akan datang,

3. bagi akademis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi, bahan kajian dan dasar pertimbangan lebih lanjut dalam penilaian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pemerintahan provinsi lainnya.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Komitmen Organisasi

2.1.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi

Variasi definisi dan ukuran komitmen organisasi sangat luas. Sebagai sikap, komitmen organisasi paling sering didefinisikan sebagai (1) keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; (2) keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; (3) keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan (Fred Luthan, 2006:249).

Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi. Mathis dan Jackson (dalam Sopiah, 2008 : 155) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya.


(21)

Komitmen organisasi menurut Rivai (dalam Octavia, 2006) didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.

2.1.1.2 Komponen Komitmen

Dikarenakan komitmen organisasi bersifat multidimensi, maka terdapat perkembangan untuk tiga model komponen yang diajukan oleh Meyer dan Allen (dalam Luthan, 2006:249). Ketiga dimensi tersebut akan dijelaskan di bawah ini.

1. Komitmen Afektif

merupakan keterikatan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi..

2. Komitmen Kelanjutan

merupakan komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit.

3. Komitmen Normatif

merupakan perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen

Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers (dalam Sopiah, 2008) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan. Berikut ini adalah ketiga faktor tersebut.

• Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan.


(22)

• Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan rekan sekerja.

• Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya tentang organisasi.

David (dalam Sopiah, 2008:163) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan. Berikut ini adalah keempat faktor tersebut.

1. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kepribadian.

2. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan.

3. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi, kehadiran serikat pekerjan, dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan.

4. Pengalaman kerja. Pengalaman kerja seorang karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berlainan.

Stum (dalam Sopiah, 2008:164) mengemukakan ada 5 faktor yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi:

1. budaya keterbukaan, 2. kepuasan kerja,

3. kesempatan personal untuk berkembang, 4. arah organisasi,


(23)

2.1.2 Kinerja SKPD

2.1.2.1 Pengertian Kinerja

Bastian (2006:274), kinerja adalah “gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Kinerja (performance ) menurut Manning & Curtis (dalam Natalia, 2010) adalah pencapaian kerja, tindakan, perbuatan, dan lain-lain (accomplishment of work, acts, feat, etc), dalam pengertian yang lain Manning dan Curtis mendefinisikan kinerja sebagai hasil yang telah dikerjakan (something done or performed ).

LAN (dalam Natalia 2010) mendefinisikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic scheme) suatu organisasi. Secara umum dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai organisasi dalam periode tertentu . Menurut PP Nomor 58 Tahun 2005, kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan / program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitaas dan kualitas yang terukur.

2.1.2.2 Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung


(24)

jawab pada gubernur/bupati/walikota dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari sekretaris daerah, dinas daerah dan lembaga teknis daerah, kecamatan dan satuan polisi pamong praja sesuai dengan kebutuhan daerah. Kumorotomo (2005:103), mengungkapkan kinerja organisasi publik adalah ”hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai”.

Kinerja diukur secara berkelanjutan sebagai umpan balik sehingga memperbaiki kualitas pelayanan publik pada pemerintah. Agar SKPD dapat mengetahui prestasinya secara objektif dalam suatu periode tertentu. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Perlu diingat bahwa penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam organisasi pemerintah, pengukuran kinerja Pimpinan SKPD dilakukan untuk menilai seberapa baik Pimpinan SKPD tersebut melakukan tugas pokok dan fungsi yang dilimpahkan kepadanya selama selama periode tertentu.Pengukuran kinerja Pimpinan SKPD merupakan wujud dari vertical accountability yaitu pengevaluasian


(25)

kinerja bawahan oleh atasannya dan sebagai bahan horizontal accountability pemerintah kepada masyarakat atas amanah yang diberikan kepadanya.

2.1.3 Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kinerja SKPD Pemerintah

Kinerja SKPD pemerintah akan lebih terorganisir baik dengan adanya komitmen. Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada serta tekad mengabdi kepada organisasi. Pegawai pemerintah yang berkomitmen akan bekerja secara maksimal karena mereka menginginkan kesuksesan organisasi tempat dimana mereka bekerja. Mereka akan memliki pemahaman tentang tugasnya. Aparat pemerintah tersebut akan terlibat dalam pekerjaan yng penuh tangung jawab. Tapi, pekerjaan tersebut tidak sebagai beban semata melainkan tugas dalam pelayanan publik.

Bagi pegawai pemerintah yang memilki komitmen organisasi yang tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal yang penting. Komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu akan menyebabkan individu tersebut berusaha keras mencapai tujuan organisasi dan kemauan mengerahkan usaha atas nama organisasi guna meningkatkan kinerja ( Nouri dan Parker dalam Octavia, 2009). Hal ini berarti, individu dengan komitmen organisasi tinngi akan menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya tujuan organisasi. Sebaliknya, bagi pegawai pemerintah yang memilki


(26)

komitmen organisasi yang rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadi.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Variabel Penelitian Hasil penelitian

1. Elsa Fitri Syuriani (2009)

Variabel independen: pertisipasi anggaran, komitmen organisasi Variabel dependen: kinerja SKPD Pemerintahan Kota Padang Panjang

Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Padang Panjang, sedangkan komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Padang Panjang.

