Langkah – Langkah Analisis Diskriminan

2.11.1 Hal-hal pokok tentang analisis diskriminan

Bentuk multivariat dari analisis diskriminan ialah dependen sehingga variabel dependen ialah variabel yang menjadi dasar pada analisis diskriminan. Variabel dependen bisa berupa kode grup 1 atau grup 2 atau lainnya. Tujuan dilakukannya analisis diskriminan ialah: a Menentukan secara statistik ada perbedaan yang bermakna, mengenai nilai tengah dari dua atau lebih kelompok populasi yang terlebih dahulu diketahui dengan secara jelas dan mantap pengelompokannya. b Menetapkan prosedur-prosedur untuk mengelompokkan satuan-satuan statistik individu atau objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan nilai- nilai dari beberapa peubah. c Menentukan peubah-peubah bebas yang memberikan sumbangan terbanyak untuk membedakan nilai tengah dari dua atau lebih kelompok Hair et al, 1988.

2.12 Langkah – Langkah Analisis Diskriminan

Langkah-langkah dalam analisis diskriminan ialah sebagai berikut: 1. Pemilihan variabel dependen dan independen Variabel dependen merupakan variabel kategorik sedangkan variabel independen merupakan variabel numerik. Bedasarkan jumlah kelompok variabel dependen yang dalam hal ini harus mutually exclusive dan exhaustive, analisis diskriminan dibedakan menjadi dua yaitu : a. Analisis diskriminan dua kategorikelompok, dimana variabel dependen dikelompokkan menjadi 2 dikotomi, diperlukan satu fungsi diskriminan. b. Analisis diskriminan berganda Multiple Discriminant AnalysisMDA, dimana variabel dependen dikelompokkan menjadi 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD lebih dari 2 kelompok multikotomi, diperlukan fungsi diskriminan sebanyak k-1 kalau ada k kategori. 2. Melakukan uji equality Untuk memenuhi asumsi bahwa semua variabel independen harus equal dilihat pada significancy dari Wilk’s Lambda jika nilai p 0,05 menunjukkan bahwa variabel equal. Untuk melihat bahwa variabel tersebut equal, juga dilihat dari group covariance adalah relative sama. 3. Pembentukan fungsi diskriminan Ada dua metode dasar untuk membuat fungsi diskriminan: 1. Direct Method Simultaneous Estimation, dimana semua variabel dimasukkan secara bersama – sama kemudian dilakukan proses diskriminan. 2. Step-wise Discriminant Analysis, dimana variabel dimasukkan satu persatu kedalan model diskriminan. a. Fungsi Diskriminan Fungsi diskriminan merupakan fungsi atau kombinasi linier peubah-peubah asal yang akan menghasilkan cara terbaik dalam pemisahan kelompok-kelompok. Fungsi ini akan memberikan nilai-nilai yang sedekat mungkin dalam kelompok dan sejauh mungkin antar kelompo. Banyaknya fungsi diskriminan yang terbentuk secara umum tergantung dari min p,k-1, dengan p ialah banyaknya peubah pembeda dan k ialah banyaknya kelompok yang telah ditetapkan. Fungsi diskriminan ini diartikan sebagai keragaman peubah yang terpilih sebagai kekuatan pembeda. Apabila fungsi diskriminan yang terbentuk sebanyak lebih dari satu fungsi, maka dapat dikatakan bahwa fungsi diskriminan pertama akan menjadi kekuatan pembeda yang paling besar, demikian berturut-turut untuk fungsi berikutnya. Fungsi diskriminan yang terbentuk mempunyai bentuk umum berupa Fisher’s Sample Linear Discriminant Function persamaan linier yaitu: 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 1 11 1 12 2 1 1 2 21 1 22 2 2 2 1 1 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ... ... ˆ ˆ ˆ ˆ ... ... .............................................................. ˆ ˆ ˆ ˆ ... ... ........................ j j p p j j p p i i i ij j ip p y x x x x y x x x x y x x x x                   1 1 2 2 ...................................... ˆ ˆ ˆ ˆ ... ... q q q qj j qp p y x x x x       dengan i =1,2,…,q min p,k-1; j=1,2,…,p atau dapat ditulis sebagai: ˆ y x    1 1 2 G Y a X X X S X     dimana: ˆ a   Vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan. y = skor diskriminan. X = Vektor variabel acak yang dimasukkan ke dalam fungsi diskriminan. 1 X = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama. 1 1 1 1 1 1 n j j X X n    2 X = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua. 2 2 2 1 2 1 n j j X X n    1 G S  = Invers matriks gabungan. 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 n n n i i i i i i i n n n i i i i i i i S x x x x n S x x x x n                                     Sehingga,         1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 pooled n n S S S n n n n                       8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Nilai ˆ dipilih sedemikian sehingga fungsi diskriminan berbeda sebesar mungkin antara kelompok, atau sehingga rasio antara jumlah kuadrat antar kelompok dengan jumlah kuadrat dalam kelompok maksimum. b. Pembentukan Fungsi Linier dengan bantuan SPSS Pada output SPSS, koefisien untuk tiap variabel yang masuk dalam model dapat dilihat pada tabel Canonical Discriminant Function Coefficient. Tabel ini akan dihasilkan pada output apabila pilihan Function Coefficient bagian Unstandardized diaktifkan. c. Menghitung discriminant score Setelah dibentuk fungsi liniernya, maka dapat dihitung skor diskriminan untuk tiap observasi dengan memasukkan nilai-nilai variabel penjelasnya. d. Menghitung Cutting Score Untuk memprediksi respondenobservasi akan termasuk kedalam kelompok yang mana, kita dapat menggunakan optimum cutting score. Memang dari computer informasi ini sudah diperoleh. Sedangkan cara mengerjakan secara manual Cutting Score m dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut dengan ketentuan untuk dua grup yang mempunyai ukuran yang sama cutting score dinyatakan dengan rumus Simamora, 2005: 2 A B ce Z Z Z   Keteragan : Zce = cutting score untuk grup yang sama ukuran ZA = centroid grup A ZB = Centroid grup B Apabila dua grup berbeda ukuran, rumus cutting score yang digunakan ialah: A B B A CU A B N Z N Z Z N N    Keterangan : ZCU = Cutting score untuk grup tak sama ukuran NA = Jumlah anggota grup A 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD NB = Jumlah anggota grup B ZA = Centroid grup A ZB = Centroid grup B Kemudian nilai-nilai discriminant score tiap observasi akan dibandingkan dengan cutting score, sehingga dapat diklasifikasikan suatu obsevasi akan termasuk kedalam kelompok yang mana. e. Perhitungan Hit Ratio Setelah semua observasi diprediksi keanggotaannya, dapat dihitung hit ratio yaitu rasio antara observasi yang tepat pengklasifikasiannya dengan total seluruh observasi. Misalkan ada sebanyak n observasi, akan dibentuk fungsi linier dengan observasi sebanyak n-1. Observasi yang tidak disertakan dalam pembentukan fungsi linier ini akan diprediksi keanggotaannya dengan fungsi yang sudah dibentuk tadi. Proses ini akan diulang dengan kombinasi observasi yang berbeda- beda, sehingga fungsi linier yang dibentuk ada sebanyak n. Inilah yang disebut dengan metode Leave One Out. 1 1 100 k ic i k i i n Hit Ratio n       Keterangan: ni = nij I =1,2,…,k dan j =1,2,…,k f. Kriteria posterior probability Aturan pengklasifikasian yang ekivalen dengan model linier Fisher ialah berdasarkan nilai peluang suatu observasi dengan karakteristik tertentu x berasal dari suatu kelompok. Nilai peluang ini disebut posterior probability dan bisa ditampilkan pada sheet SPSS dengan mengaktifkan option probabilities of group membership pada bagian Save di kotak dialog utama. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD       k k k k k p f x p k x p f x   Keterangan : k p = prior probability kelompok ke-k dan           1 1 2 1 exp 1 2 2 k k p z fi x f x x x            Suatu observasi dengan karakteristik x akan diklasifikasikan sebagai anggota kelompok 0 jika p k x p k x -nilai posterior probability inilah yang mengisi kolom di 1_1 dan kolom di 1_2 pada sheet SPSS. g. Akurasi statisik, Dapat di uji secara statistik apakah klasifikasi yang dilakukan dengan menggunakan fungsi diskriminan akurat atau tidak. Uji statistik tersebut ialah prees-Q Statistik. Ukuran sederhana ini membandingkan jumlah kasus yang diklasifikasi secara tepat dengan ukuran sampel dan jumlah grup. Nilai yang diperoleh dari perhitunngan kemudian dibandingkan dengan nilai kritis critical velue yang diambil dari tabel Chi-Square dan tingkat keyakinan sesuai yang diinginkan. Statistik Q ditulis dengan rumus:     2 Pr 1 N nk ees Q N k         Keterangan : N = ukuran total sampel n = jumlah kasus yang diklasifikasi secara tepat K = jumlah grup Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan. Untuk menguji signifikansi fungsi diskriminan dilihat nilai signifikansi dari Wilk’s Lambda, jika nilai p 0,05, maka menunjukkan bahwa fungsi diskriminan ini dapa memperlihatkan perbedaan yang jelas antara dua kelompok variabel dependen 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 1. Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan Untuk menguji ketepatan klasifikasi fungsi diskriminan dilakukan uji dengan Casewise Diagnostics. Jika fungsi diskriminan mempunyai ketepatan mengklasifikasi kasus 50 , ketepatan model dianggap tinggi. 2. Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut.

