OPERATING SEGMENTS continued FS AE 30 September 2014 website1

Lampiran 5111 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 SEPTEMBER 2014, 31 DESEMBER 2013 DAN 30 SEPTEMBER 2013 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2014, 31 DECEMBER 2013 AND 30 SEPTEMBER 2013 Expressed in thousands of US Dollars, unless otherwise stated

40. PERJANJIAN

PENTING, IKATAN, DAN KONTINJENSI lanjutan

40. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS

AND CONTINGENCIES continued a. Perjanjian penambangan, pengangkutan, pemindahan batubara, dan lainnya lanjutan a. Coal mining, transportation, barging, transhipment and other related agreements continued Berdasarkan perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh SIS dan produsen batubara, SIS menyediakan peralatan dengan mekanisme sewa dan menyediakan jasa pertambangan untuk pembuangan dan pengangkutan overburden, serta pengangkutan batubara. SIS diharuskan untuk memenuhi tingkat produksi minimum untuk aktivitas-aktivitas tertentu. SIS akan menerima imbalan jasa yang dihitung secara bulanan, berdasarkan suatu rumusan yang meliputi beberapa klausa penyesuaian. Under the agreements made by SIS and coal producers, SIS provides equipment through a rental mechanism, and provides mining services for overburden removal and hauling, and also coal haulingtransportation. SIS is required to meet a minimum production requirements level for certain activities. SIS receives a service fee calculated on a monthly basis, based on a formula which includes several adjustment clauses. Produsen batubara Coal producer Tanggal perjanjian Agreement date Periode kontrak atau tingkat produksi metrik tonMT Contract period or production level metric tonnesMT PT Berau Coal Binungan Blok 1-4 1 MaretMarch 2007 – 21 September 2012 31 DesemberDecember 2015 PT Berau Coal Sambarata Blok B-1 21 September 2012 30 September 2012 – 31 DesemberDecember 2015 PT Borneo Indobar Kusan 23 FebruariFebruary 2012 1 JanuariJanuary 2012 – 31 DesemberDecember 2016 atauor tingkat produksi tertentu certain production level

b. Perjanjian Kerjasama Penggunaan Tanah

b. Land-Use Cooperation Agreement

Pada tanggal 4 November 2009, MSW dan Pemerintah Kabupaten Tabalong mengadakan perjanjian kerjasama penggunaan tanah milik Pemerintah Kabupaten Tabalong, seluas 100,2 hektar yang terletak di desa Mabu’un, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Dengan ada perjanjian kerjasama penggunaan tanah, MSW mendapatkan sertifikat Hak Guna Bangunan diatas sertifikat Hak Pengelolaan atas nama Pemerintah Kabupaten Tabalong. On 4 November 2009, MSW and the Government of Tabalong Regency entered into a land-use cooperation agreement, for the use of 100.2 hectares of the Government of Tabalong Regency’s land, located in Mabu’un village, Tabalong Regency, South Kalimantan. Under this land-use cooperation agreement, MSW received land rights Hak Guna Bangunan over the Certificate of Management Rights owned by the Government of Tabalong Regency. Pada tanggal 27 Februari 2014, MSW dan Pemerintah Kabupaten Tabalong melakukan perubahan perjanjian kerjasama penggunaan tanah dengan mengubah jangka waktu perjanjian menjadi 50 tahun, merevisi luas tanah berdasarkan kebutuhan, dan memberikan kontribusi tetap dan pembagian hasil keuntungan kepada Pemerintah Kabupaten Tabalong. On 27 February 2014, MSW and the Government of Tabalong Regency amended the land-use cooperation agreement and changed the term of the agreement to 50 years, revised the land area based on needs, and provided fixed contribution and profit sharing to Government of Tabalong Regency. Lampiran 5112 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 SEPTEMBER 2014, 31 DESEMBER 2013 DAN 30 SEPTEMBER 2013 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2014, 31 DECEMBER 2013 AND 30 SEPTEMBER 2013 Expressed in thousands of US Dollars, unless otherwise stated

40. PERJANJIAN

PENTING, IKATAN, DAN KONTINJENSI lanjutan

40. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS

AND CONTINGENCIES continued c. Klaim atas royalti

c. Royalty claim

Pada bulan Mei 2006, KESDM menyatakan Adaro kurang membayar royalti sejak tahun 2001 dan meminta Adaro untuk melunasinya. Adaro menolak melaksanakan permintaan tersebut karena Adaro berpendapat bahwa Adaro telah melunasi kewajibannya untuk membayar kekurangan pembayaran royalti kepada Pemerintah dengan mengkompensasi offset pembayaran royalti dengan pembayaran PPN sebagaimana diatur dalam PKP2B. Pada bulan Mei 2006, Adaro menggugat KESDM di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Atas permohonan gugatan ini, pada bulan Mei 2006, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta memutuskan untuk melarang KESDM mengambil langkah- langkah administratif lebih lanjut terhadap permasalahan ini sampai adanya putusan final yang berkekuatan hukum tetap. In May 2006, the MoEMR alleged that Adaro had underpaid royalties due from coal sales for the years from 2001 onward and demanded payment. Adaro strongly rejected the allegation because it had discharged its obligation to pay such royalties by way of offsetting them against the Government’s obligation to reimburse Adaro for its VAT payment as prescribed under the CCA. In May 2006, Adaro filed an objection with the Jakarta Administrative Court against the MoEMR. Upon Adaro’s application, in May 2006, the Jakarta Administrative Court granted an order restricting the MoEMR from taking any further administrative steps on the issue until a final and binding judgement was delivered. Pada bulan September 2006, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta mengabulkan gugatan Adaro. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta di bulan Februari 2007. Pada tanggal 26 September 2008, Mahkamah Agung Indonesia memutuskan untuk menguatkan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dan putusan Mahkamah Agung tersebut sudah mempunyai kekuatan hukum tetap. In September 2006, the Jakarta Administrative Court issued a decision in favour of Adaro. The Jakarta Administrative High Court concurred with the Jakarta Administrative Court in February 2007. On 26 September 2008, the Indonesian Supreme Court concurred with the decision of the Jakarta Administrative High Court and the decision of the Indonesian Supreme Court is final and binding. Pada bulan Juni 2006, KESDM menyerahkan urusan piutang atas royalti ini kepada Panitia Urusan Piu tang Negara “Panitia” guna menagih kekurangan pembayaran royalti sebagaimana yang dimaksud diatas. Pada bulan Juli 2007, Panitia menerbitkan surat tagihan pembayaran royalti kepada Adaro. Karena ini merupakan permasalahan industri pertambangan batubara, tagihan pembayaran yang serupa telah dikeluarkan oleh Panitia kepada perusahaan batubara generasi pertama lainnya. In June 2006, the MoEMR granted authority to the Committee for State Claim Affairs the “Committee” to pursue the alleged underpayment on its behalf. In July 2007, the Committee issued a payment demand to Adaro. As this is an industry-wide problem, similar demands have been made by the Committee to other first-generation companies.