mendadak, tetapi terencana. Kepala sekolah tidak perlu memberitahukan kepada guru bahwa akan diselenggarakan observasi kelas. Observasi kelas
lebih ditujukan pada proses pembelajaran, yang meliputi pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan media pembelajaran yang digunakan oleh
guru.
51
Selain itu, juga melihat jauh mana keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hasil observasisupervisi ini dapat digunakan untuk
melihat kelebihan dan kelemahan guru dalam mengelola kelas, termasuk kecakapannya dalam menguasai materi. Secara tertutup kepada sekolah dapat
menyampaikan hasil observasisupervisinya kepada guru yang bersangkutan sebagai bahan pemecahan masalah, pembinaan, dan tindak lanjut guru dalam
menjalankan tugasnya. Tindak lanjut ini perlu dicek ulang dengan melakukan kegiatan yang sama di kelas yang sama dengan guru yang sama.
Agar dapat menjalankan tugas supervisor dengan baik, kepada sekolah perlu membekali diri dengan kemampuan dan keterampilan mengenai
kurikulum. Kepala sekolah berhak mengatur kurikulum sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan bersama dalam sekolah tersebut. Aspek-aspek
kurikulum yang harus dikuasai oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi pelajaran, proses pembelajaran, evaluasi kurikulum, pengelolaan
kurikulum, dan pengembangan kurikulum.
Jadi, kepala sekolah sebagai supervisor bertugas untuk menyusun, melaksanakan, dan menggunakan hasil supervisi untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dan
pendidikan. Supervisi dilakukan pada semua aspek manajemen di sekolah tersebut, tidak terbatas pada guru, tetapi juga stafkaryawan dan tenaga kependidikan. Dengan
demikian, kegiatan supervisi diharapkan dapat mengidentifikasi guru dan tenaga kependidikan yang bermasalah dalam menjalankan tugas dan kinerjanya sehingga
diketahui kelemahan yang menghambat pencapaian tujuan pendidikan untuk selanjutnya segera dicarikan solusinya.
51
Ibid, h.300.
1. Tanggung Jawab dan Fungsi Kepala Sekolah
Sebelum menjelaskan definisi kepala sekolah, terlebih dahulu disajikan makna dari pemimpin. Vaughan dan Hogg menyatakan “Kepemimpinan adalah
usaha menggerakkan orang lain untuk dapat mencapai tujuan bersama kelompok.”
52
Selanjutnya Robert E. Coffey menjelaskan “Kepemimpinan merupakan proses pengarahan, memberi semangat dan tenaga kepada bawahan,
menyepakati komitmen, sebagaimana diharapkan pemimpin.”
53
Ngalim Purwanto mengemukakan kepemimpinan adalah tindakan atau perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang
seorang maupun kelompok menuju ke arah tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok hingga tercapai
tujuan-tujuan dari kelompok itu secara bersama. Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto secara umum menyatakan:
Pemimpin adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan
dan bila perlu memaksa orang lain agar ia mau menerima pengaruh selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu
maksud atau tujuan-tujuan tertentu.
54
Soewadji menyatakan “Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu
pendidikan disekolah.”
55
Berkembangnya kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan
perkembangan mutu profesional di antara guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa seorang pemimpin adalah memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
dan memiliki kekuasaan penuh membawa bawahannya untuk mencapai tujuan
52
Bedjo Sudjanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Jakarta: IKAPI, 2007, h. 67.
53
Ibid, h. 69.
54
Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervsi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1988, cet. 2, h. 1.
55
Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggng Jawabnya, Salatiga: Kanisius, 1994, h. 60.
yang telah diprogramkan bersama sesuai dengan norma yang berlaku, secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang fungsional guru
yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang menerima
pembelajaran.
Kepala sekolah sebagai pelaksana kepemimpinan di sekolah harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari.
56
Keterampilan dan kemampuan yang menggambarkan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam penerapan kepemimpinan
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang kurikulum .
b. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang public relation.
c. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang hubungan guru dan murid.
d. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang personalia.
e. Kepala sekolah sebagai pemimpin personalia di bidang non pengajaran.
f. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam bidang pelayanan bimbingan.
g. Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam bidang pelayanan sekolah lain.
h. Kepala sekolah adalah pemimpin dalam artikulasi dengan sekolah-sekolah
lain. i.
Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pengelolaan pelayanan, rumah sekolah dan perlengkapan.
j. Kepala sekolah sebagai pemimpin di bidang pengorganisasian.
Kepala sekolah adalah orang memiliki peranan, tugas dan tanggung jawab yang besar, sehingga dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang kepala sekolah tidak hanya satu bidang akan tetapi meliputi banyak bidang terutama yang berkaitan
dengan pembelajaran.
56
Ibid, h. 28-33.
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi, banyaknya masalah baru
akan ditimbulkan harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakan.
Berdasarkan semakin kompleksnya masalah yang ada, maka fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut:
57
a. Kepala Sekolah sebagai Educator Pendidik
Dalam melakukan fungsi sebagai Educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
pendidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah memberikan dorongan kepada
seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, serta team teaching, moving class, dan mengadakan program
akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal. Sumidjo mengemukakan, “Bahwa dalam memahami arti pendidik
tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna
pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan.”
58
Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam
nilai, yaitu pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik. Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya
sebagai pendidik dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pertama, mengikutsertakan guru-guru dalam penataran untuk menambah wawasan
para guru. Kedua, kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian
57
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2004, h. 98- 120.
58
Ibid, h. 99.
hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman. Ketiga, menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah.
b. Kepala Sekolah sebagai Manajer
Dalam rangka melakukan peranan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memilliki strategi yang tepat untuk memperdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya dengan baik, yang diwujudkan dalam
kemampuan menyusun
program sekolah,
organisasi personalia,
memberdayakan tenaga kependidikan, dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.
Kemampuan menyususn program sekolah harus diwujudkan dalam 1 pengembangan program jangka panjang, baik program akademis
maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu lebih dari lima tahun; 2 pengembangan program jangka menengah, baik program
akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu tiga samapi lima tahun; 3 pengembangan program jangka pendek, baik
program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun program tahunan, termasuk pengembangan RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah dan ABS Anggaran Biaya Sekolah. Dalam hal itu, kepala sekolah harus memiliki mekanisme
yang jelas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program secara periodic, sistemik, dan sistematik.
c. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana,
mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat
menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu, kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional berikut.
1 Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam penyususnan
kelengkapan data admisitrasi pembelajaran, bimbingna konseling, kegiatan praktikum, dan kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan.
2 Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan
dalam penyususnan kelengkapan data administrasi peserta didik, kegiatan ekstrakulikuler, dan hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik.
3 Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru, tenaga kependidikan non guru pustakawan, laporan, pegawai tata usaha,
penjaga sekolah, dan teknisi. 4
Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung
dan ruang, meubeler, alat mesin kantor, buku atau tambahan pustaka, alat laboratorium, alat bengkel, dan workshop.
5 Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, surat ke luar, surat keputusan, dan surat edaran.
6 Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam
pengembangan administrasi keuangan rutin, keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, keuangan yang bersumber
dari pemerintah yakni uang yang harus dipertanggungjawabkan, dan dana bantuan operasional.