Superimposed Contour Plot Emulgel Minyak Cengkeh Validasi Superimposed Contour Plot Emulgel Minyak Cengkeh

G. Superimposed Contour Plot Emulgel Minyak Cengkeh

Dari model persamaan untuk respon viskositas dan respon daya sebar, kemudian didapatkan superimposed contour plot sebagai berikut: Gambar 9. Superimposed contour plot emulgel minyak cengkeh Pada Gambar 9 daerah yang diarsir merupakan daerah optimum untuk mendapatkan emulgel minyak cengkeh dengan sifat fisik yang dikehendaki. Grafik tersebut berasal dari contour plot viskositas, dan contour plot daya sebar Lampiran 10. Berdasarkan grafik yang didapat, disimpulkan bahwa rentang jumlah carbopol 940 yang optimal adalah 3,35-4,8 gram dan rentang jumlah gliserin yang optimal adalah 1,5-6,5 gram.

H. Validasi Superimposed Contour Plot Emulgel Minyak Cengkeh

Setelah didapatkan daerah yang diarsir, dilakukan validasi superimposed contour plot untuk menentukan apakah daerah optimal yang diarsir Gambar 9 memiliki sifat fisik yang diharapkan, yaitu viskositas 200-300 d.Pa.s dan daya sebar 3-5 cm. Dalam validasi ini dilakukan pengambilan empat titik pada daerah yang diarsir Lampiran 11, kemudian diuji sifat fisiknya meliputi uji viskositas dan uji daya sebar. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut: Tabel XII. Validasi superimposed contour plot emulgel minyak cengkeh Carbopol 940 gram Gliserin gram Hasil perhitungan Hasil uji Viskositas d.Pa.s Daya sebar cm Viskositas d.Pa.s Daya sebar cm 3,6 2,4 202,82 3,73 120 4,30 4 4,3 205,13 3,72 125 4,15 4,3 6,3 202,12 3,74 180 4,15 4,3 6,3 202,12 3,74 200 3,85 4,3 6,3 202,12 3,74 200 3,90 ̅ ± SD 193,33 ± 11,547 3,97 ± 0,161 4,5 4 226,55 3,63 210 3,73 4,5 4 226,55 3,63 200 3,85 4,5 4 226,55 3,63 200 3,80 ̅ ± SD 203,33 ± 5,774 3,79 ± 0,060 Pada komposisi carbopol 940 4,3 gram dengan gliserin 6,3 gram dan carbopol 940 4,5 gram dengan gliserin 4 gram, memiliki kriteria sifat fisik yang ditentukan. Berdasarkan hasil dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil dari keempat titik yang diambil memiliki nilai tidak sama dengan hasil viskositas dan daya sebar yang dihitung menggunakan model persamaan yang didapat. Faktor paling dominan untuk respon viskositas dan daya sebar adalah carbopol 940, sehingga perbedaan tersebut diduga karena carbopol 940 yang digunakan sudah mengalami penyimpanan yang lama dan memiliki nilai moisture content sebesar 3,244 Lampiran 13, sehingga saat penimbangan carbopol 940 ada bobot air yang ikut tertimbang.

