Pada Tabel 1.2 dapat kita lihat bahwa terjadi kenaikan pada penjualan dan pelaksanaan servis berkala yang dilakukan. Tahun 2009 dapat kita lihat penjualan
sepeda motor sebanyak 1795 unit dan kemudian terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2010 sebanyak 1844 unit. Pada tahun 2009, konsumen yang
melakukan servis berkala adalah sebesar 16425 yang juga mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 17032.
Dapat kita lihat bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan perusahan berpengaruh terhadap efisiensi kerja karyawan yang mengakibatkan
keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut
diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Pengawasan terhadap Efisiensi Kerja pada PT.Indah Sakti Motorindo “
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah pengawasan berpengaruh positif dan signifikan dengan efisiensi kerja karyawam di PT.Indah
Sakti Motorindo “
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan di PT. Indah Sakti Motorindo.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat: a.
Bagi PT.Indah Sakti Motorindo
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan berusaha untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengawasan dan efisiensi kerja b.
Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dibidang sumber
daya manusia, khususnya terhadap permasalahan yang berhubungan dengan pengawasan dan efisiensi kerja. Jadi hasil penelitian ini nantinya
diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.
c. Bagi peneliti
Suatu kesempatan yang baik bagi peneliti untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan dan memperluas cara
berpikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya manusia dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan pengawasan
dan efisiensi kerja sebagai kajian dalam bidang Manajemen. d.
Bagi pihak-pihak lain Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengawasan dan efisiensi kerja. Dan dapat sekiranya digunakan sebagai tambahan informasi bagi
pengembangan penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pengawasan
Setelah perusahaan melakukan perekrutan, penempatan, dan mempekerjakan karyawan maka tugas selanjutnya adalah melakukan pengawasan.
Ini penting bagi perusahaan agar kegiatan operasionalnya dapat terlaksana dengan baik. Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan
operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadi penyimpangan- penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan
tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.
Menurut G.R Terry dalam Hasibuan 2001:242 mengemukakan hal sebagai berikut:
”Controlling can be defined as the process of determining what is to be accomplished, that is the standar; what is being accomplished, that is the
performance, evaluating the performance and if necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is, in conformity
with the standard.” Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksaanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Harahap 2001:14, pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin
agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya untuk mencapai
keseluruhan tujuan organisasi. Sedangkan, menurut Ernie dan Saefullah 2005:8, pengawasan adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian
kegiatan direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan, sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan yang dihadapi. Menurut Henry Fayol dalam Harahap 2001:10 mengartikan pengawasan
sebagai berikut: “Control consist in verifying whether everything occurs in conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles
established. It has objective to point out weaknesses and errors in order to rectify then prevent recurrence”. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah
semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan
kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari. Menurut Simbolon 2004:61 pengawasan adalah proses dimana pimpinan
ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Sedangkan,
Manulang 2002:173 pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi
dengan maksud supaya pelakasanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu, menurut Siagian 2003:112, pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan dan pemeriksaan
kegiatan perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dapat menilai sejauh mana prinsip
efisiensi telah terjadi dari hasil pelaksanaan kegiatan perusahaan. Pengawasan yang efektif membantu usaha dalam mengatur pekerjaan dapat terlaksana dengan
baik.
2.1.2. Fungsi Pengawasan
Menurut Sule dan Saefullah 2005:12, fungsi pengawasan adalah: 1.
Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan. 3.
Melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Simbolon 2004:128 fungsi pengawasan adalah: 1.
Mempertebal rasa dan tanggung jawab pekerja yang diserahi tugas dalam melaksanakan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Mendidik para pekerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan. 3.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
Berdasarkan fungsi dari pengawasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi dari pengawasan adalah mengevaluasi hasil dari aktivitas
pekerjaan yang telah dilakukan dalam organisasi dan melakukan tindakan koreksi bila diperlukan.
2.1.3. Langkah-langkah dalam Pengawasan
Adapun beberapa langkah dalam pengawasan yang hendak nya diterapkan oleh perusahaan khusus nya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan, antara
lain: 1. Monitor dan Ukur Kinerja
Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan. Untuk mengumpul
data tentang kinerja dapat dilakukan dengan metode obsevasi, wawancara atau angket. Pengamatan atas laporan, baik laporan lisan maupun laporan tertulis.
Jika data atau informasi sudah dikumpulkan melalui individu, kelompok atau unit kerja yang dikontrol, harus diuji validitasnya. Sebab ada kemungkinan
karyawan akan memberikan data palsu dapat dihindarkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Bandingkan Hasil Aktual dengan Standar Tahap kedua dalam proses pengawasan ini ialah membandingkan hasil
kinerja aktual dengan standar. Untuk itu, dibutuhkan standar yang jelas dan pasti yang digunakan sebagai ukuran yang diperbandingkan. Perbandingan ini
untuk mengetahui apakah perbedaan dan ini menentukan kebutuhan untuk tindakan.
Hasil dari perbandingan kinerja aktual dan standar mengarah pada dua kemungkinan, yaitu secara signifikan konsisten dengan standar atau lebih dan
secara signifikan berbeda dengan standar. Tetapi, ketika membandingkan hasil aktual dengan standar perlu menentukan batas yang dapat diterima tentang
derajat penyimpangan. 3. Ambil Tindakan Perbaikan
Tindakan korektif atau penyesuaian biasanya mengambil satu dari tiga bentuk, yaitu: Maintain Current Status, jika hasil akhir konsisten dengan
standar; Make Adjustment, jika hasil menyimpang dari standar karena pelakasanaan tidak tepat; Change The Standart, jika hasil secara signifikan
menyimpang dari standar karena standar yang digunakan tidak tepat. Hasil kinerja yang sesuai dengan standar maka respon yang tepat dari manajer
adalah mengakui kinerja dapat diterima dan memelihara status quo dan kemudian monitor dan mengukur pelakasanaan hasil kerja, namun jika hasil
kinerja aktual menyimpang dari, tidak sesuai dengan atau belum mencapai standar yang ditentukan maka atasan melakukan tindakan perbaikan atau
penyesuaian hingga mengubah standar yang digunaka
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Jenis-jenis Pengawasan
Menurut Simbolon 2004:62, pengawasan terbagi 4, yaitu: 1.
Pengawasan dari dalam Organisasi Pengawasan yang dilakukan oleh unit organisasi untuk mengumpul data
informasi yang diperlukan oleh organisasi untuk menilai kemajuan dan kemunduran organisasi.
2. Pengawasan dari Luar Organisasi Pengawasan yang dilakukan oleh suatu organisasi di luar perusahaan. Ini
untuk kepentingan tertentu. 3. Pengawasan Preventif
Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Dengan tujuan untuk mencegah terjadianya kesalahankekeliruan dalam pelaksanaan
kerja. 4. Pengawasan Represif
Pengawasan ang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan hasil yang direncanakan.
Menurut Sule dan Saefullah 2005:327, jenis pengawasan terbagi atas 3, yaitu:
1. Pengawasan Awal
Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengawasan Proses
Pengawasan dilakukan pada saat sebah proses pekerjaan tengah belangsung untuk memastikan apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. 3.
Pengawasan Akhir Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan pekerjaan.
2.1.5. Tujuan Pengawasan
Secara filosofis dikatakan bahwa pengawasan sangat penting karena manusia pada dasarnya mempunyai sifat salah atau khilaf, sehingga manusia
dalam organisasi perlu diawasi, bukan untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya, tetapi untuk mendidik dan membimbingnya. Menurut Husnaini
2001:400, tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:
1. Menghentikan atau meniadaka kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, dan hambatan. 2.
Mencegah terulang kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, dan hambatan.
3. Meningkatkan kelancaran operasi perusahaan.
4. Meningkatkan kinerja perusahaan.
5. Melakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan
dalam pencapaian kinerja yang baik. Menurut Simbolon 2004:61, tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:
1. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, dan
ketidaksesuaian dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
2. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan
sebelum terjadinya penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah preventive control dibandingkan dengan tindakan-tindakan
pengawasan sesudah terjadinya penyimpangan, maka tujuan pengawasan adalah, menjaga hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana, ketentuan-ketentuan,
dan instruksi yang telah ditetapkan bena-benar diimplementasikan, sebab pengawasan yang baik akan tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengawasan Menurut Reksohadiprojo 2000:152, beberapa faktor yang mempengaruhi
pengawasan adalah:
1 Perubahan yang selalu terjadi, baik dari luar maupun dari dalam
organisasi. 2
Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya desentralisasi kekuasaan.
3 Kesalahanpenyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan
pengawasan.
2.1.7. Teknik-teknik Pengawasan
Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan mempergunakan dua macam teknik, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Pengawasan Langsung
Pengawasan yang dilakukan apabila pimpinan organisasi melakukan sendiri terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan.
b. Pengawasan Tidak Langsung
Pengawasan dari jarak jauh. Artinya, pengawasan dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan, baik itu tertulis maupun
lisan.
2.1.8. Pengertian Efisiensi Kerja
Secara umum efisiensi kerja adalah: Perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasil yang dicapai. Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik
antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya.
Menurut Miraza 2004: 87 efisiensi adalah pemakaian biaya ataupun bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha
yang berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan tenaga kerja. Sedangkan menurut Siagian 2003: 113 efisiensi adalah perbandingan yang
negatif antara input dengan output.Negatif karena sumber, alat dan tenaga kerja yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Artinya suatu pekerjaan
tugas dikatakan efisiensi dalam penyelenggaraannya apabila input pengorbanan yang dikeluarkan lebih kecil dari hasil yang diperoleh.
Menurut Sedarmayanti 2001: 112, efisiensi adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau output dengan kegiatan yang
dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan input.
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan ini dilihat dari: 1.
Segi hasil Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila dengan usaha tersebut
memberikan hasil yang maksimal mengenai hasil pekerjaan tersebut. 2.
