berarti bahwa tiap indikator kebiasaan mengkonsumsi minuman keras yang meliputi gejala fisik, gejala perilaku dan gejala psikologik tidak dilakukan oleh 6
siswa yang menjadi responden setelah diberi perlakukan layanan konseling perorangan menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik pengelolaan diri.
4.2.1.3 Keadaan Tingkat Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Keras Siswa
Kelas X TKJ SMK N 1 Karanganyar Setelah Mengikuti Layanan Konseling Perorangan dengan Pendekatan Behavioral dengan Teknik
Pengelolaan Diri
Setelah 6 siswa yang menjadi subjek penelitian diberi perlakuan selama enam kali pertemuan. Siswa mengalami penurunan tingkat kebiasaan
mengkonsumsi minuman keras dari kategori tinggi ke kategori rendah. Hal ini berarti adanya penurunan tingkat kebiasaan mengkonsumsi minuman keras siswa
sebelum dan setelah melaksanakan konseling perorangan menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik pengelolaan diri. Perbedaan antara hasil pre
test dan post test dapat dilihat pada tabel berikuti ini :
Tabel 4.7 Penurunan Tingkat Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Keras Siswa
Sebelum Dan Setelah Mengikuti Konseling Perorangan menggunakan
Pendekatan Behavioral dengan Teknik Pengelolaan Diri
No Kode
Responden Pre Test
Post Test Penurunan
Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria
1 K
– 1 67,86
T 35,71
SR 32,15
SR 2
K – 2
73,81 T
32,14 SR
41,67 SR
3 K
– 3 70,24
T 33,33
SR 36,91
SR 4
K – 4
75,00 T
30,95 SR
44,05 R
5 K
– 5 83,33
ST 42,86
SR 40,47
SR 6
K – 6
71,43 T
34,52 SR
36,91 SR
Rata-rata 73,61
T 34,92
SR 38,69
SR
Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa dari 6 siswa tersebut mengalami penurunan tingkat kebiasaan mengkonsumsi minuman keras. 6 siswa
yang sebelumnya berada pada kategori tinggi setelah diberi perlakuan berupa konseling perorangan menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik
pengelolaan diri mengalami penurunan ke kategori rendah. Dari perhitungan persentase rata-rata kebiasaan mengkonsumsi minuman keras sebelum
mendapatkan perlakuan berupa konseling perorangan menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik pengelolaan diri adalah 73,61 dan termasuk kategori
tinggi. Namun, setelah mendapatkan perlakuan berupa konseling perorangan menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik pengelolaan diri persentase
rata- rata tersebut mengalami penurunan yaitu sebesar 38,69 menjadi 34,92 dan termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan K-4 merupakan klien yang
mengalami penurunan kebiasaan mengkonsumsi minuman keras paling banyak dari hasil pre-test dan post-test dengan perbedaan persentase 44,05, yaitu dari
75,00 menjadi 30,95. Sedangkan klien yang mengalami penurunan persentase paling rendah ialah K-1 dengan perbedaan hasil pre-test dan post-test sebesar
32,15, yaitu dari 67,86 menjadi 35,71. Dapat disimpulkan bahwa 6 siswa sebelum dan setelah diberikan
perlakuan berupa konseling perorangan menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik pengelolaan diri mengalami penurunan tingkat kebiasaan
mengkonsumsi minuman keras, dari yang sebelumnya berada dalam kategori tinggi setelah mendapatkan perlakuan terdapat perubahan yaitu 6 siswa
mengalami penurunan dalam kategori sangat rendah.
Penurunan tingkat kebiasaan mengkonsumsi minuman keras siswa setelah diberikan perlakuan konseling perorangan menggunakan pendekatan behavioral
dengan teknik pengelolaan diri, lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar Grafik 4.1 Persentase Penurunan Tingkat Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Keras
Siswa Sebelum dan Setelah Mengikuti Konseling Perorangan menggunakan Pendekatan Behavioral dengan Teknik Pengelolaan Diri
Di bawah ini dapat dilihat penurunan kebiasaan mengkonsumsi minuman keras siswa dilihat dari penurunan tingkat kebiasaan mengkonsumsi minuman
keras per indikator.
Tabel 4.8 Hasil Persentase Skor Berdasarkan Indikator Kebiasaan Mengkonsumsi
Minuman Keras Siswa Antara Sebelum dan Setelah Mengikuti Konseling Perorangan menggunakan
Pendekatan Behavioral dengan Teknik Pengelolaan Diri No Indikator
Skor Kriteria
Skor Penurunan
Pre Test Post Test Pre Test Post Test
1. Gejala Fisik
66,67 34,38
T SR
34,29 2.
Gejala Perilaku 76,04
35,76 T
SR 40,28
No Indikator Skor
Kriteria Skor
Penurunan Pre Test
Post Test Pre Test Post Test
3. Gejala Psikologik
73,33 33,33
T SR
40,00
skor rata- rata 73,61
34,92 T
SR 38,69
Penurunan tingkat kebiasaan mengkonsumsi minuman keras siswa setelah diberikan perlakuan perlakuan konseling perorangan menggunakan pendekatan
behavioral dengan teknik pengelolaan diri tersebut, lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik penurunan berikut ini:
Gambar Grafik 4.2 Hasil Persentase Skor Berdasarkan Indikator Kebiasaan Mengkonsumsi
Minuman Keras Siswa Antara Sebelum dan Setelah Mengikuti Konseling Perorangan Menggunakan Pendekatan Behavioral dengan Teknik
Pengelolaan Diri
Dari tabel 4.8 dan gambar 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa dari ketiga indikator semua mengalami penurunan. Indikator yang mengalami penurunan
paling banyak adalah indikator gejala perilaku dengan perbedaan persentase 40,28. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya kebiasaan mengkonsumsi
minuman keras yang sering muncul adalah gejala perilaku. Karena pada dasarnya tujuan konseling behavioral dengan teknik pengelolaan diri adalah memperoleh
tingkah laku adaptif dan menghapuskan tingkah laku yang mal adaptif.
4.2.2 Konseling Perorangan Menggunakan Pendekatan Behavioral dengan