2. Essy Refikha (2009)

Variabel independen: pertisipasi anggaran, komitmen organisasi

Variabel dependen: kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai.

Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai sedangkan komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai .

3. Juliami Pasaribu (2010)

Variabel independen: pertisipasi anggaran komitmen dan motivasi

Variabel dependen: kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten

Dairi.

Partisipasi anggaran dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, sedangkan komitmen tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi.


(27)

Elsa (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Padang Panjang dengan menggunakan variabel komitmen organisasi sebagai variabel independen, menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Padang Panjang. Essy (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai, dengan menggunakan variabel komitmen organisasi sebagai variabel independen, menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai. Hal ini terjadi mungkin disebabkan karena para pegawai negeri sipil pada SKPD Pemerintahan tersebut dituntut untuk patuh terhadap peraturan yang mengikat mereka, sehingga komitmen ini memiliki pengaruh terhadap kinerja.

Juliami (2010) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi dengan menggunakan variabel komitmen organisasi sebagai variabel independen, menemukan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Hal ini mungkin karena para para pegawai negeri sipil yang kurang mematuhi peraturan yang ada di dalam pemerintahan sehingga mereka tidak berkomitmen dalam bekerja yang membawa dampak buruk terhadap hasil kinerja mereka. Ketidakpatuhan ini bisa saja disebabkan faktor-faktor seperti karakteristik struktur organisasi tempat mereka bekerja, pengalaman kerja, faktor personalnya, maupun karakteristik pekerjaannya.


(28)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Komitmen mempengaruhi kinerja pemerintah. Komitmen organisasi dapat diartikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organsasi dibandingkan kepentingan sendiri (Wiener dalam Refikha, 2009). Dengan begitu, komitmen berarti kemauan dengan kesadaran pribadi untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, ikhlas terhadap pekerjaan, dan paham akan tujuan organisasi. Komitmen organisasi menentukan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasi keterlibatannya dalam suatu bidang organisasi, oleh karena itu komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki bagi pekerjaan terhadap organisasi.

Komitmen seseorang didalam suatu organisasi akan dapat terlihat dari kinerjanya dalam menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya. Hubungan

Komitmen Organisasi (X)

Kinerja SKPD Pemerintah (Y)


(29)

ini dapat dilihat dari sisi positif dan negatifnya. Dikatakan komitmen memilki hubungan yang positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah, apabila seorang individu yang selalu berusaha keras demi tercapainya tujuan organisasi, maka individu tersebut memilki komitmen tinggi sehingga akan menghasilkan kinerja individu yang tingi pula. Sebaliknya, dikatakan komitmen memiliki hubungan yang negatif terhadap kinerja SKPD Pemerintah, apabila individu tersebut memilki komitmen yang rendah, maka akan menghasilkan kinerja yang rendah pula. Hal ini berarti bahwa individu yang memilki komitmen tinggi akan lebih mngutamakan kepentingan organisasinya daripada kepentingan pribadi atau kelompoknya.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hubungan antara komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD yang telah dijelaskan dalam tinjauan teoritis, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,2007:11). Desain yang digunakan adalah desain kausal. Desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:30). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengauh antara komitmen organisasi sebagai variabel independen (variabel X) terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel dependen (variabel Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk keperluan penelitian, penulis melakukan riset pada SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang ada di daerah kota Medan.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Tahapan Penelitian Nov 2011 Des 2011 Jan 2011 Feb 2012

Pengajuan Proposal Bimbingan Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi


(31)

3.3 Definisi Operasional

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel komitmen organisasi. Variabel terikatnya adalah kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Definisi operasional dapat dilihat pada tabel3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional

Independen Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi menurut Luthan (2006:249) menyatakan bahwa komitmen organisasi paling sering didefenisikan sebagai” (1) keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; (2) keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; (3) keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”.

Dependen Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Kumorotomo (2005:103), mengungkapkan kinerja organisasi publik adalah ”hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai”.


(32)

3.4 Skala Pengukuran Variabel Penelitian Tabel 3.3

Skala Pengukuran Variabel

Variabel Pengukuran Skala

Independen Komitmen Organisasi

Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mowday, R.T., R.M. Steers dan L.W.Porter (1979), yaitu:

a. Kerja keras b. Kebanggaan c. Keikhlasan d. Kesamaan nilai e. Menyukai pekerjaan f. Inspirasi

g. Perasaan senang h. Persepsi i. Kepedulian Interval Dependen Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mahoney T.A, Jerdee T.H dan S.J Karol (1963) dalam meliput i:

a. Perencanaan b. Investigasi c. Pengkoordinasian d. Evaluasi

e. Pengawasan f. Pemilihan Staff g. Negosiasi h. Perwakilan i. Kinerja


(33)

Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan continuance

commitment scale (CCS) yang telah dikembangkan oleh Mowday, yang terdiri

dari sembilan pertanyaan dengan 7 skala Likert. Sedangkan kinerja SKPD diukur dengan menggunakan kuesioner yang bersumber dari Mahoney, yang terdiri dari sembilan pertanyaan dengan 9 skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mngukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007).

