yang terkait dalam pembinaan dan pengembangan profesi dan karier lebih lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Ketujuh belas,
efisien di mana pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karier guru harus didasari atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal
mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal.
43
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dijalankan oleh para pembina guru agar pembinaan tersebut
berhasil guna sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
3. Strategi Pembinaan Kualitas Pendidik
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membina kualitas guru, salah satunya adalah dengan memberdayakan peran MGMP musyawarah guru
mata pelajaran. Melalui kegiatan ini diharapkan para guru dapat menyebar luaskan upaya-upaya kreatif dalam pemecahan masalah. Forum ini selain
sebagai media untuk sharing pengalaman juga berfungsi sebagai kompetisi antar guru dengan menampilkan guru-guru yang berprestasi dalam bidangnya,
misalnya; dalam penggunaan metode pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau penulisan karya ilmiah.
Pembinaan kualitas guru dapat juga dilakukan melalui optimalisasi pelaksanaan penelitian yang merupakan kegiatan sistematik dalam rangka
merefleksi dan meningkatkan praktik pembelajaran secara terus-menerus sebab berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaiki
kondisi di mana praktik pembelajaran berlangsung.
44
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas proses belajar mengajar dan
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa sebab melalui kegiatan ini guru
43
Danim Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru: dari pra-jabatan, induksi, ke profesional madani Jakarta: Kencana 2011, h. 92-94.
44
Saondi Ondi, Suherman Aris, Etika Profesi Keguruan, Bandung: PT Refika Aditama 2010, h.81.
dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dilakukan dan keterbatasan
yang harus diperbaiki.
Pembinaan profesionalisme guru dapat dilaksanakan secara terpadu, konsepsional, dan sistematis. Beberapa pendekatanstrategi yang dapat
dilakukan, melalui; pelaksanaan tugas, responsi, penelusuran dan perkembangan diri, dan dukungan sistem.
45
a. Pelaksanaan Tugas
Pengembangan kompetensi melalui pelaksanaan tugas pada dasarnya merupakan upaya memadukan antara potensi profesional dengan pelaksanaan
tugas-tugas pokoknya. Dengan cara ini, tugas-tugas yang diberikan dalam kegiatan pelaksanaan tugas, secara langsung maupun tidak langsung
merupakan upaya peningkatan kompetensi guru. Pendekatan ini sifatnya lebih informal, sudah terkait dengan pelaksanaan tugas sehari-hari. Cara ini sangat
tepat dalam berbagai situasi, melalui kegiatan-kegiatan: 1 Kerja kelompok untuk menumbuhkan saling menghormati dan saling
memahami; 2 Diskusi kelompok untuk bertukar pikiran dan membahas masalah yang
dihadapi bersama; 3 Melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan, sehingga dapat
meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri;
b. Responsi
Responsi adalah salah satu metode pembinaan dengan maksud agar guru dapat lebih memahami peran, fungsi dan tugasnya sebagai guru melalui
latihan soal, tanya jawab, dan diskusi. Peningkatan kompetensi melalui responsi dilakukan dalam bentuk suatu interaksi secara formal atau informal
yang biasanya dilakukan melalui berbagai interaksi seperti pendidikan dan latihan, seminar, lokakarya, ceramah, konsultasi, studi banding, penggunaan
45
Ali Mudlofir, Pendidik Profesional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013, h. 131- 137.
media, dan forum-forum lainnya. Hal yang dapat menunjang responsi ini adalah apabila para guru berada dalam suasana interaksi sesama guru yang
memiliki kesamaan latar belakang dan tugas, misalnya MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
Dalam pendekatan ini, MGMP sebagai satu wadah para guru mata pelajaran sejenis dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan profesionalisme
guru. Melalui MGMP, para guru akan memproleh peluang untuk saling tukar pengetahuan dan pengelaman, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan
wawasan dan kualitas diri pribadi serta profesi. MGMP dapat mengembangkan suatu program kerja yang memungkinkan para guru sejenis
dapat berkembang, misalnya mendatangkan pakar dalam bidangnya sebagai fasilitator dalam lokakarya, pelatihan, studi kasus, dan sebagainya.
c. Penelusuran dan Perkembangan Diri
Pada dasarnya, peningkatan kompetensi akan sangat tergantung pada kualitas pribadi masing-masing. Kenyataannya, setiap orang memiliki
keunikan sendiri-sendiri dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, upaya peningkatan profesionalisme seyogyanya berpusat
pada keunikan potensi kepribadian masing-masing. Pendekatan ini dirancang untuk membantu guru agar potensi pribadi dapat berkembang secara optimal
dan berkualitas sehingga pada gilirannya dapat membawa kepada perwujudan profesionalisme secara lebih bermakna.
