Lokasi Perusahaan Daerah Pemasaran Perawatan Maintenance

2.3. Lokasi Perusahaan

PT Pancakarsa Bangun Reksa berlokasi di Jln. Bintang Terang Gg. Bintang No. 95, Medan – Binjai Km. 13,8, Deli Serdang, Sumatera Utara. Luas area perusahaan ini sebesar 25m x 200m atau 5000m2.

2.4. Daerah Pemasaran

PT Pancakarsa Bangun Reksa melakukan distribusi produk langsung kepada konsumen. Dalam hal ini perusahaan sebagai pihak produsen langsung memenuhi order dari konsumen owner Pabrik PKS sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Setelah produk dibuat dalam workshop, kemudian produk dikirim ke tempat Pabrik PKS akan didirikan dan akan diinstalasi oleh pihak Perusahaan. Distribusi jalur laut menggunakan agen PT Bona Trans Persada. Semua produk perusahaan dipasarkan di dalam negeri dan luar negeri. Untuk di dalam negeri, produk dipasarkan ke wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan wilayah lainnya di dalam Indonesia. Sedangkan yang diekspor ke luar negeri, produk akan dipasarkan ke negara Malaysia, Thailand, dan Singapore.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu kegiatan proses transformasi dari masukan input menjadi suatu keluaran output dalam bentuk produk jadi. PT Pancakarsa Bangun Reksa menganut sistem produksi sesuai dengan permintaan konsumen atau dikenal dengan Make to Order MTO. Perusahaan menghasilkan berbagai macam produk yang berkaitan dengan pekerjaan Mekanikal pada Pabrik Universitas Sumatera Utara PKS, seperti Vessel, Sterilizer, Boiler, Back Pressure Vessel, Conveyor, Screw Press, Kernel Silo, dll. Dikarenakan banyaknya jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan, maka penelitian ini dikhususkan objek penelitiannya pada produk Kernel Silo.

2.5.1. Standar Mutu Bahan Produk

PT Pancakarsa Bangun Reksa menggunakan suatu standar mutu untuk mengendalikan bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Untuk bahan baku, standar mutu yang digunakan perusahaan adalah standar yang ditetapkan oleh perusahaan sendiri yang mengacu pada standar SNI 07-0601-2006, dengan ketebalan 1,8 mm ≤ t ≤ 25 mm, lebar 1600 mm ≤ L ≤ 3500 mm, dan panjang 1600 mm ≤ P ≤ 3500 mm dalam satuan ton.

