Biaya Tetap Analisis Biaya

commit to user Pemasaran ikan asin di Kabupaten Cilacap dilakukan dengan langsung berhubungan dengan konsumen, baik konsumen lokal maupun konsumen dari luar kota, seperti konsumen yang berasal dari daerah Jawa Barat dan Kabupaten Banjarnegara. Seluruh konsumen membeli dengan datang langsung ke produsen. Selain itu, ada juga produsen yang memiliki toko sehingga pemasaran ikan asin dilakukan melalui toko tersebut. Keuntungannya dengan memiliki toko sebagai tempat penjualan atau pemasaran ikan asin adalah dapat menarik konsumen lebih banyak serta mudah dikenali dan diingat oleh konsumen melalui nama toko tersebut.

E. Analisis Usaha Pengolahan Ikan Asin

1. Analisis Biaya

a. Biaya Tetap

Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak bergantung pada perubahan jumlah produksi, misalnya biaya penyusutan peralatan. Suryani et al, 2005. Biaya tetap dalam usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Cilacap meliputi biaya tenaga kerja, biaya penyusutan peralatan dan bunga modal investasi. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh produsen ikan asin adalah sebagai berikut: Tabel 23. Rata-rata Biaya Tetap pada Usaha Pengolahan Ikan Asin di Kabupaten Cilacap No. Jenis Biaya Tetap Rata-rata Rpbulan Persentase 1. Tenaga Kerja 3.830.000,00 97,68 a. Pembelahan dan Pencucian 1.245.000,00 31,75 b. Perendaman dan Penjemuran 1.555.000,00 39,66 c. Pengemasan 1.030.000,00 26,27 2. Penyusutan Peralatan 44.083,33 1,12 3. Bunga Modal Investasi 47.233,53 1,20 Jumlah 3.921.316,87 100,00 Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 23 diketahui bahwa rata-rata biaya tetap terbesar dalam satu bulan pada usaha pengolahan ikan asin adalah biaya tenaga kerja, yaitu sebesar Rp 3.830.000,00 97,68 yang terbagi dalam tenaga kerja pembelahan dan pencucian sebesar commit to user Rp 1.245.000,00 31,75, perendaman dan penjemuran Rp 1.555.000,00 39,66, serta pengemasan Rp 1.030.000,00 26,27. Biaya tenaga kerja terdiri dari biaya tenaga kerja keluarga dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga biasanya merupakan tetangga atau saudara dari produsen ikan asin yang diketahui telah berpengalaman dalam proses produksi ikan asin. Upah tenaga kerja keluarga ditetapkan berdasarkan upah tenaga kerja luar keluarga. Upah yang diberikan berupa upah harian. Tingkat upah pekerja laki-laki berkisar antara Rp 20.000,00–Rp 30.000,00 dan tingkat upah pekerja perempuan berkisar Rp 15.000,00–Rp 25.000,00. Rata-rata biaya tenaga kerja tertinggi yang dikeluarkan pada usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Cilacap dalam satu bulan adalah biaya tenaga kerja perendaman dan penjemuran. Sedangkan, rata-rata biaya tenaga kerja terendah dalam satu bulan adalah biaya tenaga kerja pengemasan. Hal ini dikarenakan sebagian besar proses perendaman dan penjemuran dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki yang tingkat upahnya lebih tinggi daripada perempuan. Sedangkan pada proses pengemasan dilakukan oleh tenaga kerja perempuan yang tingkat upahnya lebih rendah daripada tenaga kerja laki-laki. Biaya tetap terbesar kedua adalah biaya bunga modal investasi sebesar Rp 47.233,53 1,20 dan diikuti biaya penyusutan peralatan, besarnya rata-rata per bulan yaitu Rp 44.083,33 1,12. Biaya modal investasi dan biaya penyusutan peralatan pada kenyataannya tidak perlu dihitung karena merupakan biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan oleh produsen. Namun, karena menggunakan konsep keuntungan biaya bunga modal investasi dan biaya penyusutan peralatan tetap harus dihitung. Produsen ikan asin memerlukan peralatan untuk melakukan proses produksi. Peralatan yang digunakan berupa peralatan sederhana, yang memiliki umur ekonomis cukup panjang antara 1-10 tahun. Peralatan yang digunakan meliputi pisau, ember, fish basket, bak rendam, blong dan widig. commit to user Bunga modal investasi adalah nilai atas bunga modal yang dimiliki oleh produsen. Perhitungan bunga modal investasi ini berdasarkan suku bunga pinjaman Bank BRI pada bulan Juli 2010 yaitu sebesar 1,93 per bulan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan penelitian pada bulan Juli 2010.

b. Biaya Variabel