commit to user 55
Berbeda dengan pendapat di atas, Ibrahim Muslimin 2000: 14 mengutarakan beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif, yaitu 1 siswa
bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, 2 kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah, 3 bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, keaktifan siswa, jenis kelamin yang berbeda, dan 4
penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu. Lebih lanjut, Yatim Riyanto 2009: 270 mengutarakan bahwa ciri-
ciri pembelajaran kooperatif, yaitu 1 kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, rendah; 2 siswa dalam kelompok sehidup
semati; 3 siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama; 4 membagi tugas dan tangung jawab sama; 5 akan dievaluasi untuk semua;
6 berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama; dan 7 diminta mempertangungjawabkan individual materi yang ditangani.
Berdasarkan uraian di atas, maka simpulan dari ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebuah kelompok yang saling ketergantungan
dan memiliki tanggung jawab atau tugas individu maupun kelompok dalam berkompetisi, dengan kemampuan yang heterogen mereka berinteraksi dan
memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai kejayaan, dan keberhasilan mereka ditentukan oleh seluruh anggota kelompoknya.
d. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran kooperatif
Sheperdson dalam Ghazali A. Syukur, 2002: 12 menyebutkan beberapa kelebihan strategi pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1 Guru harus selalu mengupayakan adanya interaksi antarsiswa yang berada dalam kelompok. Strategi ini tidak membenarkan guru
membiarkan seorang siswa terlalu mendominasi jalannya diskusi. Guru mempunyai kewajiban untuk mengendalikan jalannya kegiatan belajar.
2 Guru harus dapat menciptakan kondisi yang mampu memberikan kesempatan yang merata kepada masing-masing anggota kelompok untuk
memberikan pendapat, menyampaikan ringkasan, mempertahankan
commit to user 56
pendapat, ataupun memberikan jalan keluar jika diskusi mengalami kemacetan.
3 Guru harus menciptakan interpedensi positif di kalangan anggota kelompok. Artinya masing-masing anggota kelompok harus diupayakan
terlibat dalam kegiatan belajar itu. Dengan cara memberikan giliran yang telah di atur sebelumnya. Guru dapat membuat siswa memaksa dirinya
ikut berperan dalam kelompoknya. 4 Guru perlu menjelaskan kepada kelompok bahwa masing-masing
anggota harus membiasakan diri mendengarkan dengan baik pendapat orang lain, dan harus belajar menerima pendapat orang lain jika pendapat
orang lain itu jauh lebih baik dari pendapatnya. Oleh karena itu, siswa yang pandai dapat membantu teman lain untuk menyumbangkan
pikirannya. 5 Kemampuan masing-masing anggota kelompok diperhitungkan secara
adil. Di dalam pembelajaran kooperatif ini, tidak ada peserta kelompok yang diperbolehkan berpendapat sesukanya. Masing-masing anggota
akan menyampaikan pendapatnya secara bergiliran. Untuk itu tugas sebagai pemimpin kelompok, perumus hasil diskusi, atau sebagai
penyampai hasil diskusi diatur oleh guru. 6 Strategi pembelajaran ini menekankan pada pencapaian tujuan bersama.
Strategi ini mengajarkan kepada siswa untuk saling memberi informasi, saling mengajar jika ada anggota kelompok yang belum mampu, dan
saling menghargai pendapat anggotanya. Proses pencapaian kesepakaan kelompok ini dipraktikkan, ditumbuhkan, dan dipantau selama diskusi
kelompok berlangsung. 7 Anggota kelompok belajar dengan strategi ini tidak terlalu besar yakni
dari empat sampai enam orang sehingga anggotanya dapat saling bertukar pikiran. Selain itu, guru juga mudah mengawasi proses belajar
yang menekankan pada kerja sama antaranggota kelompok ini. Dengan kelompok kecil, siswa dengan hambatan mental, pemalu, atau kurang
berinisiatif, dapat meminta bantuan kepada anggota kelompok lainnya,
commit to user 57
atau secara kebetulan akan terdorong aktif dalam proses belajar kelompok.
Selain hal di atas, kelebihan strategi pembelajaran kooperatif lainnya adalah: 1 peserta didik lebih memperoleh kesempatan dalam hal
meningkatkan hubungan kerja sama antar teman, 2 peserta didik lebih memperoleh kesempatan untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas
kemandirian, sikap kritis, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, 3 guru tidak perlu mengajarkan seluru pengetahuan kepada peserta didik,
cukup konsep-konsep pokok karena dengan belajar secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri.
Namun demikian, terdapat juga sisi kelemahannya, yaitu bahwa strategi pembelajaran kooperatif: 1 memerlukan alokasi waktu yang relatif
banyak, terutama kalau belum terbiasa, 2 memerlukan persiapan yang lebih terprogam dan sistematik, 3 kalau peserta didik belum terbiasa dan
menguasai pembelajaran kooperatif, pencapaian hasil belajar tidak akan maksimal.
e. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif