11
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran Kooperatif
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan interaksi sosial dengan teman dalam kegiatan belajar Dewey dalam
Huda, 2013:3. Suprijono 2009: 54 juga menyatakan pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran yang meliputi semua jenis kerjasama kelompok
dengan bentuk yang terarah dan dipimpin oleh guru. Isjoni 2012: 8 menjelaskan bahwa satu kelompok terdiri dari empat hingga enam orang. Tugas dari seorang
guru dalam pembelajaran ini adalah menyiapkan bahan atau tugas yang digunakan sebagai alat pembelajaran dan evaluasi hasil belajar Lie, 2010: 13.
Menurut beberapa definisi dari tokoh- tokoh tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang digunakan dalam
kondisi siswa yang terdiri dari kelompok kecil beranggotakan empat hingga enam orang siswa yang wajib menyelesaikan tugas dari guru.
2.1.1.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Ciri-ciri yang mudah diketahui dari pembelajaran kooperatif adalah kelompok belajar yang terdiri dari beberapa kelompok kecil yang beranggotakan
siswa-siswi dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda Isjoni, 2012: 14-15,27. Beragam latar belakang dari anggota kelompok ini mampu mendorong
12 peningkatan prestasi melalui interaksi langsung antar siswa dalam pemecahan
masalah. Dengan adanya kegiatan bertukar informasi diharapkan semakin banyak pengetahuan yang dikumpulkan untuk memecahkan suatu permasalahan. Konsep
tersebut sejalan dengan pendapat Slavin 2009: 27-28, karakter dari pembelajaran kooperatif adalah penghargaan kelompok, pertanggungjawaban antarindividu dan
kesempatan yang sama untuk berhasil dari sesama anggota kelompok. Bennet dalam Isjoni,2012:60 juga mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran
kooperatif yaitu : 1.
Ketergantungan positif adalah hubungan timbal balik yang muncul karena adanya kesamaan kepentingan antar anggota kelompok dimana keberhasilan
individu merupakan keberhasilan kelompok juga. 2.
Interaksi tatap muka adalah pola interaksi yang terjadi secara langsung bersifat verbal dan mempengaruhi hubungan timbal balik yang bersifat positif
sehingga mempengaruhi hasil pendidikan. 3.
Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pembelajaran dalam anggota kelompok hingga saling termotivasi.
4. Membutuhkan keluwesan untuk menciptakan hubungan pribadi,
mengembangkan kelompok serta memelihara hubungan kerja yang positif. 5.
Meningkatkan keterampilan bekerjasama dalam memecahkan masalah ketika proses kelompok berlangsung. Kemampuan keterampilan bekerjasama ini
merupakan bekal penting untuk siswa ketika masuk dalam dunia masyarakat. Huda 2012: 33 menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan saat
pembelajaran kooperatif dilakukan adalah menjadi pendengar dan memberi
13 pertanyaan dengan baik serta bagaimana memberi penjelasan dan penghargaan
kepada orang lain dengan cara yang baik. Beberapa hal tersebut menjadi penting karena akan menimbulkan konsekuensi positif antar anggota kelompok.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ciri- ciri pembelajaran kooperatif tidak akan lepas satu dengan yang lain karena saling
berhubungan dan menimbulkan adanya ketergantungan yang positif antar anggota yang dimulai dari interaksi dan penciptaan hubungan yang positif untuk
menyelesaikan beban tanggungjawab bersama, misalnya kemajuan prestasi belajar bersama.
2.1.1.3 Manfaat Pembelajaran Kooperatif