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, benda, yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2008:74). Penelitian ini menggunakan instansi perangkat daerah sebagai unit analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sub Bagian dan staff yang ada di masing-masing SKPD Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (51 SKPD).

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling secara acak sederhana (random sampling), dimana informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Adapun yang menjadi responden adalah Kepala Sub Bagian dan Staff yang ada di masing-masing SKPD.


(34)

Berikut ini adalah rincian SKPD yang menjadi sampel.

Tabel 3.4

SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

No SKPD Keterangan

1. Sekretaris Daerah x

2. Sekretaris DPRD x

3. Biro Pemerintahan Umum 

4. Biro Otonomi Daerah 

5. Biro Organisasi dan Tata Laksana 

6. Biro Perekonomian 

7. Biro Administrasi Pembangunan 

8. Biro Hukum 

9. Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial  10. Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak & KB 

11. Biro Umum 

12. Biro Perlengkapan & Pengelolaan Aset 

13. Biro Keuangan 

14. Inspektorat Provinsi 

15. Bappeda 

16. Badan Diklat 

17. Badan Lingkumgan Hidup 

18. Badan Penanaman Modal dan Promosi  19. Badan Penelitian dan Pengembangan 

20. Badan Kepegawaian Daerah 

21. Badan Pemberdayaan Masyarakat 

22. Badan Kesatuan Bangsa dan Linmas 

23. Badan Ketahanan Pangan 

24. Badan Perpus, Arsip, dan Dokumentasi  25. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu  26. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kelautan

27. Badan Penanggulangan Bencana Daerah x

28. Kantor Penghubung x

29. Badan Satuan Polisi Pamong Praja 

30. Komisi Penyiaran Daerah Indonesi Daerah  31. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  32. Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman 

33. Dinas Kesehatan 

34. Dinas Pendidikan 

35. Dinas Kesejahteraan dan Sosial 

36. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 


(35)

38. Dinas Pertambangan dan Energi 

39. Dinas Perhubungan 

40. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 

41. Dinas Koperasi dan UKM 

42. Dinas Bina Marga 

43. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air 

44. Dinas Pendapatan 

45. Dinas Pemuda Olah Raga x

46. Dinas Perkebunan 

47. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 

48. Dinas Kelautan dan Perikanan 

49. Dinas Komunikasi dan Informasi 

50. Dinas Pertanian 

51. Rumah Sakit Jiwa Daerah x

Sumber : Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2011

Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin.

n

=

Berikut ini merupakan keterangan rumus tersebut. n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

ℯ : % kelonggaran ketidaktelitian karena pengambilan sampel yang masih ditolerir

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah sampel seperti di bawah ini.

n

=

n = 45,23 (dibulatkan menjadi 45)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian ini berjumlah 45 responden.


(36)

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini data primer berupa hasil kuesioner yang telah diiisi responden, yaitu pegawai yang bekerja pada tiap-tiap SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tentang komitmen organisasi dan kinerja SKPD. Instrumen dalam kuesioner komitmen organisasi dikembangkan oleh Mowday (1979), dan kuesioner kinerja SKPD diadopsi dari Mahoney (1963). Data penelitian ini merupakan data cross

section, yaitu data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa

objek dengan tujuan yang menggambarkan keadaan (Suliyanto, 2006:134).

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer yang digunakan adalah teknik kuesioner dan teknik wawancara. Teknik kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya (Suliyanto, 2006:140). Sedangkan teknik wawancara dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai. Dalam mengumpulkan data primer yang berupa kuesioner, ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti, yaitu:

1. memberikan kuesioner kepada seluruh anggota populasi,

2. memberikan waktu selama satu minggu kepada responden untuk mempelajari dan mengisi kuesioner tersebut,


(37)

3. jika selama seminggu ada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut, maka akan diberi waktu satu sampai dua minggu lagi,

4. setelah batas waktu yang ditentukan, maka peneliti akan mengolah data.

3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner karena dianggap tidak relevan (Umar,2008:166). Kuesioner riset dikatakan valid apabila instrumen tersebut benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variabel yang diteliti (Suliyanto, 2006:146). Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :

 jika r hitung positif dan r hitung > r tabel

 jika r

maka butir pertanyaan tersebut valid,

hitung negatif dan r hitung < r tabel

3.8.2 Uji Reliabilitas

maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar,2008:168). Tujuan pengujian ini untuk melihat masing-masing instrumen yang digunakan dengan koefisien cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai


(38)

cronbach alpha >0,60 (Nunnally dalam Refikha, 2009). Pengujuian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

3.9 Teknik Analisis

3.9.1 Model Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Model analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel yang ada. Metode persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan menggunakan formulasi berikut ini.

