4.4 KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan sudah dilakukan sebaik mungkin dan sesuai dengan prosedur penelitian yang telah ditetapkan, namun tetap ada keterbatasan
dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini berkaitan dengan pelaksanaan penelitian eksperimen yang hanya dilakukan selama 8 kali
pertemuan. Satu kali pertemuan untuk pre test, enam kali pertemuan untuk proses konseling perorangan menggunakan pendekatan konseling behavioral dengan
teknik pengelolaan diri dan satu kali pertemuan untuk post test. Menurut peneliti 6 pertemuan konseling dirasa kurang maksimal untuk mengungkap permasalahan
dan mengetahui perkembangan siswa selama penelitian. Ditambah lagi selama kurang lebih 1 bulan peneliti tidak berada penuh di sekolah sehingga kurang bisa
mengetahui perkembangan siswa secara maksimal. Hal itu dikarenakan proses konseling dilakukan dengan memanfaatkan jam pelajaran berlangsung yaitu
dengan memanggil siswa saat mengikuti pelajaran berlangsung di kelas, maka dari itu konseling cukup dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan untuk mengurangi siswa
ketinggalan mata pelajaran di kelas. Keterbatasan juga terjadi karena jumlah konseli berjumlah 6. Melakukan 6 kali pertemuan tatap muka dengan 6 konseli
membuat peneliti kewalahan dan menguras tenaga peneliti. Meskipun demikian proses konseling berjalan dengan lancar selama kurang lebih 30 menit setiap
pertemuan untuk satu konseli. Semua tahap konseling perorangan menggunakan pendekatan konseling behavioral dengan teknik pengelolaan diri terlaksana tanpa
terkecuali sehingga membantu siswa untuk mengatasi masalah kebiasaan mengkonsumsi minuman keras yang mereka alami.
145
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang disajikan pada bab 4 dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Kebiasaan mengkonsumsi minuman keras siswa X TKJ SMK N 1
Karanganyar sebelum
diberikan layanan
konseling perorangan
menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik pengelolaan diri mempunyai rata-rata 73,61
termasuk dalam kategori tinggi. 5.1.2
Kebiasaan mengkonsumsi minuman keras siswa X TKJ SMK N 1 Karanganyar
setelah diberikan
layanan konseling
perorangan menggunakan pendekatan behavioral dengan teknik pengelolaan diri
mempunyai rata-rata 34,92 termasuk dalam kategori sangat rendah. 5.1.3
Kebiasaan mengkonsumsi minuman keras dapat diatasi dengan konseling perorangan menggunakan pendekatan konseling behavioral dengan teknik
pengelolaan diri pada siswa kelas X TKJ SMK N 1 Karanganyar. Ini dibuktikan dengan adanya penurunan presentase sebesar 38,69. Dimana
sebelum diberikan pendekatan konseling behavioral dengan teknik pengelolaan diri mempunyai presentase 73,61 yang masuk dalam
kategori tinggi dan setelah diberikan konseling behavioral dengan teknik pengelolaan diri mempunyai presentase 34,92 yang masuk dalam
ketegori sangat rendah.