Potensi pribadi merupakan bagian dan keseluruhan kepribadian dalam bentuk kecakapan-kecakapan yang terkandung baik aspek fisik, emosional,
maupun intelektual. Apabila potensi pribadi ini dapat dikembangkan secara efektif, maka akan menjadi kecakapan nyata yang secara terpadu membentuk
kualitas kepribadian seseorang. Peningkatan kualitas dapat diproleh melalui suatu perencanaan yang sistematis dengan menata dan mengembangkan
potensi-potensi pribadi. Perencanaan ini suatu rangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis dalam mengenal, menata, dan mengembangkan potensi
pribadi agar mencapai suatu perwujudan diri yang bermakna.
d. Dukungan Sistem
Perkembangannya kompetensi guru akan banyak tergantung pada kondisi sistem dimana guru bertugas. Oleh karena itu, upaya peningkatan
kualitas seharusnya berlangsung dalam sistem organisasasi dan manajemen yang kondusif. Untuk hal ini perlu diupayakan agar organisasi dan
lingkungan tertata sedemikian rupa, sehingga menjadi suatu sistem dengan manajemen yang menunjang pengembangan kualitas guru. Manajemen dan
sarana penunjang yang memadai sangat diperlukan untuk membentuk lingkungan kerja yang kondusif bagi pelaksanaan tugas yang efektif.
Mengingat besarnya peran guru pada tingkat institusional dan instruksional
maka manajemen
pendidikan harus
memprioritaskan manajemen guru utama yang berkenaan dengan manajemen guru adalah
bagaimana menciptakan suatu pengelolaan pendidikan yang memberikan suasana kondusif bagi guru untuk melaksanakan tugas profesinya secara
kreatif dan produktif serta memberikan jaminan kesejahteraaan dan pengembangkan karirnya.
Manajemen guru harus mencakup fungsi-fungsi yang berkenaan: 1 profesionalisme, standar, sertifikasi dan pendidikan perajabatan, 2
rekrutmen dan penempatan, 3 promosi dan mutasi, 4 gaji, insentif, dan pelayanan, 5 supervisi dan dukungan profesional.
46
Secara lebih teknis dan operasional strategi dan teknik peningkatan profesional guru dapat ditempuh kegiatan-kegiatan berikut:
1 In-house training IHT, yaitu pelatihan yang dilaksanakan secara
internal dikelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
2 Program magang. Program magang adalah pelatihan yang
dilaksanakan didunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.
3 Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat
dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara sekolah negeri dengan sekolah swasta, dan sebagainya.
46
Mudlofir Ali, Pendidikan Profesional, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 2012, h. 134.
4 Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat
dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan
melalui internet dan sejenisnya.
5 Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini
dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar,
menengah, lanjut, dan tinggi.
6 Kursus singkat diperguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan
melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, melakukan dan mengevaluasi
pembelanjaran, dan lain-lain sebagainya.
7 Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar,
pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.
8 Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut
juga merupakan alternatif bagi peningkatakan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini
dapat dilaksanakan dalam memberikan tugas belajar, baik di dalam maupun di luar negeri bagi guru yang berprestasi.
9 Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini dilaksanakan
secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami di sekolah.
10 Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan
pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru.
11 Workshop. Dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaan
bagi pembelajaran,
meningkatkan kompetensi
maupun pengembangkan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya
dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulim, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
12 Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian
tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
13 Penulisan bukubahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat
membentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.
14 Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat
guru dapat berbentuk alat peraga, alat peraktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.
15 Pembuatan karya teknologikarya seni. Karya teknologiseni yang
dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat