Pengertian Televisi Televisi Sebagai Media Dakwah
32
Adapun yang dimaksud dengan media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaiakan materi dakwah kepada penerima
dakwah.
32
Contoh media dakwah pada zaman sekarang ini, seperti televisi, video, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar.
Televisi sebagai media dakwah adalah suatu penerpaan dan manfaat hasil teknologi modern, yang mana dengan pemanfaatan hasil teknologi itu
diharapkan seluruh aktivitas dakwah dapat mencapai sasaran yang lebih optimal.
33
Kemajuan pertelevisian di Indonesia menyebabkan terbukanya kesempatan untuk menayangkan berbagai macam acara keagamaan secara
terus menerus dan berkualitas, mulai dari Kultum Kuliah Tujuh Menit, Talkshow, FTV, hingga Sinetron. Kini, Program acara keagamaan atau religi
di televisi di Indonesia tidak hanya hadir di bulan Ramadhan saja, tetapi dibulan-bulan biasa pun acara keagamaan seakan berlomba-lomba untuk
meyajikan tayangan spiritual yang bermakna konstruktif bagi kehidupan manusia, khususnya bagi umat Islam agar menambah keilmuan dan
mempertebal keimanan. Menurut penulis, jadi jelaslah media televisi merupakan media dakwah dan ladang yang subur bagi pengembangan Islam,
mencerdaskan umat dan memenuhi kebutuhan umat. Kehadiran dakwah di televisi sudah berhasil membentuk komunitas
dakwahnya sendiri. Secara hipotesis, dengan merujuk pada klasifikasi Dennis 1987
, ada tiga kategorisasi komunikasi dakwah dalam televisi. Pertama,
32
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 114
33
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 163
33
Ritualized viewers yaitu para pemirsa yang sepenuhnya tertarik dengan apa saja yang bercorak Islam. Dakwah di televisi merupakan bagian dari sumber
rujukan mereka dalam memahami Islam. Dakwah di televisi merupakan bagian dari sumber rujukan mereka dalam memahami Islam. Selain diperoleh
dari pengajian-pengajian atau buku-buku keagamaan. Para pemirsa jenis ini biasa disebut the true believer pemeluk teguh atau termasuk dalam kategori
„santri’, hal ini meminjam istilah Clifford Geeterz. Bagi mereka, dakwah di televisi dapat memperteguh sekaligus mencerahkan visi keislaman. Dakwah di
telivisi juga bisa menjadi sumber agenda dalam wacana interpersonal dengan keluarga atau kawan sejawat.
34
Kedua, instrument viewers yaitu komunitas dakwah “cair” yang sedikit
tertarik dengan apa saja yang bercorak Islam. Dakwah di televisi bagi mereka bukanlah kebutuhan utama. Mereka tidak punya kepentingan pada upaya
penguatan nilai dan identitas kultural Islam. Menonton dakwah di televisi hanya sekedar mengisi waktu atau paling tidak sekedar memperoleh informasi
dari “dunia lain” karena mereka sendiri merasa bukan bagian dari komunitas itu. Merujuk kategori Geertz, kelompok pemirsa ini termasuk yang
dikategorikan “Islam abangan”. Ukuran mereka adalah melaksanakan rukun Islam, betapapun kadang-kadang, sudah cukup dikatakan sebagai Islam.
Urusan di luar itu seperti sosial, ekonomi, politik dan budaya, menurut mereka tidak harus bercorak Islam, setidaknya secara simbolis.
35
34
Dedy Jamaluddin malik, Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah melalui Televisi, Bandung: Pusdai Press, 2000, Cet. Ke-1, h. 87
35
Dedy Jamaluddin malik, Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah melalui Televisi, h. 91