2.13 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Menentukan Faktor Dominan Yang Menyebabkan Penyakit Sosial Pada Masyarakat Dengan Metode Analisis Diskriminan

3 31 107

Menentukan Faktor Dominan Yang Menyebabkan Penyakit Sosial Pada Masyarakat Dengan Metode Analisis Diskriminan

0 0 10

Menentukan Faktor Dominan Yang Menyebabkan Penyakit Sosial Pada Masyarakat Dengan Metode Analisis Diskriminan

0 0 2

Menentukan Faktor Dominan Yang Menyebabkan Penyakit Sosial Pada Masyarakat Dengan Metode Analisis Diskriminan

0 0 6

Menentukan Faktor Dominan Yang Menyebabkan Penyakit Sosial Pada Masyarakat Dengan Metode Analisis Diskriminan

0 0 21

Menentukan Faktor Dominan Yang Menyebabkan Penyakit Sosial Pada Masyarakat Dengan Metode Analisis Diskriminan

0 0 1

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENENTUKAN FAKTOR DOMINAN YANG MENYEBABKAN KENAKALAN REMAJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI (studi kasus : SMA PRAYATNA MEDAN)

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja - Analisis Diskriminan Dalam Menentuka Faktor Dominan Yang Menyebabkan Kenakalan Remaja Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi (studi kasus : SMA Prayatna Medan).

0 0 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Diskriminan Dalam Menentuka Faktor Dominan Yang Menyebabkan Kenakalan Remaja Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi (studi kasus : SMA Prayatna Medan).

0 0 7

ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENENTUKAN FAKTOR DOMINAN YANG MENYEBABKAN KENAKALAN REMAJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI (studikasus : SMA Prayatna Medan) SKRIPSI SITI RAYANI SIMATUPANG 090803014

0 0 11