10
2. Bagi sekolah
Memberikan gambaran bagi sekolah-sekolah khususnya sekolah Katolik untuk meningkatkan, menerapkan maupun menggunakan cerita dalam mengajar
siswa-siswanya. 3.
Bagi SMP Maria Immaculata Memberikan sumbangan kepada para guru yang mengajar di SMP Maria
Immaculata bahwa cerita menjadi media yang baik untuk menanamkan nilai- nilai moral khususnya empati.
4. Bagi Mahasiswa IPPAK
Memberikan sumbangan bagi para mahasiswa IPPAK agar dapat mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh untuk menjadi pendidik dan
pewarta Kabar Gembira Kerajaan Allah.
G. Metode Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif regresional
berdasarkan penelitian
lapangan dengan
mengumpulkan, memaparkan dan menganalisis data dari lapangan serta menarik kesimpulan.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran skala sikap dalam mata pelajaran PAK kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta.
H. Sistematika Penulisan
Adapun gambaran umum mengenai hal-hal yang dibahas dalam penulisan ini, berikut penulisan menyampaikan gagasan-gagasan pokok sebagai berikut:
11
1. BAB I berisi mengenai pendahuluan yang meliputi latar belakang,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II dibagi menjadi enam bagian. Bagian pertama membahas mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik PAK di sekolah yang meliputi hakikat PAK di sekolah, tujuan PAK, konteks PAK, materi PAK, dan cerita sebagai
pendekatan materi PAK. Bagian kedua membahas cerita meliputi pengertian cerita, unsur-unsur cerita, jenis-jenis cerita, nilai-nilai dalam cerita, tujuan
dan manfaat cerita. Bagian ketiga membahas empati meliputi pengertian empati, komponen empati, proses empati, perkembangan empati, akurasi
empati dan mengembangkan empati pada anak-anak. Bagian keempat membahas penelitian yang relevan, selanjutnya kerangka pikir serta hipotesis.
3. BAB III berisi mengenai metodologi penelitian mengenai pengaruh cerita
terhadap empati siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik PAK kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang meliputi jenis
penelitian, desain, penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel. Teknik dan instrumen pengumpulan data meliputi variabel penelitian,
definisi konseptual variabel, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, kisi-kisi instrumen, pengembangan
instrumen, deskripsi data, uji persyaratan analisis dan uji hipotesis. 4.
BAB IV berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi laporan hasil penelitian, uji hipotesis, pembahasan hasil penelitian, refleksi
kateketis penelitian dan keterbatasan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
5. BAB V berisi mengenai kesimpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti
berkaitan dengan pembahasan pengaruh cerita terhadap empati siswa dalam matapelajaran PAK kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik PAK di Sekolah
1. Hakikat PAK di Sekolah
Pendidikan Agama Katolik PAK di sekolah dipahami sebagai proses pendidikan dalam iman yang diselenggarakan oleh Gereja, sekolah, keluarga dan
kelompok jemaat lainnya untuk membantu naradidik agar semakin beriman Heryatno, 2008:23. Mata pelajaran PAK di sekolah merupakan salah satu
bentuk katekese yang mengantar siswa menghubungkan Kabar Gembira dengan kenyataan dunia dengan terang iman, Injil.
Purwatma dalam Komkat KWI, 2001:12 mengatakan pada dasarnya PAK adalah suatu pelajaran agama yang mengutamakan pengetahuan dan
keterampilan dengan menggumulimenginterpretasikan hidup dalam terang ajaran iman Katolik.
Paus Paulus VI dalam Ensiklik tentang pewartaan Injil, Evangelii Nuntiandiartikel 43-45 mengungkapkan pula:
Melalui pelajaran agama yang sistematis, akal budi dibina dengan ajaran- ajaran dasar, kenyataan yang terkandung di dalam kebenaran yang
disampaikan oleh Allah kepada kita, agar dicamkan oleh ingatan dan diolah hati sedemikian sehingga merasuki kehidupan... juga dengan
menggunakan media komunikasi sosial yang dapat menjangkau sejumlah besar, menyapa secara pribadi dan sekaligus mengundang komitmen yang
sepenuhnya bersifat pribadi. PAK membantu peserta didik untuk menemukan kedalaman hidup
mereka. Hati adalah pusat hidup, lambang cinta, kesabaran dan kemurahan. Melalui PAK, dimensi perasaan akan tersentuh dan membuat manusia merasa
14
rindu kepadaNya dan peduli kepada sesamanya. PAK bukanlah semata-mata demi mengejar dan mengutamakan segi kognitif namun haruslah memberi ilham
dan inspirasi kepada para peserta didik bagaimana untuk menghadapi kenyataan hidup di masa sekarang dan menjawab tantangan masa depan.