I. Stabilitas Emulgel Minyak Cengkeh

Stabilitas suatu sediaan dapat dilihat melalui pergeseran viskositas selama penyimpanan. Stabilitas sediaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat suatu sediaan. Nilai pergeseran viskositas ini didapatkan dengan membandingkan viskositas sediaan setelah 48 jam pembuatan dan viskositas sediaan setelah satu bulan penyimpanan. Semakin besar nilai pergeseran viskositas, menunjukkan semakin tidak stabil sediaan yang dibuat. Hasil yang didapat pada penelitian pergeseran viskositas emulgel minyak cengkeh adalah sebagai berikut: Tabel XIII. Pergeseran viskositas emulgel minyak cengkeh ̅ ± SD Formula Pergeseran viskositas 1 7,953 ± 3,923 a 8,819 ± 1.226 b 5,194 ± 0,402 ab 5,802 ± 4,346 Dari Tabel XIII, dapat dilihat bahwa pada semua formula masuk dalam range pergeseran viskositas yang diharapkan, yaitu kurang dari 10 . Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas data pergeseran viskositas untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak. Data yang didapat adalah sebagai berikut: Tabel XIV. Uji normalitas data pergeseran viskositas Jenis Data Formula p-value Pergeseran viskositas 1 0,8899 a 0,1411 b 0.7133 ab 0,5166 Dari Tabel XIV, dapat dilihat bahwa masing-masing data memiliki nilai p0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa viskositas dan daya sebar memiliki distribusi data normal. Dilakukan uji kesamaan varians dengan menggunakan Levene’s test, dan didapat data sebagai berikut: Tabel XV. Levene’s test pergeseran viskositas Jenis Data p-value Pergeseran viskositas 0,09917 Dari Tabel XV dapat dilihat bahwa pergeseran viskositas memiliki varians yang sama karena memiliki nilai p0,05, maka respon pergeseran viskositas sesuai dengan kriteria uji parametrik. Hasil pengolahan data pergeseran viskositas dari emulgel minyak cengkeh adalah sebagai berikut: Tabel XVI. Efek carbopol 940 dan gliserin serta interaksinya dalam menentukan respon pergeseran viskositas Faktor Efek Standard Error Sum of Squares Mean Square Df F p-value Carbopol 940 0,25815 0,93233 1,562 1,562 1 0,1741 0,6874 Gliserin -0,53238 0,72958 24,762 24,762 1 2,7596 0,1352 Interaksi -0,01299 0,19765 0,039 0,039 1 0,0043 0,9492 Carbopol 940, gliserin dan interaksi keduanya dapat dikatakan memberikan yang signifikan terhadap respon pergeseran viskositas apabila memiliki nilai p0,05. Hasil analisis data pada Tabel XVI di atas menunjukkan bahwa carbopol 940, gliserin dan interaksi keduanya tidak memberikan efek terhadap respon pergeseran viskositas ketiganya memiliki nilai p0,05. Pada kenampakan visual emulgel minyak cengkeh Gambar 10, menunjukkan bahwa emulgel minyak cengkeh yang dibuat tidak memiliki stabilitas yang baik. Hal ini diduga karena pada saat penyimpanan satu bulan kapasitas surfaktansi menurun, sehingga dapat dilihat bahwa minyak cengkeh yang terdapat dalam emulgel keluar dari droplet-droplet sistem emulsi, sehingga kenampakan emulgel minyak cengkeh ini menjadi kurang baik. Gambar 10. Emulgel minyak cengkeh pada penyimpanan selama satu bulan Dalam penelitian ini, pengamatan terhadap pergeseran viskositas kurang representatif dalam menggambarkan stabilitas emulgel minyak cengkeh. Perlu dilakukan uji stabilitas lainnya, seperti uji daya sebar selama penyimpanan satu bulan, uji pH, tekstur dan uji untuk melihat pemisahan fase minyak dan fase air Nayeem and Karvekar, 2011.

J. Daya Antibakteri Emulgel Minyak Cengkeh

Dokumen yang terkait

Optimasi cetyl alcohol sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel gel lidah buaya (Aloe barbadensis Mill.) dengan aplikasi desain faktorial.

0 8 102

Optimasi carbopol sebagai gelling agent dan virgin coconut oil sebagai fase minyak dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya dengan metode desain faktorial.

2 7 89

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Formulasi sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) dengan menggunakan Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant.

4 24 101

Optimasi formula emulgel minyak daun cengkeh sebagai penghilang bau kaki dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant.

1 3 114

Optimasi formula emulgel minyak daun cengkeh sebagai penghilang bau kaki dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant

0 0 112

Optimasi formula emulgel sunscreen ekstrak etil asetat isoflavon tempe dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan VCO sebagai fase minyak : apikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 116

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 105