Penilaian Otentik Kajian Pustaka

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar

e. Penilaian Otentik

a Pengertian Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensip untuk menilai aspek sikap, pengatahuan, keterampilan mulai dari masukan input, proses, sampai keluaran output pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan. PENILAIAN TEKNIS PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR: 5 Menurut Majid 2014:236 mengatakan penilaian otentik authentic assesment adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik pusat kurikulum, 2009. Lebih lanjut Johnson 2009 dalam Majid 2014:236 mengatakan bahwa penilaian otentik berfokus pada tujuan , melibatkan pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Melalui tugas-tugas yang diberikan, para siswa akan menunjukan penguasaannya terhadap tujuan dan kedalaman pemahamannya, serta pada saat yang bersamaan diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman dan perbaikan diri. Kata lain dari penilaian otentik adalah penilaian kinerja, termasuk didalamnya penilaian portofolio dan penilian projek. Penilaian otentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. kurinasih dan sani 2014:49 Menurut Nurgiyanto 2011:23 penilaian otentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya didunia nyata dan di sekolah. Menurut Basuki dan Haryanto 2014:168 penilaian otentik authentik assessment merupakan cermin nyata the real mirror dari kondisi pembelajaran siswa. Penilaian otentik , disebut karena unik berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung di dunia nyata setiap siswa. Penilaian otentik disebut pula dengan penilaian alternatif, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berlandaskan situasi situated assessment. Berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui bahwa Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Penilaian otentik adalah penilaian yang dapat dilakukan dengan komperhensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran ouput pembelajaran, yang meliput ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. b Jenis‐jenis Penilaian Autentik Dalam modul kurikulum 2013, menjelaskan 4 jenis penilaian autentik yaitu sebagai berikut: 1 Penilaian kerja Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebut unsur-unsur proyektugas yang mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. 1. Daftar cek checklist. 2. Catatan anekdotnarasi anecdotalnarative records. 3 Skala penilaian rating scale 4. Memori atau ingatan memory approach 2 Penialaian projek Penilaian proyek project assessment merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut priodewaktu tertentu. Penyelesaian tugas yang dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek. 1 keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. 2 Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengatahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. 3 Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 3 Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kesimpulan artefak yang menunjukan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. 2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. 4. guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai atau yang sudah disediakan, disertai catatan tanggal pengumpulannya. 5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. 6 Jika memungkinkan guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. 7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 4 Penilaian tertulis Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensip sihingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengatahuan, dan keterampilan peserta didik. c Prinsip dan pendekatan penilaian autentik Menurut Imas dan berlin 2014:49 mengatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. d Ciri-ciri penilaian autentik Menurut Kunandar 2014:38 ada 6 ciri penilaian autentik 1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yaknin kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja perfomance dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik.dalam melakukan penilaian kinerja dan produk pastikan bahwa kinerja dan produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik tersebut secara nyata dan objektif 2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran. 3. Menggunakan berbagai cara dan sumber . artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dan menggunakan berbagai sumber atau data yangt bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik. 4. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik dalam pencapaian kompetensi tentu harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Infomasi-informasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapat dijadikan bahan dalam melakukan penilaian. 5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. 6. Penilaian harus menekan kedalaman pengatahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya kuantitas. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapain kompetensi tentu secara objektif. e Hal-hal yang dugunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta didik dalam penilaian autentik menurut Kunandar 2014:40 ada 13 hal yaitu: 1. Proyek atau penugasan atau laporannya. Proyek atau penugasan adalah tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai implementasi dan pendalaman dari pengatahuan yang diperoleh dalam pembelajaran. 2. Hasil tes tertulis. Penilaian autentik dapat dilakukan dengan menggunakan hasil tes tertulis sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian peserta didikterhadap kompetensi tertentu. Penilaian tertulis biasanya dilakukan untuk mengukur kompetensi yang sifatnya kognitif atau pengatahuan. 3. Portofolio kumpulan karya peserta didik selama datu semester atau satu tahun. Portofolio yang dibut dan disusun peserta didik berupa produk atau hasil kerja merupakan salah satu penilaian autentik 4. Pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai pendalamn penguasaan kompetensi yang diperolah dalam pembelajaran merupakan salah satu penilaian autentik. Hasil pekerjaan rumah harus diberi respon dan catatan oleh guru, sehingga peserta didik mengatahui kekurangan dan kelemahan dari pekerjaan rumah yang dikerjakan. 