2. Tujuan PAK
Menurut Setyakarjana yang merangkum hasil lokakarya di Malino 1997:34 tujuan PAK adalah agar peserta didik mampu menggumuli hidup dari
pandangan-pandangan Kristiani dan dengan demikian mudah-mudahan berkembang terus menjadi manusia paripurna manusia beriman.
Dapiyanta 2000:149 merumuskan tujuan PAK secara luas dan sempit. Secara luas arah PAK ialah memperluas pengetahuan, memperteguh pergulatan
iman internalisasi, memperkaya penghayatan iman serta memperkembangkan dialog antar iman jika terdapat peserta yang beragama lain.Secara sempit,
Dapiyanta 2000:150 merumuskan tujuan PAK adalah membantu anak menggulati hidupnya dari sudut pandang Kristen. Anak memperkembangkan
pengetahuan dan penghayatan iman. Tujuan PAK bersifat holistik, artinya sesuai dengan kepentingan hidup
naradidik yang mencakup segi kognitif, afeksi, dan praksis. Selain itu bersifat konatif, artinya mendorong semua pihak yang terlibat supaya semakin setia dan
konsisten mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal diatas, tujuan PAK dapat dikatakan adalah agar anak
mampu menggumuli imannya melalui sudut pandang Kristiani sehingga anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
semakin beriman. Tujuan PAK meliputi seluruh aspek hidup anak, tidak hanya memperhatikan satu sisi saja misalnya segi kognitif saja, atau segi afeksi saja
namun melibatkan keseluruhan aspek hidup anak agar anak semakin menjadi manusia yang beriman.
a. Demi Terwujudnya Nilai-nilai Kerajaan Allah
Terwujudnya Kerajaan Allah merupakan visi dasar atau arah utama seluruh proses PAK. Komisi Kateketik KWI 2001:14 berpendapat bahwa
pewartaan yang berpusat pada kerajaan Allah membawa kita untuk memberi tekanan lebih pada kehadiran nilai-nilai kerajaan itu dalam hidup bersama,
seraya memberi kesaksian di tengah-tengah masyarakat. Berikut merupakan pokok-pokok rumusan yang berorientasi dasar pada
nilai-nilai kerajaan Allah yang diungkapkan oleh Komisi Kateketik KWI 2001:15 yakni:
1 Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus merupakan pemenuhan rencana
keselamatan Allah yang disampaikan kepada manusia sejak awal mula. Pemahaman mengenai nilai-nilai kerajaan Allah membawa kita untuk
mengenal siapa Allah dalam hidup kita. Inilah pengalaman yang menyatukan kita dengan semua manusia, pengalaman akan Allah yang mengundang kita
untuk ikut serta dalam pembaruan dunia ini. 2
Dalam tradisi iman kristiani, kerajaan Allah itu hadir dalam diri Yesus, yang datang untuk “mewartakan kerajaan Allah” Mrk1:16. Ini menunjukkan
bahwa kita mengakui peran sentral Yesus dalam menghadirkan keselamatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Allah di dunia. Oleh karena itu, pemahaman mengenai Yesus dan hidup-Nya menjadi unsur yang penting.
3 Bagaimana nilai-nilai kerajaan Allah yang diwartakan Yesus itu menjadi
hidup dalam Gereja. Gereja mempunyai macam-macam kegiatan yang dimaksudkan untuk membantu umat semakin mengimani Yesus Kristus
dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itu, pewartaan, liturgi, pendalaman iman memiliki muara pada kesaksian seseorang.
Berikut Heryatno 2008:27 merangkum pernyataan Thomas H Groome berkaitan arah dasar pendidikan iman demi kerajaan Allah:
1 Kerajaan Allah merupakan simbol yang mengungkapkan tindakan Allah yang
senantiasa hadir dan berkarya di tengah kehidupan manusia. Allah tidak pernah bosan dan berinisiatif mendatangkan kebaikan dan berkat bagi
kehidupan manusia. Kerajaan Allah menggambarkan sifat Allah: penuh belas kasih, sabar, setia, menghendaki kedamaian, cinta kasih, kesatuan dan
kebahagiaan, kepenuhan dan berakhirnya penderitaan manusia. 2
Memahami Kerajaan Allah dalam konteks masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
3 Kerajaan Allah merupakan anugerah Allah dan undangan Allah akan
tanggapan manusia. Ia sudah terwujud dan di pihak lain belum mencapai kepenuhannya.
