3.4 Metode Penelitian 3.4.1 Metode penetapan kelompok sampling dan responden
Kegiatan  ini  dilakukan  supaya  data  yang  diperoleh  akurat  dan  berasal dari sasaran yang tepat. Kelompok sampling adalah pihak-pihak yang terkait dan
mengikuti perkembangan kegiatan perikanan pelagis kecil di pantai utara provinsi Aceh seperti  nelayan,  pengolahpedagang  ikan,  pengusaha  perikanan,  Dinas
Kelautan dan
Perikanan PEMDA,
ilmuanpeneliti perikanan,
dan konsumenmasyarakat  sekitar. Untuk  pengumpulan  data  potensi  perikanan
pelagis,  data  unit  penangkapan  ikan,  dan  data  analisis  usaha  perikanan  pelagis kecil  ditetapkan  sampelresponden  sebanyak  10  dari  populasi  kelompok
sampling  Irianti  dalam Bungin,  2004.  Pemilihan  responden  tersebut
menggunakan  metode  purposive  sampling,  yaitu  responden  dipilih  dengan  cara disengaja  kepada  anggota  kelompok  yang  dianggap  mampu  untuk  mendapatkan
data yang akurat. Pengumpulan data strategi pengembangan ditetapkan sampel  responden
sebanyak  25  orang  dari kelompok  sampel  yang  berbeda  signifikan  di  lokasi. Pemilihan  respoden  menggunakan  metode  stratifiec  purposive  sampling.
Pemilihan  responden  untuk  pengumpulan  data  strategi  dan  kebijakan  ini  sedikit berbeda  dengan  lainnya karena  data  yang diambil  difokuskan pada  tingkat peran
dan kepentingan masing-masing, sementara mereka mempunyai posisi sosial yang berbeda-beda.
3.4.2  Metode pengumpulan data
Pengumpulan  data  primer  dilakukan  melalui  pengamatan  langsung  dan wawancara  mendalam  pada  lokasi  dengan  intensitas  kegiatan  penangkapan  ikan
pelagis kecil yang dominan, dengan mengisi kuisioner yang telah disiapkan. Pengumpulan  data  sekunder  dilakukan melalui  Studi  literatur,  internet,
jurnal  dengan  permasalahan  yang  relevan dengan  topik  penelitian. Data  yang dikumpulkan  bersifat  data  perkembangan, identifikasi  permasalahan,  skema
pembiayaan, dan kebijakan pembanguan di bidang perikanan dan kelautan.
3.4.3 Metode pengolahan dan analisis data
Pengolahan dan analisis data  yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari:  1  analisis  potensi  sumberdaya  perikanan  pelagis  kecil  standarisasi  unit
penangkapan  ikan,  analisis  Sumberdaya  ikan, dan  komoditas  unggulan  dengan maksud  dapat  diketahui kondisi  sumberdaya ikan pelagis  kecil  yang ada, tingkat
pemanfaatannya,  dan  musim  kuartal  penangkapannya  sebagai  syarat  utama pengembangannya,  2  analisis  unit  penangkapan  ikan  pelagis  kecil  dengan
maksud untuk mengetahui kondisi unit penangkapan yang ada baik secara teknis, teknologi  maupun  peluang  keberlanjutan,  3  analisis  kelayakan  finansial  usaha
perikanan pelagis kecil dengan maksud dapat diketahui kelayakan investasi yang dilakukan  nelayanpelaku  usaha  perikanan  pelagis  kecil  dan  prosepek
pengembangannya, dan 4 analisis strategi pengembangan perikanan pelagis kecil dengan  maksud  menetapkan  suatu  mekanisme  terbaik  untuk  mengembangkan
usaha  perikanan  pelagis  kecil  ke  depan  yang  mengakomodir  kepentingan  semua pihak yang terkait dan berbagai hambatanketerbatasan yang ada.
3.4.3.1 Standarisasi unit penangkapan ikan
Standarisasi  unit  penangkapan  ikan  merupakan  tahapan  awal  untuk potensi  sumberdaya  perikanan  pelagis  kecil  di  perairan  utara provinsi Aceh
Standarisasi  ini  diperlukan  untuk  keseragaman  upaya  penangkapan  yang  ada sehingga tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dapat dihitung dengan mudah dan
potensi  pengembangannya  diketahui. Unit  penangkapan  ikan  yang  dijadikan standar  adalah  jenis  unit  penangkapan  yang  paling  dominan  menangkap  jenis-
jenis  ikan  utama  di  lokasi  yang  ditandai  oleh  CPUE  atau  laju  tangkapan  rata- ratanya  bernilai  paling  besar.  Unit  penangkapan  ikan  yang  dijadikan standar  ini
diberi  nilai indeks daya tangkap  fishing  power index sama dengan satu. Indeks daya  tangkap dari  masing-masing  unit  penangkapan  lainnya  dapat  diketahui
dengan  cara  membagi  laju  tangkapan  rata-rata  masing-masing  unit  penangkapan dengan  laju  tangkapan  rata-rata  unit  penangkapan  yang  dijadikan  standar
Tampubolon  dan  Sutejo,  1983  dalam Citrasari,  2004.    FPI  menjadi  variabel koreksi paling penting dalam standarisasi unit penangkapan ikan yang digunakan