Motivasi Berprestasi Serious Cyberloafing

27

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Metode tersebut bertujuan untuk mendeteksi sejauh manakah variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi Suryabrata, 2010. Dengan menggunakan penelitian korelasional, maka peneliti dapat mencapai tujuan penelitian, yakni untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap serious cyberloafing.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel-variabel yang terlibat di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas independent variable : motivasi berprestasi 2. Variabel terikat dependent variable : serious cyberloafing

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah kebutuhan yang berasal dari dalam diri individu yang mendorongnya untuk berprestasi dalam pekerjaannya, yang dapat dilihat dari usaha maksimal yang diberikan dalam upaya penyelesaian tugas sebagai bentuk rasa tanggung jawab, pemilihan tugas dengan taraf kesulitan menengah, dan mengharapkan adanya umpan balik atas performanya. Motivasi berprestasi dapat diukur dengan menggunakan skala self-report, yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori David McClelland. Aitem- aitem dalam skala ini disusun berdasarkan karakteristik individu yang mempunyai motivasi tinggi menurut McClelland dalam Luthans, 2005. Adapun karateristik tersebut berupa: 1 memilih untuk mengerjakan tugas dengan tingkat kesulitan moderat, 2 membutuhkan umpan balik terkait performa, 3 merasakan kepuasan dalam pencapaian, dan 4 bertanggung jawab terhadap tugas. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat motivasi berprestasi responden. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dihasilkan, maka semakin rendah pula tingkat motivasi berprestasi pada responden.

2. Serious Cyberloafing

Serious cyberloafing didefinisikan sebagai aktivitas penggunaan internet ntuk kepentingan pribadi yang dapat menimbulkan permasalahan legal, yang dilakukan oleh karyawan secara sengaja selama jam kerja berlangsung, dengan menggunakan fasilitas internet yang disediakan oleh perusahaan ataupun yang dibawa karyawan ke tempat kerja. Serious cyberloafing dapat diukur dengan menggunakan skala Blanchard Henle 2008 yang dimodifikasi oleh peneliti. Skala ini mengukur seberapa sering responden melakukan aktivitas menggunakan internet di tempat kerja yang tidak berkaitan dengan pekerjaannya. Semakin tinggi skor yang dihasilkan dalam kuesioner ini menunjukkan semakin seringnya responden melakukan serious cyberloafing. Sebaliknya, semakin rendah nilai yang dihasilkan, maka semakin jarang responden melakukan serious cyberloafing.

C. SUBJEK PENELITIAN