Penguatan Pendidikan karakter Kajian Pustaka

terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajarankompetensi muatankompetensi program, dan proses. d. Prinsip dan pendekatan penilaian Menurut Kurinasih dan Sani 2014:49 mengatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

b. Penguatan Pendidikan karakter

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona 1991 dalam Mahmud 2012: 23 adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya. Menurut Scerenko 1997 dalam Samani dan Hariyanto 2012:45 mengatakan bahwa pendidikan karakter dimaknani sebagai upaya yang sugguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diperdayakan melalui keteladanan, kajian sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar, serta praktik emulasi usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikma dari apa-apa yang diamati dan dipelajari. Pendidikan karakter adalah proses yang tak pernah berhenti. Pemerintah boleh berganti, raja boleh turun takhta, presiden boleh berakhir masa jabatanya, namun pendidikan karakter harus berjalan terus. Pendidikan karakter bukanlah sebuah proyak yang ada awal dan akhirnya. Pendidikan karakter diperlukan agar setiap induvidu menjadi orang yang lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga negara yang lebih baik. Raka,Geda dkk 2011:xi Jadi Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik- buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan itu sehari-hari dengan sepenuh hati. Penguatan pendidikan karakter sangat dibutuhkan bagi sekolah karena pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara. Dalam proses pembelajaran berdasarkan UUSPN Nomor 20 tahun 2003, terdapat empat faktor yang mendukung pendidikan karakter dibutuhkan di antaranya; 1. Melalui pemberian wewenang penuh terhadap satuan pendidikan sekolah yang didalamnya terdapat unsur guru sebagai pelaku utama pendidikan, diharapkan guru dapat lebih mengembangkan dan memberdayakan diri untuk mengembangkan potensi dan dimensi peserta didik agar mampu hidup bermasyarakat. 2. Tujuan pendidikan nasional sangat memberi perhatian dan menitikberatkan pada penanaman dan pembinaan aspek keimanan dan ketaqwaan. Hal ini sebagai isyarat bahwa pengembangan pendidikan karakter bangsa bersumber dari kesadaran beragama religius, artinya input, proses dan output pendidikan harus berasal dan bermuara pada penguatan nilai-nilai ketuhanan yang dilandasi keyakinan dan kesadaran penuh sesuia agama yang diyakininya masing-masing. 3. Strategi pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah penekanan pada empat pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO, yaitu belajar mengetahui leraning to know, menjadi dirinya sendiri learning to be, belajar bekerja learning to do, dan belajar hidup bersama learning to live together. Pengembangan kurikulum program belajar pendidikan dasar harus memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih bebas dan mempunyai pandangan sendiri yang disertai dengan rasa tanggung jawab pribadi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan hidup pribadinya atau tujuan bersama sebagai anggota masyarakat. 4. Menjadi hakekat dari pendidikan karakter. Jadi, sekolah sangat dituntut dalam membangun penguatan pendidikan karakter dengan baik dan serius, karena pendidikan sangat penting terutama pendidikan karakter, selain pendidikan karakter yang hanya mendidik pemikiran tanpa membangun karakter maka sulit untuk diharapkan bisa membangun masa depan diri, serta masa depan bangsa.

c. Pendekatan tematik integratif