signifikasi dari Tingkat Suku Bunga X
5
sebesar 0,720 yang lebih besar dari 0,05.
Nilai r
2
parsial untuk variabel Tingkat Suku Bunga sebesar 0,035 yang artinya Tingkat Suku Bunga X
5
secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Investasi PMA Industri
Manufaktur Y sebesar 3,5 , sedangkan sisanya 96,5 tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.
Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap
Investasi PMA Industri Manufaktur : Kurs Valas X
1
, Jumlah Industri Manufaktur X
2
, Inflasi X
3
, Produk Domestik Regional Bruto X
4
dan Tingkat Suku Bunga X
5
dapat diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial yang paling besar, dimana
dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel Produk Domestik Regional Bruto dengan koefisien determinasi parsial r
2
sebesar 0,777 atau sebesar 77,7 .
4.3.5 Pembahasan
Dengan melihat hasil regresi yang didapat maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk Investasi PMA sektor Industri
Manufaktur di Kabupaten Gresik : 1.
Berdasarkan pengujian teori yang telah dilakukan, dibuktikan dengan pengujian bahwa kurs valas tidak berpengaruh nyata
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terhadap Investasi PMA Industri Manufaktur. Ini sejalan dengan penelitian Subagyo 2003, dimana kurs valas tidak berpengaruh
nyata tidak signifikan terhadap penanaman modal asing. Hal ini disebabkan karena meningkat atau turunnya Penanaman Modal
Asing tidak melihat dari segi faktor ekonomi, melainkan ada faktor lain yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing yakni perizinan
untuk berinvestasi yang lebih dipermudah, sosial, politik, keamanan dan kepastian hukum. Tetapi menurut penelitian
terdahulu yang di lakukan Kamaludin 2001 : 116, ternyata tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu pada saat kurs valuta asing
mengalami fluktuasi, maka berdampak pada tingkat harga barang dan jasa dalam negeri hal ini sangat bergantung pada sektor riil
yang sangat bergantung pada bahan baku dan barang modal yang berasal dari luar negeri impor sehingga menyebabkan kenaikan
biaya produksi. 2.
Berdasarkan pengujian teori yang telah dilakukan, dibuktikan dengan pengujian bahwa Jumlah Industri Manufaktur tidak
berpengaruh secara nyata tidak signifikan terhadap Investasi PMA Industri Manufaktur. Hal ini disebabkan karena masih
banyak hambatan untuk mendirikan Industri serta kurangnya skala usaha dan mutu pelayanan perijinan pendirian industri dimana
belum dimulainya pelayanan perijinan satu atap one stop sevice , yang mengakibatkan banyak para pengusaha enggan meneruskan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan mengembangkan usahanya, sehingga banyak penggusaha lebih menghandalkan jasa perantara dalam urusan perijinan untuk
mendirikan industri sehingga semakin lama dan dapat menghambat investasi. Ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan Subagyo 2003 adapun hasilnya adalah jumlah industri manufaktur berpengaruh nyata terhadap penanaman modal asing di
Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t dalam penelitian ini bahwa t-hitung lebih besar nilainnya dibandingkan dengan t-
tabel, dengan derajat signifikan 0,025 yang berarti variabel Jumlah Industri Manufaktur mempengaruhi investasi PMA di Jawa
Timur. 3.
Berdasarkan hasil pengujian penelitian yang saya lakukan, Inflasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap Investasi PMA Industri
Manufaktur. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mastijah 2005 : xi dimana Inflasi tidak berpengaruh secara nyata
tidak signifikan terhadap Investasi PMA Industri Manufaktur. Hal ini disebabakan karena apabila tingkat inflasi turun maka
harga-harga barang dan jasa juga akan turun, tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi permintaan masyarakat akan barang dan jasa
meningkat dikarenakan masih banyaknya kebutuhan yang lain yang lebih penting atau lebih di dahulukan. Tetapi ini tidak sejalan
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Putong 2003 : 254 menurut hasil penelitiannya, menurunnya inflasi mempengaruhi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
harga barang dan jasa relatif stabil, yang mengakibatkan daya beli masyarakat bertambah besar sehingga para investor asing tertarik
untuk menanamkan modanya lebih besar.
4. Berdasarkan pengujian yang telah saya lakukan, Produk Domestik
Regional Bruto berpengaruh nyata signifikan terhadap Investasi PMA Industri Manufaktur. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Mastijah 2005 : xi, dimana PDRB berpengaruh secara nyata signifikan terhadap Investasi PMA Industri Manufaktur.
Hal ini disebabkan karena naiknya Produk Domestik Regional Bruto maka pendapatan masyarakat meningkat atau bertambah,
karena Produk Domestik Regional Bruto merupakan total output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Apabila meningkat maka
akan mendorong suatu industri untuk menambah produksinya dan akan mempengaruhi Produk Domestik Bruto di Kabupaten Gresik.
Ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan Ramdhan 2008 : xi, adapun hasilnya adalah PDRB
tidak berpengaruh secara nyata terhadap Investasi Industri pengolahan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t dalam penelitian
ini bahwa t-hitung lebih kecil nilainya dibandingkan dengan t- tabel, dengan derajat signifikan 0,025 yang berarti variabel
PDRB tidak mempengaruhi investasi sektor industri pengolahan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh nyata tidak signifikan
terhadap Investasi PMA Industri Manufaktur. Hal ini disebabkan karena dengan semakin tinggi Suku Bunga secara otomatis suku
bunga BI rate akan semakin tinggi sehingga banyak pengusaha atau investor akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan modal dari
kredit maka akan mengakibatkan menurunya minat investor asing sehingga berdampak pada penurunan Investasi. Ini tidak sejalan
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Wiwin 2003, menurut hasil penelitiannya,
faktor Suku Bunga Internasional
merupakan faktor yang paling dominan dan yang paling berpengaruh secara nyata dalam meningkatkan Penanaman Modal
Asing di Indonesia, hal ini disebabkan jika tingkat suku bunga internasional rendah, maka hal ini biasanya diikuti dengan pulihnya
kondisi ekonomi, sehingga mendorong para investor untuk menambah modalnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengujian secara simultan atau bersama-sama, variabel bebas Kurs
Valas X
1
, Jumlah Industri Manufaktur X
2
, Inflasi X
3
, Produk Domestik Regional Bruto X
4
, dan Tingkat Suku Bunga X
5
berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikatnya Investasi PMA Industri Manufaktur di Kabupatan Gresik Y.
2. Pengujian secara parsial atau individu, Kurs Valas X
1
tidak berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Investasi PMA
Industri Manufaktur Y. 3.
Pengujian secara parsial atau individu, Jumlah Industri Manufaktur X
2
tidak berpengaruh secara nyata dan negatif terhadap Investasi PMA Industri Manufaktur Y.
4. Pengujian secara parsial atau individu, Inflasi X
3
tidak berpengaruh secara nyata dan negatif terhadap Investasi PMA
Industri Manufaktur Y. 5.
Pengujian secara parsial atau individu, Produk Domestik Regional Bruto X
4
berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Investasi PMA Industri Manufaktur Y.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.