Segi usaha Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu tercapai
dengan usahayang minimal. Usaha tersebut lima unsur yaitu: pikiran, tenaga, waktu, ruang, benda termasuk biaya.
Berdasarkan uraian diatas bahwa perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu
dilakukan. Jika efisiensi kerja pada umumnya merupakan hasil dari cara-cara kerja yang sesuai dengan prosedur kerja. Cara kerja yang efisien adalah cara yang tanpa
sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti: cara termudah, tercepat, termurah, teringan, terpendek.
2.1.9. Sumber-sumber Efisiensi Kerja
Menurut Sedarmayanti 2001: 118 sumber utama efisiensi kerja adalah manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu
menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur efisien yang melekat pada manusia adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Kesadaran
Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi keberhasilannya. Dalam hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna
efisien sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi. Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap
hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorang dapat mengarah perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Adanya kesadaran
mendorong orang untuk berkeinginan membangkitkan semangat atau kehendak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kesadarannya.
b. Keahlian
Sesuatu yang dikerjakan oleh orang yang ahli, hasilnya akan lebih baik dan lebih cepat daripada apabila sesuatu itu dikerjakan oleh yang buka
ahlinya. Unsur keahliandalam efisiensi, melekat juga pada manusia. Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan peralatan, supaya
efisiensi yang akan dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa disertai fasilitas, tidak mungkin dapat
diterapkan guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan selancar sperti kalau disertai dengan fasilitas. Dengan demikian keahlian merupakan
unsur jaminan akan dapat hasil yang lebih efisien. c.
Disiplin Kedua unsur termaksud belum akan menjamin hasil kerja yang baik, kalau
tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu dalam efisiensi termasuk faktor waktu, sedangkan disiplin mengandung unsur waktu,
Universitas Sumatera Utara
maka antara efisiensi dan disiplin adalah satu unsur penting dalam efisiensi.Unsur disiplin sesungguhnya berkaitan erat dengan unsur
kesadaran, sebab disiplin ini timbul juga dari kesadaran. Hanya bedanya kalau kesadaran timbulnya atau prosesnya dapat memakan waktu lama dan
sulit dilaksanakan sedangkan disiplin dapat ditumbuhkan dalam waktu yang relatif singkat dan pada mulanya dapat dipaksakan dengan
menggunakan suatu aturan, apabila disiplin dapat diwujudkan dengan baik amaka semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik.
2.1.10. Syarat Dapat Dicapainya Efisiensi Kerja
Syarat dapat dicapainya hasil efisiensi kerja anatara lain: a.
Berhasil guna atau efektif Kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target tercapati
sesuai dengan waktu yang ditetapkan. b.
Ekonomis Usaha pencapaian tujuan yang efisien termasuk biaya, tenaga kerja,
material, waktu, dan lain-lain. c.
Pelaksanaan kerja yang dapat di Pertanggungjawabkan Membuktikan bahwa di dalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber telah
dimanfaatkan dengan setepat-tepatnyadan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata
Berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin manusia seorang diri mengerjakan segala macam pekrjaan dengan baik. Sebab
Universitas Sumatera Utara
bagaimanapun juga kemampuan setiap orang terbatas. Oleh sebab itu harus ada pembagian kerja yang nyata, yaitu berdasarkan beban kerja,
ukuran kemampuan kerja, dan waktu yang tersedia. e.
Prosedur kerja yang praktis Pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja
yang memuaskan yang merupakan kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan lancar.
2.1.11. Hubungan Pengawasan dengan Efisiensi Kerja
Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk meningkatkan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan
dengan rencana yang baik. Efisiensi dapat ditingkatkan melalui organisasi yang sederhana, efisiensi dapat tercapai apabila kesimpangsiuran wewenang dan
tanggung jawab dapat dicegah serta ada pendelegasian wewenang yang sistematis. Efisiensi dapat pula dicapai melalui sistem penggerakan yang merangsang para
bawahan bekerja dengan ikhlas, jujur, dan loyal. Singkatnya efisiensi dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi organik dan fungsi pelengkap
dengan setepat-tepatnya. Salah satu sasaran pokok manajemen dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang semaksimal-maksimalnya. Seperti menurut Siagian 2003: 113 menyatakan bahwa fungsi organik
pengawasan harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena pelaksanaan fungsi pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar pula
dalam meningkatkan efisiensi.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Idris 2007 tentang “Hubungan Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Kredit Indonesia ASKRINDO
Cabang Medan”. Peneliti menggunakan skala likert sebagai teknik pengukuran variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh positif
terhadap efisiensi kerja dengan koefisien determinasi sebesar 27,24 .
Hasil penelitian Saragih 2009 tentang “Analisis Hubungan Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada Asuransi Bumiputera Cabang Pematang
Siantar” .Peneliti menggunakan item rating scale sebagai teknik pengukuran variabel. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa komunikasi juga berpengaruh
positif terhadap efisiensi kerja dengan koefisien determinasi sebesar 27,8.
2.3. Kerangka Konseptual