sifat fisik, meliputi viskositas dan daya sebar, serta stabilitas, yaitu pergeseran viskositas. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan area komposisi emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat yang optimal dengan sifat sifat fisik dan stabilitas yang ditentukan.
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ada adalah sebagai berikut:
a. Manakah yang paling dominan antara carbopol 940, gliserin dan interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel minyak
cengkeh? b. Apakah dapat diperoleh area komposisi optimum carbopol 940 dengan
gliserin yang diprediksi sebagai formula optimum yang memiliki kriteria sifat fisik emulgel minyak cengkeh yang telah ditentukan?
2. Keaslian Penelitian
Adapun penelitian yang terkait yang pernah dilakukan oleh Suryarini 2011, yaitu
“Pengaruh Tween 80 dan Span sebagai Emulsifying Agent Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel Antiacne Minyak Cengkeh
Oleum caryophilli : Aplikasi Desain Faktorial ”. Dalam penelitian ini faktor
yang ditentukan dalam menentukan sifat fisik emulgel minyak cengkeh adalah Tween 80 dan Span 80.
Pada penelitian Kusuma 2010 berjudul
“Perbandingan Daya Antibakteri Krim
Antiacne Minyak Cengkeh dengan Emulgel Antiacne Minyak Cengkeh Terhadap
Staphylococcus epidermidis ”. Dalam penelitian ini,
yang dilakukan adalah membandingkan daya antibakteri dari dua sediaan yang berbeda dengan zat aktif yang sama, yaitu minyak cengkeh. Didapat bahwa
minyak cengkeh dengan kadar 15 sudah dapat memberikan zona hambat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.
Pada penelitian berjudul
“Optimasi Formula Gel Antiacne Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
Averrhoa blimbo L. Menggunakan Gelling Agent Carbopol 940 dan
Humectant Gliserin-Aplikasi Metode Desain Faktorial ”
Pamuji, 2009, faktor yang ditentukan adalah gelling agent carbopol 940 dan humectant
gliserin karena berpengaruh terhadap respon sifak fisik dan stabilitas gel antiacne ekstrak daun belimbing wuluh.
Pada penelitian Khullar et al. 2012,
“Formulation and Evaluation of Mefenamic Acid Emulgel for Topical Delivery
”, meneliti tentang emulgel
dengan zat aktif asam mefenamat yang berfungsi sebagai analgesik antiinflamasi pada penggunaan topikal dengan menggunakan carbopol 940 sebagai agen
pembentuk gel. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa emulgel merupakan sistem penghantaran obat yang baik pada zat aktif yang bersifat hidrofobik.
Penelitian berjudul
“Development and Optimization of Novel Diclofenac Emulgel for Topical Drug Delivery
” Bhanu et al. 2011 yang dilakukan adalah
membuat emulgel dengan zat aktif diklofenak tanpa isopropil alkohol karena isopropil alkohol dapat menimbulkan iritasi pada kulit.
Pada penelitian
Mohamed 2004
berjudul
“Optimization of Chlorphenesin Emulgel Formulation
”, yang dilakukan adalah membandingkan
dua formula emulgel dengan menggunakan gelling agent yang berbeda, yaitu hydroxypropylmethyl cellulose
HPMC and Carbopol 934 terkait dengan masalah reologi dan pelepasan zat aktif menggunakan aplikasi desain faktorial.
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan penulis penelitian tentang Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai
Humectant dalam Emulgel Minyak Cengkeh sebagai Penyembuh Jerawat dengan
Aplikasi Desain Faktorial belum pernah dilakukan.
3. Manfaat Penelitian