3. Data Guru SMK Kartika X-2 Jakarta
Guru merupakan ujung tombak pendidikan bagi lembaga pendidikan formal seperti SMK Kartika X-2 Jakarta. Jumlah seluruh personal SMK
Kartika X-2 Jakarta Tahun Ajaran 2013-2014 sebanyak 39 orang mayoritas lulusan S1. Jika dibandingkan dengan jumlah siswa 892 siswa, maka satu
orang guru membina 22 orang siswa, dan sebagian besar guru berstatus guru tetap yayasan yang mereka hanya bertugas di SMK Kartika X-2 Jakarta,
sehingga mereka mampu menjalankan fungsi pembinaan siswa secara baik. Secara lebih rinci data tentang guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik SMK Kartika X-2 Jakarta
No Mata
Pelajaran Total
Kelamin Status Kepegawaian
Kebutuhan Guru L
P PNS
NON PNS Ideal
+- GT
GTT GT
GTT Normatif
1. Pendidikan
Agama 3
3 3
3 2.
Bahasa Indonesia
2 1
1 2
2 1
3. PKN Sejarah
2 1
1 2
3 1
4. Pendidikan
Jasmani Olah Raga
2 2
2 3
-1 5.
Seni Budaya
1 1
1 2
1 6.
BP BK 2
2 1
1 2
Adaptif
7. Matematika
3 3
3 3
8. Bahasa
Inggris 3
2 1
2 1
3 9.
KKPI 1
1 1
2 -1
10. IPA
2 1
1 2
2 11.
IPS 2
2 2
3 1
12. Kewirausahaa
n 2
1 1
2 2
13. Pelayanan
Prima 1
1 1
1 14.
Bahasa Jepang
2 1
1 1
1 3
-1 15.
Ekonomi 2
2 2
3 1
Produktif
16. Akuntansi
4 2
2 4
4 17.
Adm. Perkantoran
4 3
1 4
4 18.
Pemasaran 4
3 1
4 4
B. Deskripsi dan Analisis Data
Kepala sekolah memaparkan bahwa urgensi pendidik yang berkualitas memiliki peran yang sangat penting dalam membangun mutu pendidikan.
Dalam sebuah penelitian pada seminar pendidikan dikatakan bahwa suksesnya lembaga pendidikan sebanyak 37 ditentukan oleh pendidikan yang memiliki
mutu. Dalam tahap rintisan sekolah standar nasional maka kita harus bekerja keras untuk mewujudkan sekolah standar nasional, karena pendidik menjadi
elemen yang sangat penting dalam perbaikan mutu pendidikan.
1
Dalam upaya membina kualitas pendidik maka setiap pendidik diberikan hak dan kewenangan untuk mengikuti program; 1 Diklat intern; 2
Diklat yang menginduk pada gugus, kabupaten, dan Depdiknas; 3 Diklat berdasarkan surat tugas dari lembaga; dan 4 program pengembangan lainnya
untuk meningkatkan kompetensi, wawasan, serta pengalaman.. Intinya adalah tidak ada diskriminasi bagi pendidik yang ingin mengikuti Diklat. Dalam
meningkatkan mutu pendidik pada tingkat kualifikasi, sejumlah tiga pendidik yang sedang melanjutkan program S2 Maka dalam realisasinya mewajibkan
pendidik untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan yang diadakan secara intern maupun ekstern.
Hal tersebut terbukti dengan sering diikutsertakannya pendidik mata pelajaran dalam kegiatan pelatihan dan pembinaan yang menunjang kegiatan
kompetensi pendidik khususnya dalam proses pembelajaran, setiap ada kesempatan bagi pendidik, kepala sekolah selalu mengirim pendidik untuk
mengikuti pelatihan, seminar, dan penataran mulai dari tingkat regional maupun nasional.
Jangka waktu pelaksanaan dalam membina kualitas guru tersebut dilakukan secara berkala. Kriteria keberhasilan dari pembinaan pendidik dapat
dilihat dari hasil supervisi yang dilakukan baik secara intern maupun ekstern. Hal ini terindikasi dari produktivitas para pendidik yang terlihat dari kinerja
1
Drs. Amiruddin, Kepala Sekolah, Hasil Wawancara SMK Kartika X-2 Jakarta Kamis, 20 Maret 2014.
pendidik seperti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, dan hasil kerja.
Mengenai kegiatan pembinaan tersebut, semua guru dengan antusias karena selain narasumbernya yang profesional materi yang disampaikannya
pun sangat bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan kualitas mereka. cara penyampaian yang menarik dan tempat pelaksanaan workshop tersebut
memadai dan suasananya nyaman, hanya waktu pelaksanaan yang dirasa masih kurang.
Bentuk dukungan kepala sekolah yaitu selalu memberikan motivasi terhadap semua kegiatan dalam pengembangan mutu pendidik, menyediakan
fasilitas pendukung dan memberi apresiasi bagi pendidik berprestasi baik dari segi materi maupun non materi.
Selanjutnya kepala sekolah juga mengambil langkah dalam membina kualitas pendidik yaitu a aspek psikis, dengan memerhatikan kesejahteraan
dan mengapresiasi pendidik yang berprestasi serta pemberian kompensasi, pembinaan disiplin tenaga pendidik serta pemberian motivasi; b aspek SDM,
dengan memenuhi
kualifikasi akademik
dan kompetensi
dengan menyelenggarakan program peningkatan mutu pendidik; dan c aspek
lingkungan, yaitu dengan membangun situasi kerja kondusif, aman, nyaman, dan harmonis.
Dalam pelaksanaan meningkatkan kualitas pendidik terdapat hambatan yang dialami, yaitu sebagai berikut:
a. Kesiapan, sejumlah pendidik yang belum maksimal menyiapkan diri baik
dari segi kualifikasi yang belum memenuhi syarat, latar belakang mengajar yang tidak sesuai dengan ahlinya, serta kesiapan pendidik dilihat dari
kemampuan untuk menciptakan pembelajaran berdasarkan ICT. b.
Sarana prasarana yang belum mencukupi, serta media pembelajaran yang masih terbatas jumlahnya seperti proyektor yang masih sedikit jumlahnya.
c. Pendanaan, seperti sekolah swasta lain, SMK Kartika X-2 Jakarta tidak
banyak memperoleh bantuan dari pemerintah dan peserta didik SMK