Uji Iritasi Primer Emulgel Minyak Cengkeh Uji pH Emulgel Minyak Cengkeh Karakterisasi Sifat Fisik Emulgel Minyak Cengkeh

C. Uji Iritasi Primer Emulgel Minyak Cengkeh

Uji iritasi primer bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan emulgel minyak cengkeh pada saat penggunaan. Uji ini dilakukan dengan mengaplikasikan emulgel minyak cengkeh pada punggung kelinci yang telah dibersihkan. Formula emulgel minyak cengkeh yang diaplikasikan berada di antara komposisi level rendah dan level tinggi carbopol 940 dan gliserin, yaitu dengan jumlah 4 gram carbopol 940 dan 4 gram gliserin. Kemudian punggung kelinci yang telah diaplikasikan dengan basis dan formula emulgel minyak cengkeh tersebut diamati eritema dan edema yang mungkin pada waktu 24, 48 dan 72 jam setelah pengaplikasian. Gambar 4. Uji iritasi primer 48 jam Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa pada punggung kelinci tidak terdapat eritema dan edema, sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan emulgel minyak cengkeh yang dibuat memiliki keamanan sebagai sediaan topikal.

D. Uji pH Emulgel Minyak Cengkeh

Uji pH emulgel minyak cengkeh dilakukan dengan menggunakan indikator universal pH strips, uji ini bertujuan untuk mengetahui pH masing- masing formula yang telah dibuat. Hasil dari uji pH adalah sebagai berikut: Tabel V. Uji pH emulgel minyak cengkeh Formula pH 1 5,5 a 5 b 6 ab 5 Dari Tabel V dapat dilihat bahwa emulgel minyak cengkeh memiliki pH dengan rentang pH 5-6, sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan emulgel minyak cengkeh yang dibuat ini memenuhi kriteria pH untuk kulit normal yang relatif memiliki sifat asam, yaitu memiliki pH berkisar antara 4-6,5 Baranoski and Ayello, 2008.

E. Karakterisasi Sifat Fisik Emulgel Minyak Cengkeh

Sediaan yang baik adalah sediaan yang dapat memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabil dalam penyimpanan. Sifat fisik yang dapat diukur dari sediaan emulgel minyak cengkeh adalah viskositas dan daya sebar. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap sifat fisik emulgel minyak cengkeh meliputi viskositas dan daya sebar setelah 48 jam pembuatan, sedangkan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh dapat diamati setelah satu bulan penyimpanan. Carbopol 940 dan gliserin berperan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel minyak cengkeh, jumlah dari kedua faktor ini dipilih berdasarkan hasil orientasi. Carbopol 940 dan gliserin merupakan kedua faktor yang akan dilihat pengaruhnya terhadap sifat fisik dan stabilitas emulgel minyak cengkeh adalah sebagai berikut: Tabel VI. Jumlah penggunaan carbopol 940 dan gliserin dalam formula emulgel minyak cengkeh Faktor Carbopol 940 Gliserin Level rendah 1,5 gram 1,5 gram Level tinggi 5,0 gram 6,5 gram Menurut Sinko 2006, pada pembuatan sediaan semisolid, viskositas berpengaruh pada penerimaan pasien, karena terkait pada stabilitas fisika karena semakin tinggi viskositas suatu emulgel, pergerakan droplet-droplet emulsi dalam emulgel menjadi terbatas, sehingga tidak akan berinteraksi satu sama lain dan menimbulkan fenomena instabilitas emulsi. Viskositas merupakan suatu besaran yang menunjukkan ketahanan suatu cairan untuk dapat mengalir. Pengukuran viskositas bertujuan untuk melihat profil kekentalan dari emulgel minyak cengkeh. Pengukuran viskositas dilakukan setelah 48 jam pembuatan, dan satu bulan penyimpanan. Pengukuran viskositas setelah 48 jam pembuatan dilakukan untuk melihat profil viskositas emulgel minyak cengkeh yang merupakan parameter sifat fisik emulgel minyak cengkeh, sedangkan pengukuran viskositas setelah satu bulan penyimpanan melihat besarnya perubahan profil viskositas emulgel minyak cengkeh selama penyimpanan sehingga ada tidaknya fenomena ketidakstabilan pada emulgel minyak cengkeh selama penyimpanan dapat teramati. Viskositas yang dikehendaki adalah 200-300 d.Pa.s. dan pergeseran viskositas yang dikehendaki adalah kurang dari 10. Menurut Garg et al. 2002, daya sebar merupakan salah satu karakteristik yang bertanggung jawab dalam keefektifan dan penerimaan konsumen dalam menggunakan sediaan semi solid. Daya sebar adalah kemampuan suatu sediaan untuk menyebar di tempat aplikasi. Pengukuran daya sebar bertujuan untuk mengamati besarnya diameter penyebaran pada saat pengaplikasian. Pada sediaan emulgel minyak cengkeh karena memiliki sifat reologi pseudoplastis, semakin besar diameter daya sebar, maka makin encer sediaan emulgel minyak cengkeh, dan sebaliknya semakin kecil diameter daya sebar, maka makin kental sediaan emulgel minyak cengkeh. Oleh karena itu, rentang daya sebar ditentukan 3-5 cm agar tidak sulit pada saat pengaplikasian karena terlalu kental atau terlalu encer. Pengukuran daya sebar dilakukan setelah 48 jam pembuatan dilakukan untuk melihat parameter sifat fisik emulgel minyak cengkeh. Pengukuran diameter daya sebar dilakukan di atas kaca bundar berskala. Pengukuran diameter emulgel minyak cengkeh dilakukan setelah pemberian beban 50 gram pada emulgel minyak cengkeh dan didiamkan selama 1 menit. Tabel VII. Sifat fisik emulgel minyak cengkeh ̅ ± SD Formula Viskositas

d.Pa.s Daya sebar

cm 1 125 ± 5,000 4,05 ± 0,025 a 265 ± 5,000 3,55 ± 0,076 b 96,67 ± 7,637 4,23 ± 0,079 ab 226,67 ± 7,637 3,64 ± 0,082 Dari Tabel VII dapat dilihat bahwa semua respon yang dihasilkan dari penelitian ini masuk range daya sebar, dan pada respon viskositas, tidak semua respon yang dihasilkan dari penelitian ini masuk range viskositas, yaitu formula 1 dan formula b. Hal ini dimungkinkan karena jumlah carbopol 940 pada formula 1 dan formula b yang kecil level rendah.

F. Efek Penambahan Carbopol 940 dan Gliserin, serta Interaksinya

Dokumen yang terkait

Optimasi cetyl alcohol sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel gel lidah buaya (Aloe barbadensis Mill.) dengan aplikasi desain faktorial.

0 8 102

Optimasi carbopol sebagai gelling agent dan virgin coconut oil sebagai fase minyak dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya dengan metode desain faktorial.

2 7 89

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Formulasi sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) dengan menggunakan Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant.

4 24 101

Optimasi formula emulgel minyak daun cengkeh sebagai penghilang bau kaki dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant.

1 3 114

Optimasi formula emulgel minyak daun cengkeh sebagai penghilang bau kaki dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant

0 0 112

Optimasi formula emulgel sunscreen ekstrak etil asetat isoflavon tempe dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan VCO sebagai fase minyak : apikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 116

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 105