Y=a + bX + e

Keterangan:

Y= Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara a =Konstanta

b = Koefisien Regresi X = Komitmen Organisasi E = Error (Tingkat Kesalahan)

3.9.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.9.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah ditribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik histrogram dan normal probability. Jika grafik


(39)

histrogram menunjukkan pola distribusi normal, artinya titik puncak kurva berada di titik nol (0) pada sumbu X maka model regresi memenuhi syarat normalitas, begitu juga sebaliknya. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, dalam Zulaikha 2008).

Pengujian normalitas data juga dilakukan menggunakan alat uji statistik, yaitu uji statistik Kolmogorov_Smirnov (Uji K-S). Jika tingkat signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.

3.9.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Erlina dan Mulyani, 2007 :108).


(40)

Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

3.9.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen yaitu komitmen organisasi berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi sederhana.

3.9.3.1 Koefisien Determinan (R2

Pengujian koefisien determinan (R

)

2

) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0≤ R 2≤1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh independen terhadap variabel dependen.


(41)

3.9.3.2 Uji-t

Uji statistik ini disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya dapat dilihat di bawah ini.

H0 : b1

H

= 0, artinya variabel independen X (komitmen organisasi) tidak berpengauh terhadap varibel dependen Y (kinerja SKPD).

a : b1

Kriteri pengambilan keputusan:

≠ 0, artinya suatu variabel independen X( komitmen

organisasi) berpengaruh terhadap variabel dependen Y (kinerja SKPD).

jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau H0 jika probabilitas > 0,05 maka H

ditolak, a ditolak atau H0 diterima.


(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara

Di awal kemerdekaan, Sumatera Utara termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pada tanggal 15 April 1948, Sumatera Utara terbentuk dengan wilayah mencakup tiga kemerdekaan yaitu, Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada tahun 1956, Aceh berdiri sendiri sebagai Propinsi, dengan demikian wilayah Sumatera Timur dan Tapanuli . Kondisi wilayah ini tetap sampai sekarang.

Dari awal terbentuk, Provinsi Sumatera Utara sudah mengalami beberapa pergantian gubernur. Berikut ini adalah nama-nama yang pernah menjadi gubernur.

1. A. Hakim (1950-1953) 2. Mr. S.M. Amin (1953-1956) 3. St. Kumala Pontas (1956-1960) 4. Raja Junjungan Lubis (1960-1963) 5. Eny Karim (1963-1963)

6. Ulung Sitepu (1963-1965) 7. P.R. Telaumbanua (1965-1967)

8. Brigjen Marah Halim Harahap (1967-1978) 9. Mayjen E.W.P. Tambunan (1978-1983) 10.Mayjen Kaharuddin Nasution (1983-1988) 11.Mayjen Raja Inal Siregar (1988-1998)


(43)

12.Mayjen Tengku Rizal Nurdin (1998-2005) 13.Rudolf Pardede (2005-2008)

14.Syamsul Arifin (2008-2013)

Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan) misalnya, Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun, dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancarperdagangan baik antar Kabupaten di Sumatera Utara antara Sumatera Utara dengan provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain – lain. Sektor lainnya seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatera Utara dibagi kedalam wilayah Pembangunan.


(44)

Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner yang terkumpul berjumlah 45 responden selama 30 hari, ini berarti respon rate 88,26%.

a. Komitmen Organisasi (X)

Table 4.1 menyajikan nilai minimum, maximum, mean, standar deviasi, dan jumlah responden berdasarkan jawaban responden pada kuesioner.

Sumber: Diolah dari SPSS, 2012

Table 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Komitmen Organisasi (X) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

KO1 45 5.00 7.00 6.2000 .54772

KO2 45 5.00 7.00 5.9333 .53936

KO3 45 5.00 7.00 5.9111 .73306

KO4 45 5.00 7.00 5.8000 .72614

KO5 45 5.00 7.00 5.8889 .68165

KO6 45 5.00 7.00 6.0889 .73306

KO7 45 4.00 7.00 5.8667 .75679

KO8 45 5.00 7.00 6.3556 .60886

KO9 45 4.00 7.00 6.0667 .78044

Valid N (listwise)


(45)

Berikut ini adalah deskripsi dari kesembilan jawaban responden berdasarkan tabel 4.1.

1. Pertanyaan pertama menunjukkan seberapa besar penilaian pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam bekerja keras. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden adalah 6.20 yang menunjukkan keseriusan untuk bekerja keras. Standar deviasi sebesar 0.54, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

2. Pertanyaan kedua menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara merasa bangga terhadap organisasinya yang bagus. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden adalah 5.93 yang menunjukkan adanya rasa bangga yang biasa saja terhadap tempat responden bekerja. Standar deviasi sebesar 0.53, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

3. Pertanyaan ketiga menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam kesetiaannya untuk tetap bekerja di tempat kerjanya. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden adalah 5.91 yang menunjukkan adanya kesetiaan yang biasa saja dari para responden. Standar deviasi sebesar 0.73, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.


