4.2.4 Pembahasan Uji Kesamaan Dua Proporsi
Setelah dilakukan uji proporsi pada kelas eksperimen, dilakukan juga uji kesamaan dua proporsi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan uji satu pihak kanan untuk membandingkan persentase kemampuan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh . Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa persentase kemampuan pemecahan masalah pada materi lingkaran dengan menggunakan model
pembelajaran Course Review Horay berbantuan powerpoint lebih tinggi daripada persentase kemampuan pemecahan masalah dengan
menggunakan pembelajaran ekspositori.
4.2.5 Pembahasan Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Untuk memperkuat alasan sebuah model pembelajaran dikatakan lebih efektif daripada model pembelajaran yang lain, selain menghasilkan proporsi
ketuntasan yang lebih tinggi juga harus menghasilkan rata-rata yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan
uji t satu pihak kanan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh . Dengan demikian, disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi lingkaran dengan menggunakan pembelajaran Course Review Horay berbantuan powerpoint lebih tinggi daripada
rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran ekspositori.
4.2.6 Pembahasan Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil analisis lembar pengamatan kinerja guru, persentase kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol selalu mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti selalu melakukan perbaikan disetiap pembelajaran. Gambar berikut ini menunjukkan
diagram persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Gambar 4.1 Diagram persentase kinerja guru
4.2.7 Pembahasan Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil analisis lembar pengamatan aktivitas siswa, persentase aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selalu mengalami
peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru memberi dampak positif terhadap aktivitas siswa.
Gambar berikut ini menunjukkan diagram persentase keaktifan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00 85.00
90.00
1 2
3
Per sen
tase ki
n e
rja g u
ru
Pertemuan ke-
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Gambar 4.2 Diagram persentase keaktifan siswa Meskipun aktivitas siswa pada kedua kelas sudah baik, aktivitas siswa
pada kelas eksperimen selalu menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan aktivitas siswa pada kelas kontrol. Hal tersebut dikarenakan penguatan reward
pada kegiatan pembelajaran kelas eksperimen lebih banyak daripada kelas kontrol. Reward inilah yang mendorong siswa untuk lebih semangat mengikuti
pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Skinner yang dikemukakan oleh Rifa’i 2009: 110, ada dua prinsip umum yang berkaitan dengan operant
conditioning yaitu 1 setiap respon yang diikuti oleh penguatan reward cenderung akan diulangi kembali; 2 reward akan meningkatkan kecepatan
terjadinya respon. Dengan demikian, pemberian penguatan reward sangat penting untuk meningkatkan aktivitas dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
4.2.8 Pengaruh Intensitas Mengerjakan Soal terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah