- Skor 24 – 30, berarti tingkat kepuasan tinggi.
5. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.
7
Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah tabungan haji BNI Syariah Cabang Jakarta
Timur yang telah melakukan pelunasan tahun 2008 yakni 115 orang. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.
Cara untuk menentukan sampel mengacu pada rumus:
8
n =
2
1 e
Ν +
Ν Keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan yang masih dapat ditolerirdiinginkan 5
n =
2
05 .
115 1
115 +
7
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Apllikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, Cet.1, h.58
8
Ibid., h.61
n = 0025
. 115
1 115
+
n =
3 .
1 115
= 88 Berdasarkan perhitungan di atas, sampel yang diambil adalah 88 responden.
6. Teknik penarikan Sampel
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan menggunakan metode non probability sampling dengan tipe purposive
sampling , yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana
penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian.
7. Teknik Analisis Data
a. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum data primer dianalisis, perlu dilakukan pengujian atas kualitas
data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
9
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi mengatakan untuk mengetahui apakah pada tiap-tiap variabel dinilai valid atau tidak dilakukan dengan
9
H. Imam Ghozali, Aplikassi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007, h.45
membandingkan r hitung dengan r tabel antara nilai skor item yang diuji dengan jumlah seluruh skor yang diuji.
10
Dari r tabel, dimana df = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel atau responden. Pada pengukuran kepuasan nasabah
tabungan haji BNI Syariah Cabang Jakarta Timur jumlah sampel n = 30, maka besarnya df = 30-2 = 28. Dengan alpha = 0.05, maka didapat nilai r tabel = 0.361.
Pengambilan keputusan adalah jika r hitung positif atau r hitung lebih besar dari r tabel maka butir tersebut valid. Sebaliknya jika r hitung negatif atau r hitung lebih
kecil dari r tabel maka butir tersebut tidak valid. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur variabel yang diukur
melalui kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
walaupun berkali-kali diuji. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha. Menurut Nunnally, suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60.
11
10
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1995, Edisi Revisi, h.139
11
H. Imam Ghozali, Aplikassi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007, h.42
b. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik, baik itu autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedastisitas.
1 Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan data. Penggunaan uji normalitas dalam penelitian ini adalah karena asumsi yang harus dimiliki oleh
data adalah bahwa data tersebut terdistribusi normal. Maksud data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi
normal dan data memusat pada nilai rata-rata dan median. 2 Uji Multikolinieritas, bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
12
Ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model persamaan yang terbentuk dengan
diuji menggunakan indikator Condition Index CI dan Varians Inflation Factor
VIF. 3 Uji Autokorelasi, bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi dalam model
regresi linier antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
13
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dilakukan uji Durbin-Watson DW test.
12
Ibid, h. 91
13
Ibid , h. 95
4 Uji Heteroskedastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari satu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah homoskedastisitas. Untuk mendeteksinya dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID.
14
c. Uji Hipotesis 1 Analisis Regresi Linier Berganda
Yaitu analisis yang bertujuan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel independen, bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi dinaik turunkan nilainya. Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal
dua, yang dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Keterangan: Y
: Kepuasan Nasabah a
: Harga Y bila X = 0 harga konstan b
: Koefisien Regresi
14
Ibid., h.105
X
1
: Kualitas Produk X
2
: Kualitas Pelayanan 2 Uji t Hitung
Metode pengujian ini bertujuan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sedangkan hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut: 1 Ho :
1
β = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara varibel X
1
dan variabel Y. Ha :
1
β ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara varibel X
1
dan variabel Y.
2 Ho :
2
β = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara varibel X
2
dan variabel Y. Ha :
2
β ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara varibel X
2
dan variabel Y.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel dependen secara individual parsial terhadap variabel dependen dengan
melakukan uji t. Apabila t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Apabila t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Jika sig t 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika sig t 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. 3 Uji F Hitung
Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol Ho kita juga harus
menyertai dengan hipotesis alternatif Ha, seperti dibawah ini: 1 Ho :
1
β =
2
β = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara 2 variabel X dengan variabel Y.
2 Ha :
1
β ≠
2
β ≠ = 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara 2 variabel X dengan variabel Y.
Uji simultan dengan uji F ini bertjuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan
rumus: f
hitung
= 1
1
2 2
− −
− k
n R
k R
Keterangan: R
2
= Koefisien regresi yang ditemukan k
= Jumlah variabel bebas n
= Jumlah Sampel F
= F
hitung
yang selanjutnya diuji dengan F
tabel
Apabila F
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yangh signifikan
terhadap variabel independen.
Jika sig F 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Jika sig F 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
8. Teknik Penulisan