(46)

4. Pertanyaan keempat menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terhadap kesamaan nilai dengan tempat bekerja. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden adalah 5.80 yang menunjukkan adanya kesamaan nilai tempat responden bekerja. Standar deviasi sebesar 0.72, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier. 5. Pertanyaan kelima menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara merasa bangga tehadap tempatnya bekerja. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden adalah 5.88 yang menunjukkan adanya rasa kurangnya bangga responden terhadap tempat responden bekerja. Standar deviasi sebesar 0.68, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

6. Pertanyaan keenam menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memiliki persepsi bahwa organisasi tempatnya bekerja memberikan inspirasi bagus. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden adalah 6.08 yang menunjukkan bahwa responden setuju menilai organisasi tempatnya bekerja sebagai organisasi bagus. Standar deviasi sebesar 0.73, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

7. Pertanyaan ketujuh menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam perasaan senangnya memilih organisasi tempatnya bekerja. Nilai terendah sebesar 4 dan nilai tertinggi


(47)

sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden adalah 5.86 yang menunjukkan bahwa responden merasa sedikit senang memilih organisasi tempatnya bekerja. Standar deviasi sebesar 0.75, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

8. Pertanyaan kedelepan menunjukkan seberapa peduli para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terhadap nasib organisasi tempatnya bekerja. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden sebesar 6.35 yang menunjukkan kepedulian yang cukup tinggi dari responden. Standar deviasi adalah 0.60, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

9. Pertanyaan kesembilan menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera terhadap tempatnya bekerja. Nilai terendah sebesar 4 dan nilai tertinggi sebesar 7. Dengan demikian, rata-rata jawaban responden adalah 6.06 yang menunjukkan penilaian yang baik dari tempat responden bekerja. Standar deviasi sebesar 0.78, berarti tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

b. Kinerja SKPD Pemerintah (Y)

Tabel 4.2 menyajikan nilai minimum, maximum, mean, standar deviasi, dan jumlah responden berdasarkan jawaban responden pada kuesioner.


(48)

Sumber: Diolah dari SPSS, 2012

Berikut ini adalah deskripsi dari kesembilan jawaban responden berdasarkan tabel 4.2.

1. Pertanyaan pertama, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan perencanaan. Nilai terendah sebesar 4 dan nilai tertinggi sebesar 8. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 6.84. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan rata-rata saja. Standar deviasi sebesar 0.97 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel Kinerja SKPD Pemerintah (Y) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

KP1 45 4.00 8.00 6.8444 .97597

KP2 45 5.00 9.00 7.1778 .74739

KP3 45 5.00 9.00 7.2889 .94441

KP4 45 5.00 9.00 7.2222 .92660

KP5 45 5.00 9.00 7.4444 .98985

KP6 45 1.00 9.00 6.6000 1.46784

KP7 45 1.00 9.00 6.5333 1.50151

KP8 45 2.00 9.00 7.1333 1.30732

KP9 45 5.00 9.00 7.4000 .83666

Valid N (listwise)


(49)

2. Pertanyaan kedua, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan investigasi. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 9. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 7.17. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan yang cukup tinggi. Standar deviasi sebesar 0.74 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

3. Pertanyaan ketiga, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan koordinasi. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 9. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 7.28 . Ini menunjukkan bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan yang cukup tinggi. Standar deviasi sebesar 0.94 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

4. Pertanyaan keempat, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan evaluasi. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 9. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 7.22. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan yang cukup tinggi. Standar deviasi sebesar 0.92 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

5. Pertanyaan kelima, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan


(50)

pengawasan. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 9. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 7.44. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan yang tinggi. Standar deviasi sebesar 0.98 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

6. Pertanyaan keenam, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan pemilihan staff. Nilai terendah sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 9. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 6.60. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan rata-rata saja. Standar deviasi sebesar 1.46 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

7. Pertanyaan ketujuh, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan negosiasi. Nilai terendah sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 9. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 6.53. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan yang biasa saja. Standar deviasi sebesar 1.50 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

8. Pertanyaan kedelapan, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan perwakilan. Nilai terendah sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 9. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 7.13. Ini menunjukkan


(51)

bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan yang cukup tinggi. Standar deviasi sebesar 1.30 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

9. Pertanyaan kesembilan, berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam mengevaluasi kinerja secara menyeluruh. Nilai terendah sebesar 5 dan nilai tertinggi sebesar 9. Dengan demikian, rata-ratanya adalah 7.40. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memliki tingkat kecakapan yang cukup tinggi. Standar deviasi sebesar 0.83 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

4.2.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrument kuesioner yang digunakan dilakukan dengan mtode construct validity. Pengukuran ini menguji makna dan isi dari suatu konsep dan alat ukur yang dipakai untuk mengukur konsep tersebut. Construct validity ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi antar skor item yang lebih besar dari batasan rtabel yang ditentukan. Untuk jumlah data sejumlah (n)=45 sampel, dengan degree of freedom (df)=n-2=43, penggunaan derajat signifikansi (α) sebesar 5% akan menghasilkan rtabel sebesar 0, 294. Berikut ini adalah hasil pengujian terhadap masing-masing variabel penelitian.


(52)

4.2.2.1 Hasil Uji Validitas

a. Variabel Komitmen Organisasi

Tabel 4.3 menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel komitmen organisasi. Berdasarkan hasil pengujian seperti tabel 4.3, kesembilan pertanyaan menghasilkan koefien korelasi yang lebih besar dari rtabel

Tabel 4.3

. Kesembilan pertanyaan mampu mengukur komitmen responden terhadap organisasi tempatnya bekerja. Berdasarkan hal ini maka item pertanyaan variabel komitmen dapat disimpulkan lolos uji Validitas.

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

b. Variabel Kinerja Pemerintah SKPD

Tabel 4.4 menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel kinerja SKPD Pemerintah.

Item Corrected item total correlation r

r hitung

Keterangan tabel

KO1 .333 0.294 Valid

KO2 .479 0.294 Valid

KO3 .379 0.294 Valid

KO4 .433 0.294 Valid

KO5 .356 0.294 Valid

KO6 .579 0.294 Valid

KO7 .578 0.294 Valid

KO8 .576 0.294 Valid


(53)

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja SKPD Pemerintah

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Berdasarkan hasil pengujian seperti tabel 4.5, setiap pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari rtabel

4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas

. Berdasarkan hasil penelitian ini maka item pertanyaan kinerja SKPD Pmerintah dapat disimpulkan lolos uji validitas.

a. Komitmen Organisasi

Tabel 4.5 menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel komitmen. Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan Cronbach’s Alpha >0,60 yaitu sebesar 0.776, berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memilki reliabilitas yang tinggi.

Item Corrected item total correlation r

r hitung

Keterangan tabel

KP1 .615 0.294 valid

KP2 .409 0.294 valid

KP3 .304 0.294 valid

KP4 .378 0.294 valid

KP5 .347 0.294 valid

KP6 .605 0.294 valid

KP7 .640 0.294 valid

KP8 .597 0.294 valid


(54)

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi

Sumber: Diolah dari SPSS, 2012

b. Kinerja SKPD Pemerintah (Y)

Tabel 4.6 menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel kinerja. Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan Cronbach alpha >0.60 yaitu sebesar 0.798, Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memilki reliabilitas yang tinggi.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja SKPD Pemerintah

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regersi sederhana. Uji ini terdiri dari uji normalitas data, uji heteroskedastisitas.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.776 9

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(55)

4.2.3.1 Hasil Uji Normalitas Data

Tujuan normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipatuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.cara yang digunakan kali ini adalah dengan menggunakan analisis grafik. Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam histogram dan grafik. Histogram menunjukkan grafik berbentuk lonceng, menceng secara normal, dan membawahi sebagian besar data.

Gambar 4.1 Histogram


(56)

Gambar 4.2 Normal P-P Plot

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik normal plot maka dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pola ditribusi menceng ke kanan, berbentuk lonceng dan normal. Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak jawuh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. Pengujian normalitas data juga dengan melakukan uji


(57)

dari 0,05, maka data terdistribusi normal.Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-smirnov pada penelitian ini menunjukkan nilai signifikan = 0.683. Dengan demikian, data pada penelitian ini terdistribusi normal dan dapat melakukan uji-t karena 0.683 > 0.05.

Tabel 4.7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 45

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 5.85890957

Most Extreme Differences Absolute .107

Positive .079

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .717

Asymp. Sig. (2-tailed) .683

a. Test distribution is Normal. Sumber : Diolah dari SPSS. 2012

4.2.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertutjuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada garfik scatterplot di sekitar nilai X dan Y.


(58)

Gambar 4.3 Scatterplot

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak terbentuk satu pola tertentu. Dengan demikian model regresi tidak menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas. Hal ini berarti model regresi layak digunakan untuk implementasi prediksi kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.


(59)

Tabel 4.8

Variabels Entered/Removedb

Model

Variabels Entered

Variabels

Removed Method

1 Komitmena . Enter

a. All requested variabels entered.

b. Dependent Variabel: Kinerja Pemerintah Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2012

Berdasarkan tabel 4.8, maka analisis statistik deskriptif adalah: a. variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel

independen yaitu komitmen,

b. metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode

enter.

Tabel 4.9

Berdasarkan tabel 4.9 pada kolom Unstandarized Coefficients B diperoleh model persamaan regresi.

Y= 35,450 + 0.521X + e

Regresi Linear Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 35.450 13.161 2.694 .010

Komitmen .521 .243 .311 2.147 .037

a. Dependent Variabel: Kinerja Pemerintah Sumber : Diolah dari SPSS, 2012


(60)

1. Konstanta sebesar 35,450 menyatakan bahwa jika tidak memiliki komitmen organisasi, maka kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan sebesar 35,450.

