biasanya pemodal menginginkan return investment secepatnya, tingkat hasil dan keuntungan yang diharapkan
2.2.8.5 Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi PMA
Dalam hal memperbincangkan komponen investasi dari permintaan agregat, suku bunga dianggap sebagai sebuah faktor penting yang
mendeterminasi tingkat investasi sewaktu suku bunga meningkat, maka tingkat investasi dapat diekspektasi akan menurun, karena kurang begitu
menguntungkan lagi untuk melakukan investasi. Begitu pula halnya, apabila kredit makin sulit dicapai, situasi mana
biasanya menyertai suku bunga yang lebih tinggi, maka investasi cenderung menyurut dan sebaliknya.
Hubungan tingkat bunga dan investasi Gambar 3.
Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi
Sumber : Sukirno, Sadono, 2004, Pengantar Teori Makro Ekonomi, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, hal : 126.
I I
2
I
1
I r
2
r
1
r
Tingkat bunga
Investasi yang dilakukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa pada tingkat bunga sebesar r
0.
terdapat investasi bernilai I yang mempunyai tingkat
pengembalian modal sebanyak r atau lebih. Maka pada tingkat bunga
sebanyak r investasi yang akan dilakukan perusahaan adalah I
0.
Apabila tingkat bunga adalah r
1
diperlukan modal sebanyak I
1
untuk mewujudkan investasi yang mempunyai tingkat pengembalian modal r
1
atau lebih. Dengan demikian pada tingkat bunga sebanyak r
1
investasi yang akan dilakukan adalah sebanyak I
1
Sukirno, 2004:126 Investor akan mempertimbangkan dan membandingkan beban
bunga yang harus dibayarkannya dengan harapan keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya tersebut. Apabila
tingkat suku bunga tinggi, pengusaha akan menunda pinjaman tersebut sampai tingkat suku bunganya turun. Maka terdapat hubungan
berkebalikan antara tingkat suku bunga dan investasi, yaitu semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin rendah keinginan pengusaha
untuk melakukan investasi. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga rendah, maka investor akan meminjan dana dari bank untuk membiayai
pengeluaran investasinya dengan harapan investasi tersebut menghasilakan keuntungan yang nilainya lebih besar dari pada yang
harus ditanggung oleh investor. Suparmono, 2004 : 88
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Kerangka Pikir
Kerangka pikir dari penelitian ini membahas “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing PMA Pada
Sektor Industri Manufaktur Di Gresik”. Dalam pembahasan ini variabel yang mempengaruhi yaitu Kurs Rupiah Terhadap Dollar, Jumlah
Industri Manufaktur, Inflasi, Produk Domestik Regional Bruto. Untuk mengetahui keterkaitan hubungan antar variabel maka dapat dijelaskan
dalam uraian sebagai berikut : 1
Kurs Valuta Asing X
1
Melemahnya kurs valuta asing US berarti menandakan bahwa nilai rupiah menguat. Menguatnya nilai rupiah terhadap
mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk produksi, sehingga mendorong lebih banyak dilakukan ekspor.
Penigkatan ekspor menandakan bahwa perekonomian suatu negara tumbuh dan berkembang. Pada kondisi seperti ini banyak
investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya. Tandelilin,
2001 : 214 2
Jumlah Industri Manufaktur X
2
Industri manufaktur merupakan salah satu industri pengolahan yang terus dikembangkan karena peranannya dalam
menciptakan produksi sektor dan penampung tenaga kerja, pada umumnya menjadi bertambah besar. Industri manufaktur akan
dapat menampung tenaga kerja lebih banyak sehingga akan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.