5. Kuis. Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pertayaan-pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik. 6. Karya peserta didik. Seluruh karya peserta didik baik secara individu maupun kelompok, seperti laporan diskusi kelompok, eksprimen, pengamatan, proyek dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar penilaian autentik 7. Presentasi atau penampilan peserta didik. Presentasi atau penampilan peserta didik di kelas ketika melaporkan proyek atau tugas yang diberikan oelh guru dapat menjadi bahan dalam melakukan penilaian autentik. 8. Demonstrasi. Penampilan peserta didik dalam mendemonstrasikan atau mensimulasikan suatu aktivitas tertentu yang berkaitan dengan pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian autentik 9. Laporan. Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang berkaiatan dengan pembelajaran, seperti laporan proyek atau tugas menghitung pertumbuhan dan kepadatan penduduk ditempat tinggal peserta didik dapat dijadikan bahan penilaian autentik. 10. Jurnal. Catatan-catatan perkembangan peserta didik yang menggambarkan perkembangan atau kemajuan peserta didik berkaitan dengan pembelajaran dapat menjadi bahan penilaian autentiki. 11. Karya tulis. Karya tulis peserta didik baik kelompok atau individu yang berkaitan dengan materi pembelajaran suatu bidang studi, seperti karya tulis yang dibuat peserta didik dalam lomba karya tulis remaja yang sekarang diberi nama Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia OPSI dapat dijadikan penilaian autentik. Dengan demikian, prestasi yang diperoleh peserta didik diluar pembelajaran, tetapi memiliki relevansi dengan bidang studi tertentu, maka dapat menjadi pertimbangan dalam penilaian autentik. 12. Kelompok diskusi. Kelompok-kelompok diskusi peserta didik, baik yang dibentuk oleh sekolah atau guru maupun oleh peserta didik secara mendiri dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik. 13. Wawancara. Wawancara yang dilakukan guru terhadap peserta didik berkaiatan dengan pembelajaran dan penguasaan terhadap kompetensi tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik. Jadi dalam pembelajaran di kelas maupun diluar kelas peserta didik dinilai kemampuanya dengan berbagai cara, tidak hanya hasil ulangan tertulis. Prinsip utama assesment dalam pembelajaran tidak hanya menilai apa yang diketahui peserta didik, tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan peserta didik. 2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menyusun sebuah pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model yang sesuai dengan dengan sistem pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp dikarenakan model ini lebih lengkap dibandingkan model pengembangan perangkat pembelajaran yang lain. Kemp mengatakan dalam Trianto, 2010: 81 bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Dalam model Kemp terdapat siklus pengembangan yang meliputi, identifikasi masalah instructional problems, analisis siswa learning characteristics, analisis tugas task analysis, merumuskan indikator intructional objectives, urutan isi content sequencing, strategi pembelajaran instructional strategy, cara penyampaian pesan atau isi pembelajaran instructional delivery, penyusunan instrumen evaluasi evaluation instrument, pemilihan media atau sumber belajar instructional resourche, pelayanan pendukung support services, kemudian evaluasi formatif formative evaluation, dan evaluasi sumatif summative evaluation yang dilanjutkan dengan adanya revisi perangkat pembelajaran revision. Berikut merupakan bagan dan pemaparan pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp dalam Morrison, 2011: 12. Gambar 1. Bagan Model Jerold E.Kemp a. Identifikasi Masalah Pembelajaran Instructional Problems Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam Planning Project Management Impl eme ntation S uppo rt S er vice s C onf ir mative E va luat ion S umm at ive E va luat ion Revision Formative Evaluation Instructional Problems Learner Characteristic Instructional Objectives Content Sequencing Instructional Strategies Designing the Message Development of Instruction Evaluation Instruments Task Analysis pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum. b. Analisis siswa Learning Characteristics Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1 tingkah laku awal peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto, 2010: 83 mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran., 2 karakteristik peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto, 2010: 83 analisis peserta didik dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis dapat berupa kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya. c. Analisis Tugas Task Analysis Analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPPTH dan Lembar Kegiatan Siswa LKS. d. Merumuskan Indikator Intructional Objectives Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan dan cara mengevaluasi hasil belajar peserta didik. e. Urutan Isi Content Sequencing Urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran. f. Strategi Pembelajaran Instructional Strategy Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu menentukan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan. g. Cara Penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran Instructional Delivery Cara penyampaian pesan atau isi pembelajaran dengan memilih gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami pengetahuan tersebut. h. Penyusunan Instrumen Evaluasi Evaluation Instrument Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan penugasan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusus telah dirumuskan. i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran Instructional Resourche Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuan, analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran yang baik dapat memotivasi peserta didik, melibatkan peserta didik, dan menjelaskan pembelajaran dengan lebih menarik. j. Pelayanan Pendukung Support Services Pelayanan pendukung adalah semua pihak yang ikut terlibat antara lain, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan. k. Evaluasi formatif Formative Evaluation Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. l. Evaluasi Sumatif Summarative Evaluation Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu. m. Revisi Perangkat Pembelajaran Revision Revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan, saran, dan penilaian yang diperoleh dari validasi perangkat oleh pakar. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain, 1silabus, 2RPPTH, 3LKS, dan 4instrumen penilaian. Pentingnya mengembangkan perangkat pembelajaran dikarenakan pelaksanaannya yang harus disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah, dengan demikian penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, kebutuhan daerah, serta karakteristik peserta didik di daerah tersebut Daryanto, 2014. 1. Silabus a. Pengertian Menurut Salim 1987 dalam Hidayat 2013:100 silabus dapat didefenisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok- pokok isi atau materi pelajaran”. Istila silabus diguinakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus diartikan pula sebagai rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokokpembelajaran, kegiatan pembelajaran, indiklator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. b. Pengembangan Silabus Pengembangan silabuss dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP pada atau Pusat Kegiatan Guru PKG, dan dinas Pendidikan. Daryanto dan Dwicahyono. c. Prinsip Pengembangan Silabus 1. Ilmiah artinya, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 2. Relevan artinya cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. 3. Sistematis artinya komponen-komponen silabus Saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. 4. Konsisten artinya ada hubungan yang konsisten ajek, taat asas antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5. Memadai artinya, cakupan indikator, materi pokok, materi pembelajaran, sumber belajar, dan sistem pembelajaran cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 6. Aktual dan Kontekstual artinya, cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7. Fleksibel artinya, keseluruhan komponen-komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksud agar kehidupan peserta didik peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya. 8. Menyeluruh artinya, komponen silabus mencakup seluruh ranah kognitif, afektif, psikomotorik. 9. Desentralistik artinya, kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing atau pun sekolah masing- masing. 2. RPPTH Dalam Kurikulum SD 2013, RPPTH disusun dalam satu pembelajaran harian dengan memadukan beberapa muatan pelajaran yang terikat pada tema tertentu dan sering disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian RPPTH. Menurut Purwanto 2014:87 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar atau inti yang telah ditetapkan dalam standar isi standar kurikulum yang memuat: 1. Identitas nama sekolah, kelassemester, temasubtema, pertemuan ke dan alokasi waktu. 2 Kompetensi Inti. 3. Kompetensi dasar. 4. Indikator. 5. Tujuan pembelajaran. 6. Materi pembelajaran. 7. Pendekatan dan Metode. 8. Media, alat dan sumber. 9. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 10. Penilaian. Menurut Permendiknas No. 65 Tahun 2013 dalam Kemendikbud 2014: 106, Rencana Pelaksanaan Harian Tematik Harian merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka yang digunakan untuk satu kali pertemuan atau lebih. Kegiatan yang ditulis dalam RPPTH, dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema yang berpedoman pada silabus. Pada Kurikulum SD 2013, kegiatan yang dikembangkan dalam RPPTH harus menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Komponen yang terdapat dalam RPPTH antara lain: a identitas RPPTH, b Kompetensi Inti, c Kompetensi Dasar dan Indikator, d Tujuan Pembelajaran, e Materi Ajar, f Pendekatan dan metode, g Media, Alat dan Sumber Belajar, h langkah-langkah kegiatan pembelajaran, i penilaian Kemendikbud. 2014: 106-109. Penilaian yang digunakan dalam Kurikulum SD 2013 adalah penilaian otentik. Penilaian dilakukan pada ranah pengetahuan, keterampilan, sikap sosial dan sikap spiritual. Pada pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini, penilaian yang digunakan yaitu tes tertulis, tes lisan, performance, produk, dan observasi. Pada Lembar Kerja Siswamengembangkan pendidikan karakter budaya lokal. Kegiatan yang dilakukan pada Lembar Kerja Siswa mencerminkan pendekatan saintifik dan dibuat agar siswa dapat mempelajari sesuatu yang terkait dengan kehidupan yang dialaminya Kemendikbud. 2014: 42. 3. LKS lembar kerja siswa Menurut Daryanto dan Dwicahyono 2014:175, lembar kerja siswa student work sheet adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas- tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau lembaran kegiatan yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupateori atau praktik. Tahapan untuk menyusun LKS adalah, melakukan analisis kurikulum yang terdiri dari KI, KD, indikator, dan materi pembelajaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS, menulis LKS, menentukan alat penilaian. Struktus penyusun LKS secara umum antara lain: 1. Judul, mata pelajaran, semester, tempat 2. Petunjuk belajar 3. Kompetensi yang akan dicapai 4. Indikator 5. Informasi pendukung 6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7. Penilaian. 4. Instrumen Penilaian a. Pengertian Menurut Daryanto 2014:15 penilaian merupakan serangkain kegiatan untuk memperolaeh, menganalisi atau menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. b. Prinsip dan Pendekatan Penialaian. Menurut Imas dan berlin 2014:49 mengatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

B. Penelitian yang Relevan