Pisau Alat ini digunakan untuk membelah ikan yang akan diasinkan. Ember Bak Rendam Widig

commit to user Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa pengadaan bahan baku untuk usaha pengolahan ikan asin dilakukan dengan membeli di TPI. Tempat Pelelangan Ikan TPI yang dituju oleh para produsen untuk membeli bahan baku adalah TPI PPNC Pelabuhan Perikanan Nelayan Cilacap, TPI Tegalkatilayu, TPI Sentolokawat dan TPI Sidakaya. Ikan segar hasil tangkapan nelayan yang baru diturunkan dari kapal kemudian dilelang kepada para pengolah. Para pengolah membeli dengan langsung datang ke TPI dan ikan yang telah dibeli biasanya dibawadiangkut oleh pengolah dengan menggunakan motor, pick up atau becak yang sudah menjadi langganan para pengolah. Para pengolah membeli bahan baku hanya untuk 1 kali produksi karena jika ikan yang digunakan tidak segar akan mempengaruhi kualitas produksi ikan asin. Pembayaran dilakukan di muka secara tunai oleh para pengolah. Pembayaran dilakukan secara tunai di TPI setelah para pengolah mendapatkan ikan segar yang dilelang tersebut. Dengan kata lain, para pengolah membayar langsung ikan segar tersebut di TPI dan tidak membayar secara tunai di belakang, ketika hasil ikan olahan ikan asin telah habis terjual.

B. Peralatan Usaha Pengolahan Ikan Asin

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi ikan asin secara umum adalah peralatan yang sederhana dan merupakan milik pribadi sehingga produsen ikan asin tidak perlu menyewa peralatan. Peralatan yang digunakan antara lain sebagai berikut :

1. Pisau Alat ini digunakan untuk membelah ikan yang akan diasinkan.

2. Ember

Alat ini digunakan pada saat pencucian. Ikan yang telah dibelahdigarami kemudian dicuci dengan menggunakan ember yang telah diisi air. 3. Fish BasketKeranjang Alat ini digunakan untuk menampung ikan yang telah dicuci bersih. commit to user

4. Bak Rendam

Alat ini digunakan untuk merendam ikan yang digarami. Alat ini merupakan bangunan dari semen yang menyerupai bak dan memiliki kapasitas 1 ton. 5. BlongDrum Plastik Alat ini digunakan untuk mengangkut ikan segar dari TPI atau dapat juga digunakan untuk merendam ikan yang digarami.

6. Widig

Alat ini terbuat dari anyaman bambu yang digunakan untuk menjemur ikan yang telah digarami. Alat ini berukuran sekitar 150 cm x 70 cm. C. Proses Produksi Ikan Asin Kegiatan produksi usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Cilacap merupakan kegiatan usaha yang dilakukan setiap hari. Bahan baku utama dalam usaha pengolahan ikan asin adalah ikan segar yang diperoleh dengan cara membeli di TPI Tempat Pelelangan Ikan. Jenis ikan yang digunakan antara lain yaitu Ikan Jambal, Tiga Wajah, Bilis, Pari, Teri, Layur, Lendra, Tanjan, Semenit, Kunir Merah, dan Bentong. Bahan baku yang digunakan harus berupa ikan segar karena hal ini akan mempengaruhi kualitas produksi ikan asin. Kegiatan produksi ikan asin mengenal dua musim yaitu musim sepi dan musim ramai. Jika produsen mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku ketika musim sepi, beberapa produsen menggunakan bahan baku dengan membeli dari luar kota, seperti Tegal, Batang dan Pekalongan. Usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Cilacap pada umumnya dilakukan secara alami yaitu menggunakan sinar matahari dalam proses pengeringan. Langkah- langkah dalam proses produksi ikan asin dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Ikan segar yang telah dibeli kemudian dibelah, dibersihkan isi perutnya dan dibuang kepalanya. Akan tetapi, ada juga jenis ikan yang tidak perlu dibelah seperti Teri, Layur dan Bilis yang berukuran kecil. Proses pembelahan ikan sangat memerlukan keterampilan agar diperoleh bentuk ikan asin yang baik dan menarik secara penampakan visual, yaitu yang commit to user menghasilkan hasil belahan ikan yang rapi dan contohnya seperti pada Ikan Pari, yang dapat dibentuk menyerupai bunga sehingga lebih menarik. 2. Ikan yang telah dibelah kemudian dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa isi perut atau kotoran yang lain. 3. Proses selanjutnya adalah penggaraman. Ikan digarami dan direndam dalam bak rendam selama kurang lebih tiga hari. Jumlah garam yang digunakan adalah sepertiga dari berat ikan. Pada saat perendaman sebaiknya ikan ditata rapi agar ikan yang dibelah tidak kembali menutup. 4. Setelah kurang lebih 3 hari ikan direndam, ikan dicuci kembali dengan air bersih agar tidak ada sisa-sisa garam yang menempel pada ikan. Pencucian dilakukan dengan cara ikat disikat dan dibilas dengan air. Perlakuan ini dilakukan kurang lebih selama tiga kali berturut-turut karena diharapkan ikan benar-benar telah bersih. 5. Ikan yang telah bersih dicuci, kemudian ditata rapi di atas widig, lalu dijemur selama 1-2 hari. Jika ikan asin telah kering, ikan asin dapat dikemas agar dapat langsung dijual.

D. Pemasaran Ikan Asin