inovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Ketiga, guru sebagai developer, guru harus
memiliki visi keguruan yang mantap dan luas prospektifnya. Sementara itu, secara umum tugas guru sebagai profesi meliputi
kegiatan:
12
a. Mendidik, berkenaan dengan upaya guru untuk meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup transfer of value. b.
Mengajar, berhubungan dengan kegiatan guru untuk meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi trasfer of Knowledge.
c. Melatih, berhubungan dengan upaya guru dalam mengembangkan
keterampilan-keterampilan transfer of skills.
3. Tugas dan Fungsi Pendidik
a. Tugas Pendidik Guru merupakan profesi yang membutuhkan keahlian khusus sebagai
guru.
13
Moh. Uzer Usman menyatakan dalam buku Abu Bakar yang berjudul “Profesi Keguruan” tugas pendidik dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
tugas bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam kemasyarakatan.
14
1 Guru memiliki tugas profesional
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. a
Mendidik berarti menanamkan, meneruskan, dan mengembangkan nilai- nilai hidup kepada anak didik nilai-nilai agama dan budaya.
b Melatih berarti membekali anak didik agar memiliki keterampilan
sebagai bekal dalam kehidupannya. c
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
12
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1994, h. 20.
13
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998, cet. 9, h. 6.
14
Yunus Abu Bakar, Profesi Keguruan, Learning Assisteance Program For Islamic School: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009, edisi 1, paket 6, h. 23-24.
2 Tugas guru dalam kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua.
15
Tugas guru sebagai tugas kemanusiaan ini meliputi penanaman nilai moral kepada anak didik dan menjadi orang tua
kedua bagi anak didik. a
Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik seperti akhlak, budi pekerti, dan sikap kesetiakawanan sosial.
b Menempatkan diri sebagai orang tua kedua berarti memahami jiwa dan
watak anak didik. 3
Tugas guru sebagai tugas kemasyarakatan meliputi: a
Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang bermoral pancasila.
b Mencerdaskan masyarakat.
b. Fungsi Pendidik
Moh. Uzer Usman mengungkapkan, fungsi guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1 Guru sebagai demonstrator hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi
pelajaran yang
akan diajarkannya
serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya. Dalam setiap aspek kehidupan guru merupakan
sosok ideal bagi siswanya, biasanya yang dilakukan guru akan menjadi acuan teladan bagi siswanya.
16
2 Guru sebagai pengelola kelas seharusnya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta mengatur dan mengawasi agar proses KBM
mengarah pada tujuan pendidikan. Tujuan dari pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk KBM agar mencapai
hasil yang baik.
15
Moh. Uzer Usman, Op Cit, h. 7.
16
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2005, cet. 3, h. 46.
3 Guru sebagai mediator dan fasilitator. Guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan yang
semakin maju sehingga pada akhirnya proses belajar mengajar terlaksana dengan efektif. Sedangkan guru sebagai fasilitator yaitu guru hendaknya
mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang tujuan dan proses belajar mengajar dengan baik yang berupa narasumber, buku
teks, majalah, aaupun surat kabar. 4 Guru sebagai evaluator. Evaluasi merupakan salah satu komponen yang
memiliki peran yang sangat penting dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran.
17
Guru sebagai evaluator yaitu guru sebagai penilai dan dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian, tujuan
penguasaan siswa terhadap pelajaran serta ketepatan atau keefektifan mengajar.
18
Djamaroh menjelaskan fungsi guru adalah sebagai berikut: 1
Guru sebagai perencana kurikulum Guru menghadapi anak-anak setiap hari sehingga guru lebih
mengetahui kebutuhan anak didik, maka dalam penyusunan kurikulum kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan.
2 Guru sebagai pemimpin
Guru memiliki kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak ke arah pemecahan masalah, membentuk
keputusan dan menghadapkan anak-anak pada problem. 3
Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak Guru harus aktif dalam aktivitas anak, misalnya dalam ekstrakulikuler
membentuk kelompok belajar.
19
17
Ibid, h. 47.
18
Moh. Uzer Usman, Op Cit, h. 9-12.
19
Yunus Abu Bakar, Profesi Keguruan, Learning Assisteance Program For Islamic School: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009, edisi 1, paket 1-5, h. 2-8.
4. Kompetensi Pendidik
a. Pengertian Kompetensi Pendidik
Pendidik atau guru dianggap sebagai orang yang paling mampu atau mempunyai kekuatan melakukan perubahan karena guru selalu berhadapan
secara terprogram dengan peserta didik. Besarnya tanggung jawab para pendidik dalam membentuk karakter bangsa dapat dikaitkan dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap pendidik. Dalam hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pasal 3 Bab II, yaitu:
20
1 Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. 2
Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman, kompetensi berarti “Kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan
memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yaitu kemampuan dasar dan kecakapan.”
21
Padanan kata yang berasal dari Bahasa Inggris ini cukup banyak dan yang lebih relevan dengan pembahasan ini ialah kata
proficiency dan ability yang memiliki arti kurang lebih sama yakni kemampuan. Hanya proficiency lebih sering digunakan orang untuk
menyatakan kemampuan
berperingkat tinggi.
Barlow mengatakan,
”Komepetensi guru ialah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-
kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.”
22
Istilah kompetensi mempunyai banyak makna seperti dirumuskan beberapa pendapat berikut ini:
20
Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, h. 5.
21
Moh. Uzer Usman, Op Cit, h. 14.
22
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999, cet. 4, h. 229.