2. Koefisien,0.521, menunjukkan bahwa komitmen organisasi (X) berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara . Hal ini berarti bahwa setiap penambahan komitmen organisasi 1%, maka akan diikuti penambahan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0.521 dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.

4.2.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinan (R2)

B

B

erdasarkan 4.10 dapat dilihat dari hasil analisa regresi secara keseluruhan menunjukkan R sebesar 0.311 yang berarti bahwa hubungan antara komitmen dengan kinerja pegawai mempunyai hubungan yang rendah sebesar 31,1%, dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 0,5 atau 50%. Nilai R Square dalam

Tabel 4.10 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .311a .097 .076 5.92664

a. Predictors: (Constant), Komitmen

b. Dependent Variabel: Kinerja Pemerintah Sumber : Diolah dari SPP, 2012


(61)

penelitian ini sebesar 0.097 berarti bahwa variabel dependen (kinerja SKPD) mampu dijelaskan oleh variabel independen (komitmen) sebesar 9,7% dan selebihnya 90.3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti variabel motivasi, kepuasan kerja, evaluasi anggaran dan lain sebagainya.

4.2.4.2 Hasil Uji -t

Uji-t dilakukan untuk menguji apakah komitmen organisasi (X) berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah (Y). Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat dan diperoleh hasil uji-t yang diperlukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen. Pada kolom signifikansi, konstanta memilki tingkat signifikansi 0.010 dan variabel independen komitmen organisasi memilki tingkat signifikansi 0.037 < 0.05.

Dapat disimpulkan, komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah dengan tingkat signifikansi independen 0.037 (<0.05). Dengan kata lain, Ha diterima, yaitu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, semakin tinggi komitmen organisasi maka akan semakin tinggi pula kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Namun sebaliknya, semakin rendah komitmen organisasi maka akan semakin rendah pula kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.


(62)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dan dapat memperkuat hasil penelitian Elsa (2009) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Padang Panjang. Populasi dalam penelitian Elsa adalah seluruh SKPD yang ada di Pemerintahan Kota Padang Panjang yang terdiri dari dinas, lembaga teknis, kecamatan, sekretaris daerah dan sekretaris SKPD. Sampel yang digunakan sebanyak 52 orang responden. Begitu juga dengan hasil penelitian Essy (2009) dimana hasil penelitiannya tersebut mengemukakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai. Adapun yang menjadi populasi Essy adalah organisasi perangkat daerah pemerintah kota Binjai yaitu sekretaris daerah, sekretaris DPRD, dinas, kecamatan, kelurahan, dan lembaga teknis. Sampel yang digunakan sebanyak 71 orang responden yang terdiri dari sekretaris dan kepala bidang.

Penelitian ini sejalan mungkin disebabkan karena para pegawai negeri sipil pada SKPD Pemerintahan tersebut dituntut untuk patuh terhadap peraturan yang mengikat mereka, sehingga komitmen ini memiliki pengaruh terhadap kinerja. Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Juliami (2010) yang menyatakan bahwa organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pmerintahan Kabupaten Dairi. Populasi terdiri dari sekretaris daerah, sekretaris DPRD, lembaga teknis, badan dan dinas. Sampel berjumlah 62 orang terdiri dari


(63)

sekretaris dan kepala bidang. Hal ini dimungkinkan karena para pegawai negeri sipil yang kurang mematuhi peraturan yang ada di dalam pemerintahan sehingga mereka tidak berkomitmen dalam bekerja yang membawa dampak buruk terhadap hasil kinerja mereka. Seperti yang diungkapkan oleh David, adapun yang dapat mempengaruhi komitmen seperti karakteristik struktur organisasi tempat mereka bekerja, pengalaman kerja, faktor personalnya, maupun karakteristik pekerjaannya.

Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Nilai R sebesar 0.311 yang berarti bahwa hubungan antara komitmen dengan kinerja pegawai mempunyai hubungan yang rendah sebesar 31,1%, dikatakan rendah karena angka tersebut berada dibawah 0,5 atau 50%.

Nilai R Square dalam penelitian ini sebesar 0.097 berarti bahwa variabel dependen (kinerja SKPD) mampu dijelaskan oleh variabel independen (komitmen) sebesar 9,7% dan selebihnya 90.3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti variabel motivasi, kepuasan kerja, evaluasi anggaran dan lain sebagainya. Standar. error of the estimate adalah sebesar 5,92 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi komitmen orgnisasi. Hasil ini membukt ikan bahwa semakin tinggi komitmen yang dimilki pegawai, maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan. Dan sebaliknya, semakin rendah pegawai memiliki komitmen, maka semakin rendah juga kinerja yang dihasilkan.


(64)

Koefisien korelasi sebesar 0.521, menunjukkan bahwa komitmen organisasi (X) berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara . Hal ini berarti bahwa setiap penambahan komitmen organisasi 1%, maka akan diikuti penambahan kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar 0.521 dengan asumsi variabel lain tetap.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap pegawai SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dapat ditarik kesimpulan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian, Ha diterima, dan H0 ditolak. Ha

Angka R

diterima apabila variabel independen X (komitmen organisasi) berpengaruh terhadap variabel dependen Y (kinerja SKPD).

