Patofisiologi Dampak diare Diare

semua obat ini dapat menimbulkan diare baik tanpa kejang perut dan perdarahan Tan dan Kirana,2008. f. Akibat keracunan makanan Biasanya terjadi pada anak-anak sekolah atau karyawan perusahaan dan biasanya disertai pula dengan muntah-muntah.Keracunan makanan didefinisikan sebagai penyakit bersifat infeksi atau toksis dan diperkirakan atau disebabkan mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Penyebab utamanya adalah tidak memadainya kebersihan pada waktu pengelolahan, penyimpanan dan distribusi dari makananminuman yang akibat pencemaran meluas Tan dan Kirana,2008.

3. Patofisiologi

Diare dapat terjadi akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap didalam feses, yang disebut diare osmotik, atau karena iritasi saluran cerna.Penyebab tersering diare dalam volume besar akibat iritasi adalah infeksi virus atau bakteri di usus halus atau usus besar Corwin, 2009. Iritasi usus oleh patogen mempengaruhi lapisan mukosa usus, sehingga terjadi peningkatan produk sekretorik, termasuk mucus.Iritasi mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motilitas.Peningkatan motilitas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut dikolon berkurang.Individu yang mengalami diare berat dapat meninggal akibat syok hipovolemik dan ketidakteraturan elektrolit.Toksin kolera yang dikeluarkan bakteri kolera adalah contoh dari zat yang sangat menstimulasi motilitas dan secara langsung menyebabkan sekresi air dan elektrolit ke dalam usus besar, sehingga unsur-usur plasma yang penting ini terbuang dalam jumlah besar. Agens infeksius lain juga dapat menyebabkan diare berat atau ringan. Infeksi Escherichia Coli ditemukan didalam daging giling yang tidak matang, dapat menyebabkan diare berdarah berat Corwin, 2009.

4. Dampak diare

1. Dehidrasi Dehidrasi dapat menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh.Gangguan ini dapat mengakibatkan kematian pada bayi.Kematian ini lebih disebabkan bayi kehabisan cairan tubuh dikarenakan, asupan cairan itu tidak seimbang dengan pengeluaran melalui muntah dan berak, meskipun berlangsung sedikit demi sedikit.Banyak orang mengganggap bahwa pengeluaran cairan seperti ini adalah hal yang biasa pada diare.Namun, akibatnya sungguh berbahaya.Presentase kehilangan cairan tidak harus banyak baru dapat menyebabkan kematian.Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10 saja sudah membahayakan jiwa.Pada bayi, keadaan ini dapat menyebabkan kematian setelah sakit selama 2-3 hari. Sebelum kematian terjadi, dehidrasi berat akan muncul yang gejalanya adalah kulit berkerut, mata cekung, ubun-ubun cekung, serta mulut dan bibir kering bahkan pecah-pecah. Dehidrasi dibagi menjadi 3 macam, yakni, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dan dehidrasi berat.Dehidrasi ringan jika cairan tubuh hilang 5 .Jika cairan yang hilang sudah lebih dari 10 disebut dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang, denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah rendah, penderita lemah, kesadaran menurun,dan penderita sangat pucat. Derajat dehidrasi diare 1. Diare tanpa dehidrasi Kehilangan cairan 5 Berat Badan penderita diare.Tanda-tanda diare tanpa dehidrasi balita tetap aktif, memiliki keinginan untuk minum seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor kulit kembali segera. 2. Diare dehidrasi ringansedang Kehilangan cairan 5-10 Berat Badan penderita diare.Tanda- tandanya adalah, balita gelisah atau rewel, mata cekung, ingin minum terus atau rasa haus meningkat dan turgor kulit kembali lambat. 3. Diare dehidrasi berat Kehilangan carian 10 Berat Badan penderita diare. Tanda- tandanya adalah balita terlihat lesu, lunglai dan tidak sadar, mata cekung, malas minum, dan turgor kembali sangat lambat ≥ 2 detik Depkes,2011 2. Gangguan pertumbuhan Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara pengeluaran zat gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar, diare akanmenjadi kronis. Pada kondisi ini obat-obatan yang diberikan tidak serta merta dapat menyembuhkan diare. Ketidaktahuan orang tua, cara penanganan dokter yang tidak tepat, kurang gizi pada anak dan perubahan makan mendadak dapat menjadi faktor pencetus diare. Disamping itu, pemberian makanan tambahan yang dilakukan sebelum waktunya juga dapat menyebabkan diare. Pemberian makanan tambahan terlalu dini akan menyebabkan gangguan selaput lender usus. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan balita karena mengandung unsur kekebalan alami yang membantu pertahanan tubuh anak Widjaja,2008. Pada orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian. Pada bayi atau anak-anak, dalam waktu singkat akan menyebabkan kematian. Jika diare dapat disembuhkan tetapi sering terjadi lagi, akan menyebabkan berat badan anak yang terus menurun. Akibatnya, anak kekurangan gizi yang menghambat pertumbuhan fisik dan jaringan otaknya Widjaja,2008. Seperti diketahui, 60 pertumbuhan otak anak terjadi sejak anak masih berada didalam kandungan sampai berusia 2 tahun. Diare yang terjadi pada anak usia dibawah 2 tahun dan balita akan menganggu perkembangan otaknya. Volume otak akan menjadi kecil dan jaringan otaknya menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang pertumbuhannya normal. Kondisi kurang gizi ini juga akan diikuti oleh rentetan lain yang memperburuk kondisi fisik bayi, diantaranya daya tahan tubuh yang menurun pada bayi kurang gizi akan membuat pertahanan tubuhnya rapuh dan mudah diserang berbagai kuman penyakit Widjaja,2008. Dibandingkan dengan diare akut, diare kronis menahun paling sering menyebabkan kematian.Kematian ini juga dapat disebabkan oleh infeksi sekunder yang terjadi akibat diare. Seandainya tidak meninggal, bayi akan terus-menerus mengalami penurunan berat badan sehingga pertumbuhan fiskinya terhambat Widjaja,2008.

5. Pencegahan diare Depkes, 2007

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penanganan Diare Pada Balita Di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

1 45 64

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 3 16

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 2 12

PENDAHULUAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 4 16

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dengan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa Wonorejo Polokarto.

0 3 16

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dengan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa Wonorejo Polokarto.

0 3 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI DESA GLADAGSARI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Diare Pada Balita Di Des

0 0 19

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PENANGANAN DIARE PADA BALITA SELAMA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Penanganan Diare Pada Balita Selama Di Rumah Sebelum Dibawa Ke Rumah Sakit Islam Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PENANGANAN DIARE PADA BALITA SELAMA DI RUMAH Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Penanganan Diare Pada Balita Selama Di Rumah Sebelum Dibawa Ke Rumah Sakit Islam Surakarta.

1 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

0 3 6