4 Kerajaan Allah menjadi Kabar Gembira terutama bagi orang-orang lemah,
miskin dan menderita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5 Anugerah sekaligus tanggung jawab untuk menjalin relasi dan mengambil
bagian dengan-Nya dan sesama anak-anak Allah. 6
Karena Allah mengasihi semua, maka Allah menghendaki supaya manusia hidup saling mengasihi seperti Allah telah mengasihi mereka. Tolak ukur
kasih ialah hidup Yesus sendiri yang mengasihi manusia sampai sehabis- habisnya.
7 Allah memanggil manusia untuk bertobat. Pertobatan yang diusahakan
bersifat integral, baik segi personal maupun sosial. 8
Kita dipanggil untuk menjadi saksi-saksi yang memperjuangkan pelayanan demi terwujudnya kerajaan Allah.
9 Kesadaran memberdayakan jemaat untuk terus mengarahkan hidupnya demi
terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah. 10
Terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah menjadi tolak ukur dari segala kegiatan pendidikan iman.
Kerajaan Allah adalah karya Allah untuk menyelamatkan hidup manusia yang mengundang manusia untuk menanggapinya. Maka, PAK menuntut
prosespendidikan yang membentuk dan memberdayakan naradidik sebagai mitra Yesus dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di sekolah mereka.
b. DemiKedewasaan Iman Kristiani
Menurut Thomas H. Groome, iman yang dewasa diartikan iman yang berkembang semakin matang dan bersifat holistik karena mencakup segi
18
pemikiran, hati, dan praksis. Iman kristiani mencakup tindakan menyakini believing, mempercayai trusting dan melakukan kehendak Allah doing
God’s will. Heryatno 2008:31 mengatakan bahwa pendidikan iman di sekolah
merupakan proses pendewasaan iman yang diharapkan memperkembangkan secara seimbang dan integratif ketiga hal yang diungkapkan oleh Thomas H.
Groome.
c. Demi Terwujudnya Kebebasan Manusia
Antara iman dan kebebasan terdapat kaitan yang sangat erat. Iman Kristiani hidup sebagai jawaban dari undangan untuk menjadi bagian anggota
kerajaan Allah. Tujuan terdekat PAK adalah iman Katolik dan kebebasan manusia Thomas H. Groome, 2010:121. Oleh karena itu, PAK di sekolah
haruslah dapat mendorong dan membantu naradidik agar terus sampai kepada kebebasan sejati, kepada diri sendiri dan sesama demi terwujudnya nilai-nilai
kerajaan Allah. Proses PAK di sekolah perlu dibebaskan dari segala unsur yang memaksa,
dibebaskan dari segala bentuk indoktrinasi dan manipulasi. Sebaliknya, proses PAK sedemikian rupa diusahakan demi terwujudnya kebebasan utuh yakni
kemampuan manusia untuk bertindak memenuhi kebutuhan dasar bebas paksaan, memilih berdasarkan keyakinan dan kesadaran pilihannya otonom,
dan manusia bebas untuk menghayati keputusannya sendiri dengan segala risikonya Heryatno, 2008:36.
19
3. Konteks PAK
Dalam Gravissimum Educationis GE artikel 13, diungkapkan bahwa keluarga memiliki tugas utama mendidik dan membutuhkan bantuan dari
masyarakat. Konteks PAK perlu dipahami melalui pendekatan yang bersifat kontekstual yang mengajak kita untuk memperhatikan empat lembaga yakni,
keluarga, Gereja, masyarakat dan sekolah. Masing-masing lembaga memiliki kekhasan dan sumbangan yang tidak tergantikan. Keempat komunitas ini saling
berhubungan dan mempengaruhi dalam mewujudkan tujuan PAK itu sendiri. Berhubungan dengan konteks hidup naradidik, Heryatno 2008:41
menyebutkan konteks hidup peserta didik meliputi kebutuhan dan minat mereka, kemampuan daya tangkap mereka, latar belakang, permasalahan hidup dan
sebagainya. Berkaitan dengan ini, ada dua pendekatan yakni sosialisasi dan edukasi. Sosialisasi merupakan proses kita menjadi diri kita sendiri sebagaimana
adanya dengan jalan kita berinteraksi dengan orang-orang lain, dengan tatanan dan nilai hidup yang diikuti serta tingkah laku yang diharapkan oleh sekitar kita.