2

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Elsa (2009) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Padang Panjang, dengan menggunakan variabel komitmen organisasi sebagai variabel independen dan menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Padang Panjang. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Essy (2009) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai, dengan menggunakan variabel komitmen organisasi sebagai variabel independen dan menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai. Hal ini terjadi

atau koefisien determinan dari hasil penelitin ini adalah sebesar 0.097 hal ini berarti 9.7% kinerja pemerintah dapat dijelaskan oleh komitmen organisasi, sedangkan 90.3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.


(66)

mungkin disebabkan karena para pegawai negeri sipil pada SKPD Pemerintahan tersebut dituntut untuk patuh terhadap peraturan yang mengikat mereka, sehingga komitmen ini memiliki pengaruh terhadap kinerja. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Juliami (2010) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi dengan menggunakan variabel komitmen organisasi sebagai variabel independen, menemukan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Hal ini mungkin karena para para pegawai negeri sipil yang kurang mematuhi peraturan yang ada di dalam pemerintahan sehingga mereka tidak berkomitmen dalam bekerja yang membawa dampak buruk terhadap hasil kinerja mereka. Ketidakpatuhan ini bisa saja disebabkan faktor-faktor seperti karakteristik struktur organisasi tempat mereka bekerja, pengalaman kerja, faktor personalnya, maupun karakteristik pekerjaannya.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari penelitian ini. Karena menggunakan kuesioner, ada kemungkinan responden menjawab kuesioner dengan tidak serius sehingga memberikan jawaban yang tidak benar. Responden juga mungkin tidak teliti dalam menjawab pertanyaan sehingga ada pertanyaan yang tidak terjawab. Hal ini bisa disebabkan karena responden terlalu sibuk dengan pekerjaannya.


(67)

5.3 Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat diberikan penulis berkaitan dengan hasil penelitian untuk peneliti selanjutnya.

1. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambah variabel lain berupa variabel independen seperti evaluasi anggaran, moderating seperti motivasi, dan intervening seperti locus of control, yang memilki kemungkinan untuk berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan,

2. Sebaiknya peneliti selanjutnya meggunakan metode observasi atau pengamatan langsung kepada objek penelitian. Dengan metode observasi, peneliti akan memperoleh hasil yang lebih akurat dan sulit dibantah. Observasi memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada kedaan sebenarnya. Selain itu, kebanyakan objek hanya bersedia datanya diambil dengan observasi karena tidak perlu menggunakan waktu yang lama seperti harus mengisi kuesioner.

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat mmberikan kontribusi terhadap pengembangan komitmen organisasi di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara juga untuk melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan mendorong pengembangan komitmen pegawai pemerintah pada masa yang akan datang sehingga dapat lebih baik lagi.


(1)

Residuals Statistics

a

Minimum Maximum

Mean

Std.

Deviation

N

Predicted Value

60.4602

68.2760 63.6444

1.91840

45

Std. Predicted Value

-1.660

2.414

.000

1.000

45

Standard Error of

Predicted Value

.884

2.331

1.195

.370

45

Adjusted Predicted

Value

61.0591

69.2415 63.6433

1.93002

45

Residual

-18.58655

9.45555

.00000

5.85891

45

Std. Residual

-3.136

1.595

.000

.989

45

Stud. Residual

-3.172

1.620

.000

1.008

45

Deleted Residual

-19.00937

9.74492

.00116

6.08784

45

Stud. Deleted Residual

-3.581

1.652

-.011

1.044

45

Mahal. Distance

.001

5.829

.978

1.411

45

Cook's Distance

.000

.114

.020

.025

45

Centered Leverage

Value

.000

.132

.022

.032

45


(2)

Lampiran 7

Hasil Uji Normalitas Data


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N

45

Normal Parameters

a,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

5.85890957

Most Extreme

Differences

Absolute

.107

Positive

.079

Negative

-.107

Kolmogorov-Smirnov Z

.717

Asymp. Sig. (2-tailed)

.683

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(4)

Lampiran 8

Hasil Uji Heterokedatisitas


(5)

Tabel r

df=N-2 0.1 0.05 0.02 0.01 0

1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000

2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990

3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911

4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741

5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509

6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249

7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983

8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721

9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470

10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233

11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010

12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800

13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604

14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419

15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247

16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084

17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932

18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788

19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652

20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524

21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402

22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287

23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178

24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074

25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974

26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880

27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790

28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703

29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620

30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541

31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465

32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392

33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322

34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254

35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189


(6)

37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066

38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007

39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950

40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896

41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843

42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791

43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742

44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694

45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647

46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601

47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557

48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514

49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473

50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432

51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393

52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354

53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317

54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.4280

55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244

56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.4210

57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176

58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143

59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.4110