2.5.2. Bahan Baku, Bahan Penolong, dan Bahan Tambahan

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimiawi dan langsung ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan baku yang digunakan PT Pancakarsa Bangun Reksa adalah sebagai berikut : 1. Plat Besi Plat besi digunakan sebagai bahan baku pembuatan bagian shell body pada Kernel Silo yang menggunakan bahan Mild Steel MS atau baja lunak maupun Carbon Steel CS atau baja karbon yang lebih kuat dan tahan Universitas Sumatera Utara terhadap korosi ataupun bahan kimia. Untuk tebal plat besi, digunakan beberapa ukuran standar internasional mulai dari tebal 2 mm, 3 mm, 5 mm, 6 mm, dan sebagainya. 2. Struktur Siku Struktur siku biasanya digunakan untuk sambungan-sambungan tertentu atau untuk penopang dari produk yang dihasilkan. Misalnya dalam pembuatan Kernel Silo, struktur siku digunakan sebagai struktur kaki penopang Kernel Silo. Struktur siku menggunakan bahan Mild Steel dengan ukuran sesuai dengan standar internasional mulai dari 20 mm sampai dengan 250 mm. 3. Kerangka Besi Batang Besi Kerangka besi batang besi digunakan untuk kerangka pada produk sebagai penyangga agar memperkokoh struktur produk Kernel Silo. 4. UNP Besi UNP Kanal U merupakan salah satu profil besi yang digunakan untuk keperluan konstruksi. 5. H – Beam H-Beam merupakan struktur besi berbentuk H yang biasanya digunakan pada struktur mesin dengan panjang yang digunakan adalah 6 m dan 12 m. Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses produksi tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan PT Pancakarsa Bangun Reksa adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Gas LPG Gas LPG digunakan sebagai energi pembakaran untuk alat pemotong plat besi yang memiliki ketebalan diatas 6 mm. 2. Las Besi Las besi digunakan untuk meleburkan besi agar dapat tersambung antara satu sambungan besi dengan yang lainnya. 3. Pipa Besi Pipa besi digunakan sebagai saluran penghubung antar part-part atau juga sebagai struktur penguat pada produk. 4. Elbow Elbow digunakan sebagai bahan untuk sambungan dari pipa-pipa besi. 5. Baut dan Mur Baut dan mur digunakan untuk menyambungkan beberapa bagian atau part tertentu yang berbentuk plat. Dalam pembuatan Kernel Silo, baut dan mur digunakan untuk bagian tutup sliding gate dan juga struktur penguat Kernel Silo. Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan mutu produk menjadi bernilai namun bahan tersebut tidak ikut dalam proses produksi. Bahan tambahan yang digunakan PT Pancakarsa Bangun Reksa adalah sebagai berikut : 1. Cat Cat digunakan untuk melapisi part-part mesin agar terhindar dari korosi. Universitas Sumatera Utara 2. Gearbox Gearbox digunakan sebagai alat tambahan untuk produk-produk yang menggunakan roda gigi dan rantai. 3. Fan Fan digunakan sebagai heat transfer untuk mengalirkan udara panas dari steam ke dalam Kernel Silo.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi PT Pancakarsa Bangun Reksa dalam pembuatan produk Kernel Silo adalah sebagai berikut : 1. Pengukuran dan Pemberian Tanda Marking Pada proses pengukuran, plat besi diberi tanda garis potong, mengacu kepada gambar fabrikasi atau desain gambar teknik yang telah ditentukan oleh konsumen. Pemberian tanda harus dilakukan dengan akurat dan jelas serta dilakukan pemeriksaan secara teliti terhadap marking atau tanda hasil pengukuran agar tidak terjadi kesalahan. Dalam pemberian tanda harus dipertimbangkan penyusutan, perubahan bentuk dan toleransi ukuran akhir yang diijinkan. 2. Pemotongan Setelah dilakukan marking dilakukan proses pemotongan plat sesuai dengan tanda dari hasil marking tersebut. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin blender potong atau cutting torch yaitu pemotongan dengan api. Pemotongan harus memperhitungkan bentuk dan ukuran material. Universitas Sumatera Utara Pemotongan besi dengan api menggunakan oxy-acetylene torch oxy- acetylene flame yang didapat dari zat asam dan asetilin gas karbit tekanan tinggi dari silinder-silinder besi terpisah yang dialirkan dari tabung oksigen dan nitrogen. Alat cutting torch ini merupakan metode yang paling sesuai dalam industri fabrikasi Kernel Silo. 3. Pengerolan Rolling Setelah plat besi dipotong sesuai dengan ukurannya, diperiksa kembali kesesuaian antara hasil pemotongan dengan ukuran. Pengukuran dilakukan pada diagonal hasil pemotongan plat. Tahap selanjutnya plat besi dilengkungkan dengan menggunakan mesin rolling. Plat besi di-roll berulang kali hingga membentuk suatu silinder. 4. Pengelasan Setelah plat besi yang di-roll telah berbentuk silinder, dilakukan pengelasan ikat tack welding pada beberapa titik sambungan silinder, dan juga diberi penguat sambungan. Setelah itu dilakukan pengelasan penuh dengan menggunakan mesin. 5. Perakitan Perakitan dilakukan apabila semua part-part produk Kernel Silo telah selesai dibuat atau diproses. Dalam perakitan komponen harus memperhatikan tanda- tanda yang sudah dicantumkan pada plat besi pada saat pengukuran, agar perakitannya tidak terjadi kesalahan dan ketidaksesuaian. Universitas Sumatera Utara 6. Pengecatan Pengecatan merupakan proses akhir penyelesaian pada proses fabrikasi. Pengecatan merupakan pelapis Kernel Silo yang bertujuan untuk memperlambat terjadinya korosi.