Sedangkan edukasi merupakan proses dimana kita dengan sadar dan sengaja mendidik diri dan peserta didik agar kita bersama mengalami perkembangan
hidup bahkan sampai mencapai kepenuhan.
4. Materi PAK
Komisi Kateketik KWI 2001:32 memberi gagasan bahwa pendidikan di sekolah harus berisi suatu dialog mengenai kehidupan yang membuat siswa
terangsang untuk mencari pengetahuan yang lebih banyak mengenai ajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
agamanya. Pada tingkat SD, sebaiknya diberi dongeng berupa orang-orang kudus dan orang-orang jahat yang kemudian diluruskan. Tingkat SLTP atau SMP
mengkaitkan cerita dengan nilai-nilai tertentu seperti keadilan, kedamaian, kejujuran, sikap menerima perbedaan, dsb. Kitab suci dijadikan sebagai acuan
utama.Berikut hasil lokakarya di Malino mengenai materi pokok dalam rangka PAK Setyakarjana, 1997:72:
1 Pengalaman hidup
Pengalaman hidup bertujuan membawa anak didik menuju ke arah kedewasaan penuh atau menjadi manusia paripurna lewat pergumulan
pengalaman hidup. Pengalaman hidup dimunculkan dalam materi sehingga anak didik mampu mengolah, memahami dan akhirnya memiliki pengalaman hidup
sebagai sesuatu yang sangat berharga. Dengan demikian, anak merasa Allah menyapa dia melalui pengalaman hidupnya seperti pengalaman gembira, sedih,
bersama teman, dicintai ayah dan ibu, melihat pengalaman indah, dll. 2
Kitab Suci Pengalaman hidup di dalam PAK diolah dan digumuli bersama di dalam
terang Kitab Suci. Di dalam Kitab Suci sebagai Sabda Tuhan termuat pengalaman dan kisah hidup Yesus sebagai utusan Allah perwujudan Allah
yang menjadi panutan umat Kristiani. Oleh sebab itu, Kitab Suci dalam PAK menjadi amat penting.
3 Dogma
Dogma merupakan kebenaran iman yang diungkapkan dalam rumus-rumus baku. Gereja membantu umatnya memahami Sabda Allah dengan merumuskan,
21
dalam rumus-rumus yang baku. Melalui rumus yang baku, umat sungguh merasa terbantu untuk mengolah pengalaman hidupnya dalam terang iman. Dalam
rangka PAK, dogma membantu anak membentuk diri manusia yang paripurna sebagaimana dikehendaki Allah lewat Yesus Kristus.
4 Liturgi
Perjumpaan dengan Yesus Kristus yang menyelamatkan dan membawa kegembiraan perlu diungkapkan dan dirayakan. Ungkapan perayaan iman
Kristiani ini disebut liturgi. Dalam PAK, anak juga diperkenalkan pada liturgi, sebagai ungkapan syukur atas keselamatan yang telah diterima dari Allah Bapa.
5. Cerita sebagai Pendekatan dan Materi PAK
Dalam proses PAK, bahan dilihat sebagai sarana, bukan tujuan. Bahan dipilih sejauh membantu pergulatan hidup beriman Dapiyanta, 2000:150.
Bahan yang digunakan dalam PAK hendaknya bukanlah bahan mati, bahan tersebut diharapkan dapat bersaksi mengenai hidup beriman sehingga menjadi
partner dialog tentang hidup beriman. Adapun ruang lingkup bahan tersebut ialah hidup murid, masyarakat dan tradisi Kristen.
Menurut Dapiyanta 2000:163, bahan yang hidup dapat menjadi partner dialog yang sangat cocok jika bahan dikemas dalam bentuk narasi yang
menampilkan nilai-nilai sehingga terjadi pergulatan pilihan nilai dalam diri tokoh beserta akibat-akibat pilihannya.
Cerita mendemonstrasikan bagaimana tokoh berinteraksi dengan sesama dan lingkungan. Bagaimana tokoh-tokoh itu saling berinteraksi untuk
22
bekerjasama, saling membantu, bermain bersama, melakukan aktivitas keseharian bersama, mengahadapi kesulitan bersama, membantu mengatasi
kesulitan orang lain, dan lain-lain Nurgiyantoro, 2005:40. Cerita sebagai materi PAK dipandang sebagai pendekatan yang diolah