Pengaruh Penyuluhan Pestisida Terhadap Perubahan Pengetahuan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Penyuluhan Pestisida Terhadap Perubahan Pengetahuan

Pengetahuan responden tentang pestisida meliputi: kegunaan pestisida; keracunan pestisida; resistensi akibat pestisida; alat pelindung diri dan manfaatnya; alat, teknik, waktu, dan cara melakukan pencampuran; tempat penyimpanan pestisida; kebersihan saat menggunakan pestisida; keharusan mengubur sisa campuran dan wadah pestisida; tindakan segera bila pestisida tertelan, terhirup, terkena mata atau terkontaminasi kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Perteguhan Kecamatan Simpang Empat sebelum penyuluhan mempunyai tingkat pengetahuan dengan nilai rata-rata 27,067. Pretest kemudian dilanjutkan dengan melakukan penyuluhan dengan materi penyuluhan meliputi seluk beluk pestisida baik manfaat maupun akibat yang ditimbulkan pestisida, cara penggunaan dan pengolahan pestisida, penggunaan alat pelindung diri serta tindakan segera yang mesti dilakukan bila terjadi keracunan pestisida. Pengukuran terhadap variabel pengetahuan kembali dilakukan setelah dilakukan penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan responden. Setelah dilakukan penyuluhan pestisida, pengetahuan responden meningkat dengan nilai rata-rata 28,867. Universitas Sumatera Utara Analisis statistik dilanjutkan dengan uji t test dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan pestisida. Hal ini terlihat dari nilai –t tabel -2,145 ≥ t hitung -5,281 ≤ t tabel 2,145. Terdapatnya perbedaan pengetahuan responden sebelum dan setelah penyuluhan tersebut menunjukkan ada pengaruh penyuluhan pestisida terhadap perubahan pengetahuan menjadi lebih baik pada penyemprot pestisida di Desa Perteguhan Kecamatan Simpang Empat. Berdasarkan hasil observasi di lapangan diketahui bahwa ternyata masih banyak petani yang tidak menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pencampuran maupun saat melakukan penyemprotan, bahkan ada yang merokok sambil melakukan pencampuran. Berdasarkan pengamatan juga diketahui bahwa petani hanya menggunakan sebagian alat pelindung diri, atau tidak lengkap. Hal ini dapat disebabkan oleh karena ketidakpedulian petani terhadap resiko keracunan pestisida, juga menjadi perilaku yang biasa dilakukan dan sulit untuk dirubah. Hasil pengamatan dilapangan juga menunjukkan bahwa umumnya responden kurang peduli tentang penggunakan alat pelindung diri karena belum pernah mengalami keracunan pestisida yang berat, sehingga tidak masalah walaupun tidak memakai alat pelindung diri. Tingkat pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku petani dalam menggunakan pestisida. Hasil penelitian balai penelitian tanaman sayuran Bandung tentang perilaku petani dalam menggunakan pestisida kimia dan faktor-faktor yang memengaruhinya menyimpulkan bahwa: semakin rendah Universitas Sumatera Utara pengetahuan petani tentang bahaya pestisida maka semakin tinggi kuantitas pestisida yang digunakan oleh petani http:hortikultura.litbang.deptan.go.id, 2008. Sebagaimana diketahui bahwa pengetahuan menurut Mardikanto 1993 berasal dari kata “tahu” yang diartikan sebagai pemahaman seseorang tentang sesuatu yang nilainya lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya. Pengertian tahu dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi setiap ragam stimulus yang berbeda, memahami beragam konsep, pikiran bahkan cara pemecahan terhadap masalah tertentu, sehingga pengertian tahu tidak hanya sekedar mengemukakanmengucapkan apa yang diketahui, tetapi sebaliknya dapat menggunakan pengetahuan dalam praktek dan tindakannya. Pengetahuan seseorang dapat diperoleh setelah melakukan pengindraan melalui panca indranya. Oleh karena itu tindakan yang dilakukan berdasarkan pengetahuan akan langsung dirasakan manfaatnya dibandingkan dengan tindakan tanpa didasari pengetahuan. Menurut Notoatmodjo 2003, domain kognitif pengetahuan mempunyai 6 enam tingkatan, yaitu : 1 tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima; 2 memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar; 3 aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya; 4 analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau Universitas Sumatera Utara suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain; 5 sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru; 6 evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.. Sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai untuk dapat memahami permasalahan mereka, memikirkan pemecahannya, atau memilih pemecahan masalah yang paling tepat untuk mencapai tujuan mereka. Tugas penyuluh dalam hal ini adalah meniadakan hambatan tersebut dengan cara menyediakan informasi dan memberikan pandangan mengenai masalah yang dihadapi. Petugas penyuluh dapat memberikan bantuan berupa pemberian informasi yang memadai yang bersifat teknis mengenai masalah yang dibutuhkan petani dan menunjukkan cara penanggulanganya. Selama penyuluh belum mampu memberikan informasi yang dibutuhkan petani tersebut, maka kegiatan penyuluhan tidak akan berjalan dengan baik Putra, 2000. Petani lebih banyak belajar dari sesama petani. Di negara-negara industri penyuluhan lebih dominan memberikan pembelajaran. Di Australia terdapat penyuluh swasta yang aktif memberikan pembelajaran kepada petani. Di Indonesia, pendidikan adalah tanggung jawab masyarakat. Oleh karena penyuluhan merupakan pendidikan non formal maka seharusnya juga menjadi tanggung jawab masyarakat Putra, 2000. Penyuluhan merupakan bagian pendidikan yang perlu dilakukan terus menerus tidak hanya untuk menyampaikan informasi namun juga untuk Universitas Sumatera Utara meningkatkan pengetahuan individu, demi perubahan perilaku yang lebih permanen. Hasil penelitian Sudarna, dkk 2006 menyimpulkan bahwa penyuluhan berpengaruh positif terhadap kinerja kelompok usaha agribisnis terpadu dan meningkatkan kualitas sumber daya petani. Pemberian penyuluhan juga berperan dalam merubah dan meningkatkan pengetahuan menjadi lebih baik. Hasil penelitian Sukana tentang penyuluhan pada penderita TB paru menunjukkan bahwa pengetahuan penderita tentang pencegahan dan pengobatan setelah diberi penyuluhan lebih baik dibandingkan dengan sebelum penyuluhan. Ban dan Hawkins 1999 mengartikan penyuluhan sebagai keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Secara sistematis pengertian penyuluhan tersebut adalah proses yang; 1 membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan, 2 membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut, 3 Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimikili petani, 4 membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan, 5 membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal, 6 meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya, Universitas Sumatera Utara 7 membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan. Selain itu menurut Ban Hawkins 1999 menyatakan bahwa agar penyuluhan efektif bagi sasaranpenggunanya media cetak harus dikemas dalam bentuk yang mudah dimengerti comprehensive, artinya dengan menggunakan bahasa yang sederhana, menyusun dan merangkaikan perbedaan pendapat dengan jelas dan hal-hal pokok dinyatakan dengan singkat dan jelas.

5.2. Pengaruh Penyuluhan Pestisida Terhadap Perubahan Sikap