2.6. Mesin dan Peralatan

2.6.1. Mesin Produksi

Adapun spesifikasi mesin produksi yang digunakan di PT Pancakarsa Bangun Reksa dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Spesifikasi Mesin Produksi Kernel Silo di PT Pancakarsa Bangun Reksa No Nama Mesin Spesifikasi Mesin 1 Blender Potong Cutting Torch Daya 4,8 KVA Tegangan 220 V Frekuensi 5060 Hz Weight 9 Kg Max Cutting Thickness 22 mm Suggesting Air Compressor 0,17m 3 min 2 Hydraulic Plate Roll Daya 18,5 KW Tegangan 400 V Frekuensi 50 Hz Weight 17540 Kg 3 Las Listrik Semiotomatis Rated Input Current 48 A Tegangan 380 V Frekuensi 50 Hz Weight 164 Kg 4 Las Otomatis Vertical Lifting Stroke 6000 mm Horizontal Expansion 8000 mm Turning Angle of Machine Seat ±180° Crossbeam’s Lifting Speed 0,8 mmin Trolley’s Forward and Reversing Speed 3 mmin Applicable Diameter of Cylindrical Body 700 – 6000 Φmm 5 Bor Magnet Daya 750 W Spindle Travel 50 mm Overall Height 1220 mm NW GW 102 120 Kg Sumber : PT Pancakarsa Bangun Reksa Universitas Sumatera Utara

2.6.2. Peralatan Produksi

Peralatan yang digunakan pada PT Pancakarsa Bangun Reksa untuk mendukung kelancaran proses produksi adalah sebagai berikut : 1. Forklift 2. Hosting Crane 3. Kuas Roll Universitas Sumatera Utara BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Perawatan Maintenance

Perawatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Tujuan dilakukannya perawatan adalah: 1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset. Hal ini penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di negara-negara maju kadang-kadang lebih menguntungkan untuk mengganti daripada memelihara. 2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya suku cadang, pemadam kebakaran, penyelamat, dan sebagainya. 4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Pembagian kegiatan perawatan adalah sebagai berikut: 1. Pemeliharaan terencana planned maintenance, yaitu pemeliharaan yang dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana terbagi dua, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Pemeliharaan pencegahan preventive maintenance, yaitu pemeriksaan yang berdasar pada ‘lihat, rasakan dan dengarkan’ dan penyetelan minor pada selang waktu yang telah ditentukan serta penggantian komponen minor yang ditemukan perlu diganti pada saat pemeriksaan. Preventive maintenance terbagi atas : 1 Time based maintenance, yaitu kegiatan perawatan yang berdasarkan atas periode waktu, meliputi inspeksi harian, service, pembersihan harian dan lain sebagainya. 2 Condition based maintenance, yaitu kegiatan perawatan yang menggunakan peralatan untuk mendiagnosa perubahan kondisi dari peralatan asset dengan tujuan untuk memprediksi awal penetapan interval waktu perawatan. b. Pemeliharaan prediktif predictive maintenance, yaitu sebagai pengukuran yang dapat mendeteksi penurunan fungsi sistem, sehingga penyebabnya dapat dieleminasi atau dikendalikan tergantung pada kondisi fisik komponen. 2. Pemeliharaan tak terencana unplanned maintenance, yaitu kegiatan perawatan yang pelaksanaannya tidak direncanakan. Unplanned maintenance terbagi atas 2, yaitu : a. Pemeliharaan korektif corrective maintenance, yaitu meliputi reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga overhaul terencana sebagai hasil pemeriksaan pencegahan. Universitas Sumatera Utara b. Breakdown maintenance, yaitu suatu kegiatan perawatan yang pelaksanaannya menunggu sampai dengan peralatan tersebut rusak lalu dilakukan perbaikan. Cara ini dilakukan apabila efek kegagalan tidak bersifat signifikan terhadap operasi ataupun produksi.

3.2. Reliability Centered Maintenance RCM